Berita Bogor
Fitri Kisahkan Detik-detik Mencekam Terjadinya Tanah Longsor di Cijeruk yang Tewaskan Empat Warga
Plt.Bupati Bogor, Iwan Setiawan, mengungkapkan duka cita yang mendalam kepada seluruh korban bencana longsor.
Penulis: Hironimus Rama | Editor: Feryanto Hadi
Tim bergerak bersama beberapa jajaran diantaranya, Satpol PP, PMI Kabupaten Bogor, Damkar, Dinas Sosial, Linmas Desa Cipelang, Polres Bogor, Polsek Cijeruk, Babinsa Cijeruk, Bhabinkamtibmas Cijeruk, Karang Taruna, dan unsur masyarakat lainnya.
Pencarian dan evakuasi korban tanah longsor dilakukan hingga Minggu (22/5/2022) pukul 03.00 WIB.
Tiga korban jiwa atas nama Duduh, Uum, dan Nafis sudah ditemukan, sementara korban atas nama Eneng masih dalam pencarian. Pencarian korban akan dilanjutkan pada hari ini.
Kesaksian korban
Kelopak mata Fitri (32), korban tanah longsor di Kampung Pasir Pogor, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, tampak masih bengkak.
Bola matanya juga masih terlihat memerah.
Lengan bagian kirinya tampak memar. Begitu pun bagian kakinya tampak jelas ada sedikit luka memar ringan.
Wanita yang kini hamil 8 bulan ini terduduk lemas di rumah saudaranya di Kampung Pasir Pogor, RT 01/04, Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor.
Dia tampak tabah menerima ucapan bela sungkawa dari tetangga dan sahabatnya yang terus berdatangan pada Minggu (22/5/2022) sore.

Kepada Wartakotalive.com, dia mengenang kembali detik-detik menjelang tanah longsor menghancurkan rumahnya dan membuat suaminya harus meregang nyawa.
"Saat kejadian, saya berada di dalam rumah. Saya melihat ada banyak air keluar dari sela-sela bentengan (turap) vila yang ada di atas rumah. Tak lama kemudian bentengan retak dan ambrol," kata Fitri di Cijeruk, Minggu (22/5/2022) sore.
Bersama tiga anaknya, dia lalu lari ke arah dapur untuk menyelamatkan diri. Namun baru sampai di pintu dapur, runtuhan rumah sudah menghimpit tubuh mereka.
"Saya langsung membungkuk memeluk tiga anak saya. Dua anak di depan dan satu lagi di samping saya," ujar Fitri.
Dia merasakan beratnya material rumah yang menghimpit mereka.
Dari puing-puing reruntuhan rumah ia berusaha sekuat tenaga berdiri dan menengadah ke atas.