Kuliner
Kalau ke Tanah Abang Harus Coba Bakso Urat Pak Jedot, Bisa Bikin Kepala Benjol Selesai Makan
Bakso dengan nama urat pak jedot ini sudah ada sejak tahun 2005 dan pembelinya adalah warga yang selesai berbelanja di sana.
Penulis: Miftahul Munir | Editor: Dian Anditya Mutiara
WARTAKOTALIVE.COM, TANAH ABANG - Pasar Tanah Abang, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat dikenal dengan pusat grosir pakaian oleh pedagang di seluruh Indonesia.
Namun siapa sangka, di sana ada bakso yang memiliki nama unik tepatnya di bawa tangga dekat pintu masuk Blok A Pasar Tanah Abang.
Bakso dengan nama urat pak jedot ini sudah ada sejak tahun 2005 dan pembelinya adalah warga yang selesai berbelanja di sana.
Dalam sehari, bakso urat pak jedot ini bisa menghabiskan sekitar 200 sampai 300 mangkok dengan harga per porsinya cukup murah yaitu Rp 15.000.
Bakso itu dinamai urat pak jedot oleh pelanggannya karena kepalanya sering kejedot setiap kali makan di sana.
Baca juga: Melihat Buruh Lapar, Irjen Fadil Imran Traktir Makan Bakso saat Demo di Depan Gedung DPR
Sebab, lokasi tempat makan ini berada di bawah tangga dan orang yang memiliki tinggi 170 cm sampai 180 cm harus menunduk ketika ingin duduk.
Maka para pelanggan yang ke Tanah Abang, belum lengkap rasanya jika tak datang ke bakso urat pak jedot.
Tamin pemilik bakso urat pak jedot mengaku, sudah banyak kepala pelanggannya yang terbentur bagian atas tangga.
"Kalau sampai berdarah tidak pernah, paling benjol aja, rata-rata ibu-ibu yang mengalami," jelasnya Sabtu (4/6/2022).
Tamin menjelaskan, ketika itu ia belum memberi nama baksonya karena ia hanya fokus berjualan saja.
Baca juga: Pembuat Info Hoaks Bakso Tikus di Karawang Akan Dipanggil Polisi Meskipun Sudah Hapus Postingan
Kemudian ada satu pelanggan yang sering kejedot usai makan di sana dan menyarankan agar diberi nama bakso urat pak jedot.
Akhirnya sejak tahun 2006 nama bakso urat pak jedot dipilih oleh Tamin hingga saat ini.
"Awalnya saya jualan sama orang tua saya, terus turun ke saya," ucapnya.
Tamin mengaku, ketika dirinya disuruh meneruskan usaha ayahnya, ia merasa keteteran karena banyaknya pembeli.
Ia pun akhirnya mencari karyawan untuk membantu dirinya berjualan dengan gaji sekitar Rp 3.000.000.
Saat ini sudah ada karyawannya, tapi ia tetap turun tangan membantu berjualan agar tak mengantre saat melayani pembeli.
"Omset saya perbulan itu sekira Rp 15.000.000, kita bisa juga nerima pesana acara pesta apapun," tutur pria berkaos hitam.
Tamin menambahkan, dari berjuakan ini, ia sudah bisa membawa anaknya berkuliah di perguruan tinggi di Karawang.
Karena ia merupakan warga asli Karawang dan keluarga semua berada di sana.
Di Jakarta ia tinggal di belakang Pasar Tanah Abang bersana dua karyawannya untuk mengolah baksi setiap harinnya.
"Kalau kita bolak balik Karawang kan jauh jadi tinggal di belakang sini," tegasnya.
Sementara itu, wanita bernama Ade (40) pelanggan bakso urat pak jedot sudah sering kepalanya terbentuk ketika berdiri.
Namun ia tak sampai luka apalagi berdarah dan kini Ade sudah lebih pro karena telah mengetahui tempat duduk agar tak kejedot.
"Kadang kalau lagi lupa suka kejedot tapi pelan, jidatnya kejedot," kata Ade.
Menurut Ade, dirinya sudah lama langganan dengan bakso urat pal jedot dari Tanah Abang sebelum ramai seperti sekarang.
Karena ia merupakan warga Kebon Kacang, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Rasa baksonya juga dinilai enak, sehingga ia setiap kali ke Tanah Abang selalu mampir ke bakso urat pak jedot.
"Enggak lah enggak pernah kapok karena kan hobi makan bakso," ujar wanita berhijab cream.