Ibu Kota Pindah

Ridwan Kamil Bawa Air dari Situs Sumur Binong untuk IKN Nusantara, Ini Sejarahnya

Salah satu air yang dibawa Gubernur Ridwan Kamil dari Situs Sumur Binong dibawa ke Ibu Kota Negara di Penajam Paser Utara

Wartakotalive/Joko Supriyanto
tanah dari Sumur Binong diambil untuk Ibu Kota Nusantara 

Mata Air Sakral dari Kranggan Bekasi yang Dibawa ke IKN Nusantara 

WARTAKOTALIVE.COM, JATISAMPURNA  - Beberapa waktu lalu Gubernur se-Indonesia membawa air dan tanah untuk di bawa ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Seperti yang dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dirinya membawa air dan tanah dari 27 Kabupaten/Kota se-Jawa Barat.

Dari puluhan wilayah di Jabar itu salah satunya, Kota Bekasi.

Setelah ditelusuri ternyata air yang dibawa oleh Kang Emil itu berasal dari Sumur Binong.

Sumur Binong merupakan salah satu dari tujuh mata Air yang ada di Kranggan, Kota Bekasi.

Baca juga: Studi Banding ke Sinarmas Land, Kementerian PUPR Siap Adopsi Pengembangan Kawasan BSD City di IKN

Tribunbekasi.com, sempat mengunjungi Sumur Binong yang kini menjadi cagar budaya Kota Bekasi itu.

Lokasinya pun cukup jauh dari sentral perkotaan di Kota Bekasi itu sendiri.

Ketika berkunjung ke lokasi, sangat terasa suasana pedesaan tanpa terlihat gedung-gedung mejulang. 

Infrastruktur jalan menuju ke lokasi pun sudah cukup bagus, dan bisa dilalui kendaraan.

Tepat di area pintu masuk, ada sebuah papan yang bertuliskan 'Situs Sumur Binong'

Baca juga: Sehari Usai Jokowi Lantik Kepala Otorita IKN, SoftBank Malah Mundur dari Proyek Ibu Kota Nusantara

Keberadaan Sumur Binong itu tepat berada di area belakang rumah kuncen Sumur Binong itu.

Menuju ke area belakang, terlihat ada anak tangga dari batu yang tersusun menurun ke area bawah menuju ke titik sumber mata air.

Sementara jika dilihat kanan kiri, hanya terlihat pohon-pohon bambu yang tersebar di beberapa titik.

Pohon-pohon besar yang mengeliling area itu membuat suasana di lokasi nampak terlihat rindang dan sejuk.

Bagi yang ingin datang ke area sakral ini, terlebih dahulu harus meminta izin kepada Madinah (32) sebagai kuncen di Sumur Binong itu.

Sumur Binong merupakan salah satu dari tujuh mata Air yang ada di Kranggan, Kota Bekasi.
Sumur Binong merupakan salah satu dari tujuh mata Air yang ada di Kranggan, Kota Bekasi. (Wartakotalive/Joko Supriyanto)

Saat ditemui oleh Tribunbekasi.com, pria yang akrab dikenal sebagai Pak Kembar ini enggan menceritakan sejarah terkait sumur Binong itu.

Bahkan dirinya pun tidak membenarkan atau menyalahkan terkait sejarah-sejarah yang beredar luas di kalangan masyarakat

"Kalau tentang sejarahnya hampura (mohon maaf) saya enggak mau ngomong tentang kesitu takut kesalahan. Karena kan warga sini tahunya sumur ini udah sakral aja," kata Madinah ditemui beberapa waktu lalu.

Keberadaan Sumur Binong sendiri diungkapkan oleh Madinah memang sudah banyak yang mengenal. Bahkan ia juga tak menampik ada beberapa warga yang datang ke tempat itu.

Kedatangan pun bermacam-macam keperluan.

Biasanya, warga yang datang untuk mengambil air hingga mandi di area sumber mata air itu.

Dibiarkan Alami

Kondisi Sumur Binong sendiri memang dibiarkan asri dan alami tanpa adanya pemugaran di area sumber mata air itu.

Hal ini diungkapkan oleh Madinah memang sengaja dilakukan, agar kondisinya seperti itu dari zaman ke zaman tanpa ada perubahan.

Perubahan hanya dilakukan pada area jalan yang dulu hanya tanah merah, kini sudah di semen.

Hal ini bertujuan agar warga yang datang lebih mudah untuk menuju ke sumber mata air itu.

Oleh karena itu rencana pemugaran pun selalu ditolak warga sekitar.

"Kalo pemugaran mah kita nolak, sampe prasastinya aja ditaro disono (di depan). pengen alami lah, kalo jalanan mah wajar," katanya.

YouTuber Menyesatkan

Aturan mengunjungi Sumur Binong sendiri setelah Madinah dipercaya menjadi kuncen, pasca ibunya meninggal dunia beberapa tahun lalu pun diperketat.

Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya YouTuber menyesatkan.

Oleh karena itu, warga setempat dan dirinya pun memasang aturan agar siapapun yang mengunjungi Sumur Binong itu harus mendapatkan izin, serta dilarang untuk mengambil gambar maupun video di area lokasi. 

Sebab menurut Madinah, beberapa kali ia kecolongan para YouTuber tanpa izin yang masuk ke area Sumur Binong itu.

Yang disesalkan oleh Madinah, informasi yang disampaikan justru dianggap menyesatkan yang justru akan menciderai sejarah yang ada.

"Dulu pernah kita kecolongan mereka masuk enggak awalnya minta izin mau ambil gambar video terus enggak diizinin lalu mereka masuk sendiri tanpa izin. Bikin konten kaya kerasukan kerasukan yang ngebodohin orang," ujarnya.

Dengan adanya konten-konten seperti itu, maka tentunya sejarah dari Sumur Binong sendiri akan rusak. Maka dari itu, dirinya pun saat ini lebih memperketat pengunjung yang datang. Hal ini untuk menjaga kesakralan dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab

IKN Nusantara 

Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bekasi, Deded mengatakan jika mata air dari Sumur Binong memang sempat dibawa ke IKN Nusantara beberapa waktu lalu.

Hal ini dilakukan sesuai arahan dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

"Saya mengambil yang dari Sumur Binong, yang di Jatirangga air dan tanahnya, Hari Jumat jam 9 diambil oleh orang Provinsi, itu disatukan dibawa ke IKN itu arahan dari pak Gubernur seperti itu informasinya," kata Deded.

Saat itu, Deded mengaku membawa sebanyak 1,5 liter air dan tanah sebanyak 1 kilogram.

Dipilihnya Sumur Binong dari mata air lainnya di Jatirangga, karena memang Sumur Binong sering digunakan acara-acara tertentu seperti muludan. 

"Saya pilih satu acak saja. Kebetulan sumur binong itu sering di pakai ritual itu, kalah muludan itu pakai ritual mandi tujuh sumur itu, salah satunya di Sumur Binong itu," ujarnya.

Mengenai sejarah, hingga saat ini menurut Deded juga ada cerita yang benar pas.

Sebab beberapa warga ataupun tokoh tertua hanya menganggap jika sumur itu sudah ada pada jaman dahulu, yang juga menjadi cikal bakal nama Jatirangga.

"Mereka hanya tau Kalo itu Sumur bahela sumur jaman bahela yang pernah entah di lewati entah di pakai oleh raden rangga, raden rangga itu nama tokoh atau legenda cikal bakal jatirangga itu. Tapi emang belum ada cerita yang pasti. Ini termasuk yang sedang kita cari terkait sejarahnya," ucapnya. (JOS)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved