Berita Karawang
Satwa Liar Langka Katak Bertanduk Ditemukan di Pengunungan Sanggabuana Karawang
Jumlah katak bertanduk yang kadang disebut Asian Spadefoot Toad berhasil diidentifikasi pada hari pertama ada 2 ekor dengan jenis kelamin jantan
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Feryanto Hadi
Katak bertanduk ini, jika ditemukan di Sanggabuana menjadi indikator positif, karena keberadaan katak ini sering dijadikan indikator lingkungan. Kalau masih ada katak bertanduk berarti ekosistemnya masih bagus. Paling tidak ini menjadi indikator juga untuk upaya pelestarian dan perlindungan yang dikerjakan SCF berada dijalur yang benar.
"Keberadaan herpetofauna sangat penting dalam rantai makanan dan menjadi bioindikator lingkungan," tutup Bernard.
Sesuai namanya, katak unik ini mempunyai tanduk di kepala, tepatnya diatas kedua matanya. Kedua tanduk katak dari suku Megophrydae ini sebenarnya adalah perpanjangan dermal pada bagian mata yang menyerupai tanduk. Tanduk palsu atau tonjolan yang merupakan perpanjangan dermal ini tidak hanya ada di atas kedua matanya, tetapi juga tampak di bagian hidung yang meruncing.
Katak bertanduk jawa, di alam merupakan salah satu amphibi yang jago kamuflase. Katak ini biasa bersembunyi dibalik serasah daun di dasar hutan, hingga kadang disebut katak serasah.
Biasanya katak bertanduk jawa tidak banyak bergerak, dan aktif pada malam hari, hingga susah untuk ditemukan. Katak endemik jawa ini mempunyai ukuran sampai sekitar 10 cm untuk katak betina, sedangkan yang jantan berukuran lebih kecil.
Katak bertanduk biasa ditemukan di dataran menengah sampai dataran tinggi di ketinggian 2000 m dpl.
Katak bertanduk mempunyai warna tubuh cokelat keabu-abuan sampai cokelat kemerah-merahan. Terdapat bintik kehitaman dibawah mata dan sepasang bentol di belakang diantara kedua kakinya. Warna yang mirip serasah daun ini membantu katak bertanduk berkamuflase dengan kondisi hutan.