Berita Jakarta
Warga Terganggu Bau dari RPH Dharma Jaya, Komisi B DPRD Minta Kelola Limbah
Limbah RPH Cakung milik Perumda Dharma Jaya mengganggu warga hingga Komisi B DPRD DKI turun tangan
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Dian Anditya Mutiara
Limbah RPH Dikeluhkan Warga, DPRD DKI Minta Dharma Jaya Kelola Sistem Limbah
WARTAKOTALIVE.COM, GAMBIR - Komisi B DPRD DKI Jakarta meminta Perumda Dharma Jaya untuk mengelola limbah rumah pemotongan hewan (RPH) Pulogadung, Jakarta Timur.
Sebab limbah bekas pemotongan hewan di sana dikeluhkan masyarakat karena menimbulkan bau tak sedap di lingkungan.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak mengatakan, persoalan ini tidak bisa diabaikan Pemprov DKI Jakarta.
Selain mengganggu dengan pencemaran bau tak sedap, dikhawatirkan limbah potong hewan tersebut menimbulkan penyakit bagi masyarakat.
“Beberapa RPH yang limbahnya itu agak sedikit mengganggu lingkungan, contoh yang di Pulogadung. Mungkin limbah dari bau ternak yang dipotong ini juga perlu pengolahan tersendiri,” kata Gilbert berdasarkan keterangannya pada Kamis (24/3/2022).
Baca juga: Satpol PP Kabupaten Bekasi Segel Gudang Perusahaan Pengelolaan Limbah di Cikarang karena tak Berizin
Gilbert mengaku sudah pernah mengkoordinasikan persoalan tersebut dengan Perumda Dharma Jaya.
Namun hingga saat ini belum ada tindaklanjut mengenai rencana kerja yang akan dilakukan BUMD DKI tersebut untuk mengatasi persoalan lingkungannya.
“Tidak ada ketentuan memang harus berapa jarak RPH dari perumahan. Akhirnya masyarakat yang tinggal dekat RPH betul-betul bau dari sisa pemotongan yang sangat mengganggu dan kadang membusuk,” ungkapnya.
Gilbert berharap seluruh RPH mampu mengelola limbahnya sendiri seperti yang telah diterapkan RPH Cakung sejak tahun 2018 silam.

Di sana kotoran dan sisa jerami makanan sapi mampu diolah menjadi pupuk kompos yang bisa dimanfaatkan oleh Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta.
“Sementara untuk RPH Kapuk yang menangani babi dan RPH Pulogadung yang menangani unggas belum menerapkan pengelolaan limbah secara baik,” imbuhnya.
Direktur Utama Dharma Jaya, Raditya Endra Budiman saat rapat bersama Komisi B beberapa waktu lalu mengakui telah berupaya untuk meminimalisir aroma tak sedap dengan mengangkut kotoran dan bangkai ayam maupun babi yang mati setiap hari.
Penanganan limbah sebenarnya sudah diantisipasi dengan mengangkut ayam-ayam yang mati dan sebagainya.
Namun pihaknya berjanji akan berkoordinasi dengan warga sekitar untuk mengupayakan agar aroma tak sedap bisa ditangani secepatnya.
“Tapi memang hasilnya tidak akan bisa 100 persen, tetap masih akan ada bau,” kata Raditya. (faf)