Berita Jakarta

Anies Baswedan Ulang Tahun ke-53, Simak Profil Lengkapnya, dari Pendidikan, Karier hingga Prestasi

Anies Baswedan resmi terjun ke dunia politik pada 2013 setelah lama bergelut dengan dunia sosial dan pendidikan.

Editor: Feryanto Hadi
Jobstreet
Anies Baswedan 

Tidak hanya itu, Anies Baswedan juga pernah menjadi peneliti utama di Lembaga Survei Indonesia (LSI).

Pada 15 Mei 2007, Anies Baswedan ditunjuk menjadi Rektor Universitas Paramadina menggantukan Nurcholish Madjid.

Anies Baswedan yang saat itu masih berusia 38 tahun pun menjadi rektor termuda di Indonesia.

Majalah Foreign Policy bahkan memasukkan Anies Baswedan ke dalam daftar 100 Intelektual Publik Dunia.

Anies Baswedan kemudian merintis Program Beasiswa di Universitas Paramadina pada 2008 yang ia namai Paramadina Fellowship.

Program beasiswa tersebut mengadopsi konsep yang biasa digunakan oleh universitas-universitas di Amerika Utara dan Eropa dengan menyematkan nama sponsor sebagai predikat penerima beasiswa.

Pada Pemilu 2009, Anies Baswedan menjadi moderator debat capres.

Ia kemudian dipilih sebagai juru bicara Tim-8 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada akhir 2009.

Tim-8 ini bertugas untuk menangani kasus sangkaan pidana terhadap pimpinan KPK yaitu Bibit dan Chandra. (3)

Pada 2010, Anies Baswedan mendirikan Gerakan Indonesia Mengajar sekaligus menjadi ketua gerakan tersebut.

Karier Politik dan Pemerintahan

Anies Baswedan resmi terjun ke dunia politik pada 2013 setelah lama bergelut dengan dunia sosial dan pendidikan.

Anies Baswedan saat itu maju sebagai peserta konvensi calon presiden yang diselenggarakan oleh Partai Demokrat.

Namun konvensi tersebut akhirnya tidak berakhir sesuai harapan, Partai Demokrat bahkan tidak mengusung calon presiden pada Pilpres 2014.

Anies Baswedan kemudian merapat ke kubu pemenangan Capres Joko Widodo – Jusuf Kalla.

Dalam tim tersebut, Anies Baswedan didaulat sebagai juru bicara tim pemenangan Capres dan Cawapres Joko Widodo – Jusuf Kalla.

Sukses mengantarkan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden, Anies Baswedan kemudian ditunjuk oleh Jokowi sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Selama menjabat sebagai Mendikbud, Anies Baswedan melakukan gebrakan yang cukup signifikan.

Anies Baswedan memisahkan Dirjen Dikti dari Kemendikbud dan menggabungkannya dengan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

Anies Baswedan juga melakukan pembenahan terhadap seleksi terbuka Kemendikbud.

Selain itu, Anies Baswedan juga melakukan distribusi Kartu Indonsesia Pintar (KIP), membuat program sekolah aman, serta mengimbau para orangtua untuk mengantar anaknya ke sekolah pada tahun ajaran baru.

Anies Baswedan juga menerapkan kurikulum pendidikan terbaru serta mnyebarkan guru-guru berkualitas supaya merata di semua wilayah hingga melakukan reformasi ujian nasional.

Meski cukup banyak prestasi yang ia raih ketika menjabat sebagai mendikbud, namun Anies Baswedan akhirnya dicopot oleh Presiden Joko Widodo.

Anies Baswedan kemudian digantikan oleh Muhadjir Effendy pada pertengahan 2016. (4)

Pada Pilkada DKI Jakarta 2017, nama Anies Baswedan kembali menarik perhatian publik.

Anies Baswedan diusung sebagai calon gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Sandiaga Uno oleh Partai Gerindra.

Anies Baswedan terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta setelah pada putaran kedua berhasil mengalahkan Basuki Tjahja Purnama (Ahok) – Djarot Saiful Hidayat.

Pada putaran kedua tersebut, Anies Baswedan mendapat suara sebesar 57,96 persen sedangkan Ahok – Djarot hanya memperoleh 42,04 persen suara.

Anies Baswedan pun terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2017 – 2022. (5)

Kontroversi

Awal menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan kerap mendapat sorotan dari publik karena kebijakan-kebijakan yng dibuatnya.

Terlebih, saat kampanye Pilkda DKI Jakarta 2017 muncul friksi di antara warga DKI Jakarta, karena isu SARA.

Selain isu SARA, Gubernur DKI Jakarta sebelum Anies, yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) adalah pejabat publik yang dikenal luas di Indonesia dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Baru tiga bulan menjabat, setidaknya ada lima kebijakan Anies Baswedan yang menuai pro dan kontra.

Pertama adalah kebijakan Anies Baswedan soal legalisasi becak di permukiman DKI Jakarta.

Kebijakan ini dinilai oleh sebagian pihak sebagai bentuk kemunduran karena tidak selaras dengan semangat untuk mendorong orang beralih ke transportasi massal.

Selain itu, becak juga dinilai akan sulit bersaing dengan moda transportasi lain seperti bajaj atau ojek online.

Kebijakan berikutnya yang sempat menarik perhatian publik adalah pencabutan hak guna bangunan (HGB) Pulau D di kawasan Teluk Jakarta.

Pulau D merupakan satu di antara 17 pulau yang akan direklamasi.

Pencabutan tersebut menurut Anies karena Pemprov DKI sedang melakukan kajian mendalam dan komprehensif terkait kebijakan serta pelaksanaan reklamasi di Pantai Utara Jakarta serta memastikan proses reklamasi berjalan sesuai prosedur.

Kebijakan itu pun menuai protes, terutama dari pihak pengembang.

Kontroversi berikutnya yaitu meroketnya gaji untuk ketua dan anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP).

Gaji ketua dan anggota TGUPP yang tadinya hanya Rp 2,3 miliar naik tajam menjadi Rp 28,5 miliar pada rancangan APBD DKI 2018.

Melonjaknya honor ketua dan anggota TGUPP tersebut karena Anies Baswedan ingin menambah jumlah ketua dan anggota TGUPP yang tadinya hanya berjumlah 15 orang menjadi 73 orang.

Selain itu, kebijakan soal pedagang kaki lima (PKL) di Tanah Abang dan juga motor yang diizinkan melintas di kawasan Thamrin juga sempat mendapat perhatian publik. (6)

Yang terbaru, Anies Baswedan kembali mendapat sorotan publik ketika ia menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di pulau reklamasi.

Kebijakan tersebut dinilai telah mengecewakan pendukungnya, terutama mereka yang menolak reklamasi. (7)

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memimpin kegiatan pemusnahan miras tanpa izin (ilegal) di Lapangan Silang Monas Tenggara, Jakarta Pusat, Senin (27/5/2019). Warta Kota/Feri Setiawan

Penghargaan hingga tahun 2010

(1987) AFS Intercultural Program, Milwaukee High School, Wisconsin, AS

(1993) JAL Scholarship

(1997-1998) Fulbright Scholarship

(1998) William P Cole III Fellowship, Universitas Maryland

(1998) ASEAN Students Assistance Awards Program

(1999-2003) Indonesian Cultural Foundation Scholarship

(2004-2005) Gerald Maryanov Fellow, Northern Illinois University

(2005) William P. Cole III Fellow di Maryland School of Public Policy, ICF Scholarship, dan ASEAN Student Award

(2008) 100 Intelektual Publik Dunia versi Foreign Policy

(2009) Young Global Leaders versi Economic Forum

(2010) 20 Pemimpin Masa Depan Dunia versi majalah Foresight

(2010) Nakasone Yasuhiro Awards oleh International Policy Studies (IIPS)

(2010) 500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia versi Royal Islamic Strategic Studies Centre (8)

(TribunnewsWIKI/Widi Hermawa)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved