Jadi Pemantau Internasional, KPU Saksikan Penghitungan Suara Pemilu Filipina Cuma Lima Jam

Dalam penyelenggaraan pemilu nasional dan lokal Filipina, KPU bertindak sebagai pemantau internasional.

tribun jabar
Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjadi saksi pelaksanaan modernisasi pemilu di Filipina, Senin (9/5/2022) lalu. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjadi saksi pelaksanaan modernisasi pemilu di Filipina, Senin (9/5/2022) lalu.

Dalam penyelenggaraan pemilu nasional dan lokal Filipina, KPU bertindak sebagai pemantau internasional.

Pemilu Filipina merebutkan 77 posisi nasional dan 18.103 posisi lokal, dengan 55.572 kontestan yang bertarung.

Baca juga: Geledah Dua Lokasi di Bogor dan Bandung Terkait Kasus Suap Ade Yasin, KPK Temukan Uang Lagi

Total jumlah pemilih sebanyak 67.745.529 orang (dalam negeri), dan overseas voting (pemungutan suara luar negeri) dengan 1,7 juta pemilih, dengan TPS dibuka mulai jam 6 pagi dan ditutup jam 7 malam.

Jumlah tempat pemungutan suara (TPS) sebanyak 37.141 TPS, tersebar di seluruh wilayah Filipina, sedangkan proses pengumpulan data dan penghitungan suara Pemilu Filipina berlangsung pada 9-16 Mei 2022.

Anggota KPU Idham Holik yang memimpin delegasi Indonesia mengatakan, penghitungan suara berlangsung begitu cepat, hanya memakan waktu 2 - 5 jam.

Baca juga: UPDATE Covid-19 RI 10 Mei 2022: 20 Pasien Meninggal, 659 Sembuh, 456 Orang Positif

"Perolehan suara dapat sampai ke pusat dan dilakukan rekapitulasi secara penuh sehingga menjadi hasil resmi."

"Semua proses ini tidak membutuhkan waktu berhari-hari, dan tidak memakan korban bagi para penyelenggara di lapangan," ungkap Idham, Selasa (10/5/2022).

Cepatnya proses pemilu di Filipina lantaran menerapkan teknologi Smartmatic, yakni sebuah teknologi canggih yang diaplikasikan ke lebih dari 78 ribu titik pemungutan suara, dan dapat diikuti lebih dari 80 juta orang.

Baca juga: RSDC Wisma Atlet Kemayoran Tinggal Rawat Dua Pasien, Warga Jakarta, Pria dan Wanita

Selain itu diterapkan pula mesin Vote Counting Machine (VCM), yang berfungis memindai surat suara dan dapat menerbitkan struk bukti total hasil perhitungan suara dari pilihan pemilih di setiap TPS.

Untuk daerah yang belum terjangkau internet, diterapkan teknologi penunjang, yakni menggunakan alat yang bisa mentransmisikan hasil ke satelit.

Pemilu di Filipina, kata Idham, juga memberikan pelajaran untuk meningkatkan partisipasi perempuan.

"Ada banyak sekali pengalaman dan kebijakan yang menarik yang bisa dipelajari di Filipina, untuk meningkatkan kualitas praktik demokrasi elektoral yang berkeadilan gender," bebernya. (Danang Triatmojo)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved