Sampah

Politisi PKB Geram Lihat Anies Baswedan Lamban Membangun Pengelolaan Sampah di Sunter

Politisi PKB Jamaludin Lamanda meminta Anies Baswedan sebelum pensiun membangun pengelolaan sampah ITF di Sunter, Jakarta Utara. Karena sangat penting

Warta Kota/ Yolanda Putri Dewanti
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tak lama lagi pensiun, namun masih menyisakan sejumlah pekerjaan yang belum beres seperti ITF di Sunter. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah mendapat usulan untuk mengultimatum pembangunan Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter, Jakarta Utara yang mandek di tengah jalan.

Pasalnya, sejak dipimpin enam gubernur dari tahun 2011 lalu, proyek tersebut baru sebatas penunjukkan mitra investor.

Baca juga: Komnas PA Salut pada Kinerja Polres Karawang yang Cepat Mengungkap Kasus Pembunuhan Bocah 14 Tahun

“Barangkali melalui kesempatan ini, kita ultimatum saja Ibu Ketua,” kata anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Jamaludin Lamanda saat rapat kerja dengan Jakpro dan Dinas LH DKI Jakarta, Senin (23/5/2022).

“Sampai gubernur berakhir masa periodenya ini tidak terwujud apa yang direncanakan, jadi bubar saja,” imbuhnya.

Menurut Jamaludin, sebetulnya Pemerintah DKI mampu membangun ITF senilai Rp 4 triliun menggunakan dana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

Baca juga: Maesyal Rasyid Dorong FKDM Antisipasi Perilaku Penyimpangan Sosial yang Rugikan Masyarakat

Bahkan skema pembangunannya juga bisa seperti proyek Jakarta International Stadium (JIS), yang sekitar Rp 3,5 triliun didapat dari pinjaman pemerintah pusat.

Wakil Ketua Fraksi PKB-PPP DPRD DKI Jakarta ini lalu menyindir Pemprov DKI Jakarta yang terkesan lebih mengutamakan proyek JIS dibanding ITF.

Menurut Jamaludin, masyarakat lebih membutuhkan ITF, dibanding JIS karena ITF mampu mengelola sampah dengan baik.

Politisi PKB Jamaludin Lamanda.
Politisi PKB Jamaludin Lamanda. (kastara.id)

“Kalau masyarakat Jakarta disensus mau ngomong lebih penting ITF Sunter daripada JIS, ya olahraga masih bisa ditunda,” ucapnya.

“Tapi kalau sampah ini nggak bisa, ini menyangkut hajat hidup orang banyak, menyangkut banyak aspek yang berpengaruh di dalamnya,” jelas Jamaludin.

Baca juga: Dua Warga Binaan Lapas Pemuda Tangerang Diciduk BNNP Banten

Dalam kesempatan itu, Jamaludin juga menyinggung soal duit yang dikeluarkan Pemerintah DKI untuk mengelola sampah di TPST Bantargebang di Kota Bekasi.

Dibanding mengalokasikan duit setiap tahun hingga Rp 239 miliar untuk menumpuk sampah di sana, sebaiknya pemerintah daerah membangun ITF.

“Saya orang awam Ibu Ketua (Ida Mahmudah), nggak ngerti teknis, yang penting perencanaan intinya adalah wujud nyata. Karena ini menyangkut kepentingan orang banyak,” imbuh Jamaludin.

Petugas dengan alat berat sedang mengangkat sampah sisa-sisa sampah banjir di Kali Sunter, Makasar, Jakarta Timur, Senin (22/2/2021).
Petugas dengan alat berat sedang mengangkat sampah sisa-sisa sampah banjir di Kali Sunter, Makasar, Jakarta Timur, Senin (22/2/2021). (Wartakotalive.com/Henry Lopulalan)

“Jadi, kita ultimatum saja sampai Gubernur berakhir bulan Oktober, karena tidak ada perkembangan yang berarti ya berhenti saja ITF Sunter,” lanjutnya.

Setelah itu, ujar Jamaludin, pemerintah daerah bisa membuat perencanaan baru yang pembangunannya melalui skema APBD. Dia berdalih, pemerintah daerah mampu membangun ITF menggunakan duit sendiri karena ditopang anggaran paling besar di daerah lain di Indonesia.

“APBD kita mampu untuk itu karena banyak hal lain yang bisa kita hemat, termasuk bisa kita pangkas anggaran yang diajukan oleh pak Asep (Kadis LH DKI Jakarta) nanti. Setiap tahun kita (keluarkan) Rp 239 milyar ya pak Asep, tiap tahun kewajiban kita untuk mengganti kerusakan lingkungan yang ada di Kota Bekasi itu,” jelasnya.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved