Berita Bekasi
Saifuddin Minta Menag Hapus 300 Ayat Alqur'an, MUI Kota Bekasi: Penghinaan, Sudah Keluar Jalur
Sekretaris Umum MUI Kota Bekasi, Hasnul Kholi menyebut apa yang disampaikan oleh Saifuddin Ibrahim itu telah masuk dalam ranah penghinaan
Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Feryanto Hadi
WARTAKOTALIVE.COM,BEKASI SELATAN --Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi ikut menanggapi mengenai pernyataan Pendeta Saifuddin Ibrahim yang meminta Menteri Agama (Menag) untuk menghapus 300 ayat Al-Qur'an.
Menurut Sekretaris Umum MUI Kota Bekasi, Hasnul Kholid, apa yang disampaikan oleh Saifuddin Ibrahim itu telah masuk dalam ranah penghinaan dan tentunya hal ini akan merusak kerukunan beragama yang ada di Indonesia.
"Itu sudah penghinaan sebetulnya itu. Itu penghinaan dia sudah keluar jalur, karena dia buka agama islam dan tidak tahu persis tentang hal itu. Itu sudah pelecehan dan penghinaan. Itu, tidak boleh lah. Itu merusak kerukunan beragama itu," kata Hasnul Kholid, Jumat (18/3/2022).
Baca juga: VIRAL Saifudin Minta Menag Hapus 300 Ayat Alquran, Tak Perlu Takut dengan Kadrun karena Ada Banser
Diungkapkan oleh Hasnul, jika ayat-ayat yang ada di dalam Al-Qur'an sendiri dianggap suci para umat islam.
Sedangkan Saifuddin Ibrahim seharusnya tidak berhak memberikan pernyataan seperti itu, karena dia tidak berasal dari agama islam.
"Bagi kebanyakan umat islam itu mensucikan firman-firman yang ada. Jangan kan 300 sepenggal pun tidak boleh (dihapus). Satu huruf pun ga boleh. Jangankan 300," katanya.
Jika pernyataan Saifuddin Ibrahim menganggap jika 300 ayat tersebut mengandung unsur ancaman, menurut Hasnul jika Saifuddin Ibrahim justru dianggap salah tafsir.
Sebab, tidak adapun satu ayat di Al-Qur'an yang mengandung ancaman, bahkan Saifuddin Ibrahim bukanlah dari agama Islam.
Baca juga: Bareskrim Bakal Dalami Konten Video Saifuddin Ibrahim, Mahfud MD Bilang Bikin Gaduh
"Tidak ada. Tidak ada. Tidak ada di alquran di ancam. Tidak ada ancaman harus di bunuh itu. Tidak ada seperti itu. Mungkin dia salah tafsir yang ingin mericuhkan suasana keragaman dan kerukunan umat beragama. Enggak ada untuk hal seperti itu," ujarnya.
Sebelumnya, Saifudin meminta Menag Yaqut Cholil Qoumas menghapus 300 ayat Al Quran.
Ia menyebut jika terdapat 300 ayat di Al-Qur'an yang memicu sikap intoleran, sikap radikal, hingga membenci orang lain yang berbeda agama.
Dia meminta 300 ayat tersebut dihapus.
"Bahkan, kalau perlu, Pak, 300 ayat yang menjadi pemicu hidup intoleran, pemicu hidup radikal dan membenci orang lain karena beda agama itu di-skip atau direvisi atau dihapuskan dari Al-Qur'an Indonesia. Ini sangat berbahaya sekali," kata Saifuddin Ibrahim.
Menag tak kenal Saufuddin
Plt Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama Thobib Al Asyhar memastikan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas tidak mengenal Pendeta Saifuddin Ibrahim.
Dalam sebuah video, Saifuddin mengatakan berulang kali menyampaikan sejumlah hal terkait situasi kehidupan keagamaan di Indonesia kepada Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Saifuddin dalam videonya menyinggung masalah kurikulum pesantren dan mengaitkannya dengan radikalisme, serta usulan menghapus 300 ayat Alquran.
“Gus Menteri tidak kenal dengan Pendeta Saifuddin Ibrahim," ujar Thobib melalui keterangan tertulis, Rabu (16/3/2022).
Menurut Thobib, selama ini tidak pernah ada pertemuan resmi antara Gus Menteri dengan Saifuddin.
Dia juga tidak menemukan dalam buku catatan tamu terkait agenda pertemuan Menag dengan Saifuddin.
"Gus Menteri tidak pernah mendengar apa yang diklaim Pendeta Saifuddin berulangkali dikatakan ke Menag," ucap Thobib.
Thobib menyayangkan pernyataan Saifuddin. Dirinya menilai yang disampaikan Saifuddin terkait pesantren dan ayat Alquran adalah hal yang salah.
"Tidak pada tempatnya Pendeta Saifuddin mengklaim pesantren melahirkan kaum radikal."
Baca juga: Ada Lima Fase dari Pandemi Menuju Endemi, Dokter Reisa Bilang Indonesia Ada di Tahap Kedua
"Dia lupa bahwa Gus Menteri terlahir dari lingkungan pesantren dan juga keluarganya memiliki pesantren," tutur Thobib.
Menurut Thobib, Yaqut tidak setuju dengan pernyataan Saifuddin tersebut.
Selama ini, Thobib mengatakan Yaqut selalu memprioritaskan kebijakan mengenai pesantren.
"Tentu Menag tidak setuju dengan pernyataan Pendeta Saifuddin."
"Gus Menteri bahkan menjadikan kemandirian pesantren sebagai salah satu program prioritasnya,” jelas Thobib.
Thobib juga menilai pernyataan Saifuddin tentang ayat-ayat Alquran, salah.
Alquran, kata Thobib, adalah kitab suci yang diyakini sempurna oleh Umat Islam.
Baca juga: Ribuan Banser Kumpul di Kendal, Tak Terima Marwah Gus Yaqut Diinjak-injak, Tunggu Aba-aba Perang
Thobib menilai tidak pada tempatnya tokoh agama mengeluarkan statement terkait kitab suci umat lain, apalagi dengan cara yang bisa menyinggung.
Yaqut, kata Thobib, selama ini terus mengajak tokoh agama untuk tidak menyampaikan pendapat, apalagi di muka umum, yang bukan menjadi kompetensinya.
Para tokoh agama, termasuk Saifuddin, menurut Thobib, semestinya lebih mengedepankan usaha untuk merajut kerukunan
