Sepakbola
Surat Terbuka untuk Shin Tae-Yong: Kami Merindukan Kemenangan Timnas Indonesia
Pemerhati sepakbola Wina Armada Sukardi menuliskan surat terbuka untuk pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae Yong.
Pelatih Shin Tae-yong yang terhormat,
Kesemua faktor-faktor itu tentu pada akhirnya ditujukan untuk membentuk kesebelasan Indonesia yang tangguh yang memiliki prestasi tinggi.
Tanpa adanya penampilan kesebelasan Indonesia yang berhasil menggapai hasil optimal, kesemua itu menjadi hampir tidak memberikan kesan berarti.
Tujuan semua proses itu adalah bermuara pada adanya kesebelasan nasional Indonesia yang tangguh dan berprestasi.
Dan terus terang aja, inilah yang selama ini belum coach Shin Tae-yong beritakan
Kami bukannya tidak faham untuk membentuk budaya sepak bola yang tangguh dan berprestasi bukan perkara simsalabin seperti sulap dalam sekejap bisa terjadi.
Kami pun menyadari untuk mempunyaai kesebelasan Indonesia yang tangguh dan beprestasi memerlukan proses dan waktu yang panjang. Kami faham sepenuhnya soal itu.
Namun dalam konteks itu pula, kami juga memerlukan kepastian ke arah mana kesebelasan nasional Indonesia mau berjalan.
Maaf, sebelumnya sebenarnya Indonesia juga memiliki banyak talenda pemain muda, tetapi faktanya lantaran tidak didukung budaya sepak bola yang kondusif untuk pemain, mereka tak pernah mengorbit sampai titik tertinggi. Mereka seakan ditelan zaman.
Kami sudah menunggu lebih dari sekitar tiga dekade datangnya kesebelasan Indonesia yang tangguh dan berprestasi.
Makanya kami terus terang saja haus terhadap kehebatan dan prestasi kesebelasan Indonesia.
Salah satu kepastian itu jika coach Shin Tae-yong mampu memberikan tanda-tanda adanya kemenangan dan prestasi yang baik dari kesebelasan Indonesia. Itu pertanda arah kepastian. Jika tidak, kami cuma melihat bayang-bayang baur yang dapat menimbulkan sejuta perdebatan.
Pelatih Shin Tae-yong yang terhormat,
Menyimak penampilan kesebelasan nasional, salah satu yang nampak kelemahan yang menonjol adalah operan atau passing kesebelasan Indoensia yang tidak akurat.
Akibatnya, bola yang sudah susah payah direbut atau dikuasai, malah dengan begitu mudah diberikan beralih ke lawan.
Terlepas begitu saja. Kelihatannya, pemain Indonesia yang menjadi anak asuh coach Shin Tae-yonh masih perlu diajarkan, terus diingatkan dan dididik dengan keras kembali, bagaimana melakukan hal-hal elementer seperti ini.
Kami juga menyaksikan, ketika para pemain Indonesia menguasai bola untuk membangun serangan, umumnya tak ada pemain yang berlari tanpa bola untuk mencari posisi terbaik menerima operan atau umpan.