Perang Rusia Ukraina

Jenderal Rusia yang Membual Perang Ukraina Berakhir Dalam Beberapa Jam saja, Tewas

Namun nyatanya hingga kini Ukraina tak juga menyerah dan bahkan Rezantsev tewas terbunuh.

dailymail.co.uk
Letnan Jenderal Yakov Rezantsev, 48, komandan divisi senjata gabungan ke-49 Rusia, tewas dalam serangan angkatan bersenjata Ukraina. Rezantsev adalah Jenderal yang membual di hari keempat invasi bahwa perang akan berakhir dalam beberapa jam saja, dan pemerintahan Ukraina dikuasai militer Rusia 

WARTAKOTALIVE.COM -- Rusia telah kehilangan satu lagi jenderalnya dalam perang di Ukraina, Jumat (22/3/2022).

Jenderal yang tewas itu adalah Letnan Jenderal Yakov Rezantsev (48).

Ia adalah Komandan Divisi Senjata Gabungan ke-49 Rusia.

Rezantsev menjadi jenderal kelima Rusia yang tewas setelah diserang oleh Angkatan Bersenjata Ukraina di Ukraina Selatan.

Demikian diungkapkan sumber militer Ukraina di Kyiv, seperti dikutip wartakotalive.com dari dailymail.co.uk, Jumat (25/3/2022).

Dengan tewasnya Letnan Jenderal Yakov Rezantsev berarti tentara Rusia kini telah kehilangan 15 komandan militermya dalam sebulan.

Baca juga: Ini Jenderal Terkejam Rusia yang Dijuluki Tukang Jagal, Mutilasi Wajah Prajuritnya Karena Seragam

Ini sangat mengejutkan karena pasukan penyerang Putin ternyata menderita kerugian besar di tangan para pembela Ukraina yang gigih.

Letnan Jenderal Yakov Rezantsev yang tewas ini, sempat membual pada hari keempat perang, bahwa perang akan berakhir dalam hitungan jam saja.

Ia membual berakhirnya perang setelah pemerintah Ukraina menyerah kepada militer Rusia.

Namun nyatanya hingga kini Ukraina tak juga menyerah dan bahkan Rezantsev tewas terbunuh.

Baca juga: Rusia Ancam Perang Nuklir, AS Siagakan Pesawat Kiamat Boeing 747 yang Dijuluki Pentagon Terbang

Ia terbunuh setelah tentara Ukraina menghancurkan pos komando Angkatan Darat Rusia ke-49 di Ukraina selatan.

Tidak jelas lokasi pasti serangan itu.

Rezantsev sempat mengatakan kepada para tentaranya di hari keempat bahwa penempatan mereka di sana akan selesai karena Ukraina akan menyerah.

"Bukan rahasia bagi siapa pun, bahwa hanya ada beberapa jam sampai operasi khusus ini selesai," katanya waktu itu.

Dan sekarang jam-jam itu masih berjalan.

Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Akan Temui Jokowi Oktober Ini

Meskipun memobilisasi kekuatan antara 150.000 dan 200.000 tentara Rusia, Moskow telah gagal mengantisipasi apa pun.

Ini kemungkinan karena kegagalan intelijen Rusia.

Seorang perwira senior militer NATO mengatakan aliansi memperkirakan bahwa Rusia telah menderita antara 30.000 sampai 40.000 tentara korban di medan perang di Ukraina selama bulan pertama perang. Termasuk 7.000 sampai 15.000 tentara yang tewas.

Sementara sisanya ditangkan menjadi tawanan militer Ukraina, luka-luka dan mengalami demoralisasi.

Rezantsev adalah jenderal Rusia kelima yang diklaim Ukraina telah dibunuh sejak Rusia menginvasi negara mereka.

Sebelumnya Mayor Jenderal Oleg Mityaev (47) selaku Komandan Divisi Senapan Bermotor ke-150 tentara Rusia, tewas dalam pertempuran di kota Mariupol yang terkepung.

Sementara Mayor Jenderal Vitaly Gerasimov (45), tewas pada 7 Maret di luar kota timur Kharkiv.

Baca juga: Rusia Klaim Punya Bukti Baru AS Kembangkan Senjata Biologis Rahasia di Ukraina

Lalu Mayor Jenderal Andrey Kolesnikov, Komandan Tank Pengawal Divisi Kantemirovskaya, juga tewas dalam pertempuran pada 11 Maret dan Mayor Jenderal Andrei Sukhovetsky (47,) tewas dalam operasi khusus oleh penembak jitu pada 3 Maret 2022.

Kesalahan di awal operasi militer, termasuk perencanaan dan logistik yang buruk yang membuat kendaraan mogok karena kehabisan bahan bakar dan terjebak dalam lumpur.

Karenanya para Komandan dan Jenderal dipaksa ke depan untuk memperbaiki masalah sebelum diambil oleh Ukraina.

Hal ini mengakibatkan sejumlah jenderal Rusia tewas.

Baca juga: RUSIA Kehilangan 40.000 Tentara di Ukraina, NATO : Jenderal Rusia Kembali Tewas

Moskow tetap bungkam tentang kerugiannya di Ukraina.

Saaat ini hanya mengakui kematian satu jenderal dan sekitar 500 tentara.

Sementara Barat menempatkan angka antara 7.000 sampai 15.000 tentara Rusia tewas.

Ini berarti kerugian besar bagi Putin.

Baca juga: Zelensky Sebut Rusia Ingin Jajah Eropa Lewat Ukraina Sebagai Gerbang Masuk, Minta Paus Memediasi

Untuk menempatkan angka dalam konteks, jumlah tentara pasukan Rusia yang menjadi korban dalam tiga minggu pertempuran di Ukraina, seperti semua pasukan AS yang tewas di Afghanistan dan Irak dalam dua dekade.

Putin merencanakan invasi singkat dan tajam yang hanya berlangsung beberapa hari, dengan tujuan menggulingkan kepala pemerintah Ukraina dan memasang rezim boneka. 

Namun perkiraannya salah dan perang menjadi berkepanjangan dan menuntut biaya yang semakin besar.(bum)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved