Kesehatan

Tidak Menjamin 100 Persen Hamil, Bayi Tabung Tetap Jadi Alternatif Utama Pasutri untuk Miliki Anak

Meski metode bayi tabung tidak menjamin 100 persen pasutri bisa memiliki anak, namun dr. Azhar Nurbahri, MD,mengatakan bahwa metode ini layak dicoba.

Penulis: Mochammad Dipa | Editor: Mochamad Dipa Anggara
Wartakotalive.com/Mochammad Dipa
Konferensi pers kampanye #SehangatHarapanIbu yang diselenggarakan atas kolaborasi bersama Alodokter, Telon Lang Plus, dan Morula Indonesia di RSU Bunda, Menteng, Jakarta, Kamis (2/6/2022). 

WARTAKOTALIVE.COM, MENTENG - Setiap pasangan suami istri (pasutri) tentunya sangat mendambakan kehadiran seorang anak.

Namun tidak semua pasutri bisa memiliki anak dalam waktu cepat. Untuk itu, metode bayi tabung menjadi alternatif utama bagi pasutri yang sudah lama menikah dan ingin memiliki anak.

Meski metode bayi tabung tidak menjamin 100 persen pasutri bisa memiliki anak, namun General Manager Medical Business & Operations Morula Indonesia dr. Azhar Nurbahri, MD, mengatakan bahwa metode ini layak dicoba.

“Program bayi tabung saat ini menjadi alternatif utama untuk memiliki buah hati. Ini dapat dibuktikan dari catatan Morula Indonesia telah beroperasi selama 24 tahun, dengan teknologi terbaru dan sertifikasi internasional, hingga saat ini telah membantu lebih dari 100.000 pasien baik dari Indonesia maupun di luar negeri,” ujar dr. Azhar dalam konferensi pers kampanye kolaborasi #SehangatHarapanIbu, di RSU Bunda, Menteng, Jakarta, Kamis (2/6/2022).

Menurut dr. Azhar, langkah awal dalam merencanakan program bayi tabung (IVF), pasangan suami istri harus dalam kondisi sehat dengan menjalani tes fertilitas untuk mengetahui kondisi kesuburan mereka, agar program kehamilan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat secara medis. 

“Tes kesuburan biasanya meliputi pengecekan kualitas sperma, kualitas rahim, leher rahim, indung telur hingga tuba falopi dan konsultasi gaya hidup yang mendukung kehamilan, hingga indikasi masalah infertilitas,” ujar dr. Azhar.

Selain itu, calon ibu dan calon ayah juga harus menyiapkan mental. Kemampuan mengelola emosi menjadi hal yang sangat penting dalam menjalani program bayi tabung.

“Yang susah itu stres. Stres ini harus dikurangi supaya bisa mendapatkan program bayi tabung yang sukses,” ujar dr. Azhar.

Ia menyebutkan, bahwa peluang kehamilan dari program bayi tabung pada setiap pasutri memang beragam.

Hal itu dipengaruhi dari faktor kesuburan baik dari sisi istri maupun erat kaitannya dengan kualitas sperma laki-laki.

"Keinginan punya anak kontribusi bersama, baik calon ibu juga calon ayah. Selama ini pikirnya hanya istri saja. Kalau dari pria paling banyak masalah pada sperma, jadi kondisi tidak memungkinkan punya keturunan," sebut dr. Azhar.

Dia kembali mengatakan, kalau dari sisi perempuan, ada sejumlah faktor yang menyebabkan tidak bisa hamil. Faktor yang paling berat karena usia.

“Kalau perempuan, misalnya menikah di atas usia 30 atau 35, atau ada penyakit endometriosis. Bisa juga karena sudah punya anak, lima tahun kemudian susah punya lagi, itu karena makin tua, reproduksi berkurang. Pada laki-laki juga, sperma yang tadinya nggak ada masalah, jadi ada masalah,” ujar dr. Azhar.

Selain itu, calon ibu dan calon ayah harus melakukan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat, misalnya dengan tidak merokok dan selalu mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang.

Melakukan pemeriksaan kesehatan dan perubahan gaya hidup tersebut penting dilakukan sebab pasangan suami istri harus dipastikan dalam kondisi sehat.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved