Pabrik Minyak Goreng Bakal Dibangun BUMD, Wakil Gubernur DKI Jakarta: Itu Butuh Dana Tidak Sedikit

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta berencana membuat pabrik minyak goreng ditanggapi Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria.

Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: PanjiBaskhara
Wartakotalive.com/Desy Selviany
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta berencana membuat pabrik minyak goreng ditanggapi Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Rencananya, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta buat pabrik minyak goreng.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria akui rencana tersebut disusun demi memastikan ketahanan pangan warga Jakarta.

"Prinsipnya tugas Pemprov memastikan kebutuhan pangan, sembako bagi masyarakat dan harga terjangkau," ujar pria yang akrab disapa Ariza di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (24/3/2022) malam.

Politikus partai Gerindra ini juga mengatakan, rencana tersebut masih dalam proses penjajakan PT Food Station Tjipinang Jaya.

Lantaran, kata dia, untuk pembangunan pabrik minyak goreng membutuhkan anggaran yang cukup banyak.

"Nanti bakal dilihat sejauh mana kebutuhan, kemampuan, dan peluang yang mungkin. Itu kan butuh dana yang tak sedikit juga, apakah dimungkinkan, nanti kita lihat," jelas dia.

Sebelumnya diketahui, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Pamrihadi Wiraryo, sebut bahwa pihaknya saat ini berencana membuat pabrik minyak goreng.

Pria yang karib disapa Pam ini juga menjelaskan saat ini Food Station memasuki tahapan penjajakan bersama dua perusahaan BUMD di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

"Penjajakan dengan Agro Jabar Jateng, itu adalah penjajakan untuk membuat pabrik minyak goreng," ucap Pam kepada wartawan di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (23/3/2022).

"Idealnya yang dekat pelabuhan, entah itu di Marunda atau di Surabaya atau mungkin di Kendal," ujarnya.

Ia berharap pembangunan pabrik minyak goreng itu dapat terlaksana pada tahun depan.

Dengan begitu, kata dia, pihaknya akan membahas lanjutan bersama dua BUMD lainnya.

"Tergantung ketika kerja samanya dalam bentuk apa. Kalau KSO kita bisa langsung lakukan tetapi kalau diharapkan atau diminta untuk membuat joint venture atau anak perusahaan, tentu saja butuh verifikasinya lebih lama karena ada persyaratan-persyaratan tertentu untuk membuat joint venture," paparnya.

Lantaran memiliki daya serap yang relatif sama dengan DKI Jakarta, alhasil Pam menggandeng dua BUMD, yaitu Agro Jabar dan Agro Jowo Jawa Tengah.

"DKI Jakarta penduduknya Rp 10 juta, Jabar Rp 35 juta Jateng RP 30 juta sehingga merupakan sinergi.

"Poinnya adalah ketika kita memproduksi market-nya atau pasarnya ada apa enggak.

"Sekarang pasarnya kan sudah digenggam nih, tinggal gimana kita memproduksinya," jelas dia.

(Wartakotalive.com/M27)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved