Formula E dari Monas Pindah ke Ancol, Pengamat Kebijakan Publik: Berarti Planningnya Enggak Matang

Pengamat Kebijakan Publik Sugiyanto sebut proyek Formula E yang digagas oleh Pemprov DKI Jakarta dinilai tidak dirancang dengan baik.

Editor: PanjiBaskhara
Warta Kota/ Junianto Hamonangan
Ilustrasi: Pengamat Kebijakan Publik Sugiyanto sebut proyek Formula E yang digagas oleh Pemprov DKI Jakarta dinilai tidak dirancang dengan baik. 

WARTAKOTALIVE.COM - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dinilai tidak merancang dengan baik proyek Formula E.

Alhasil, muncul beberapa permasalahan dan kritikan dari aktivis lingkungan, masyarakat serta para pengamat.

"Kegiatan atau proyek Formula E itu tidak dirancang dengan baik, tidak dipersiapkan dengan apik gitu lho, intinya disitu."

"Kok bisa pindah-pindah dari Monas tiba-tiba ke Ancol, berarti kan planning-nya ini enggak matang, persiapannya enggak maksimal, itu poin pertama," tegas Sugiyanto, hari ini.

Lebih lanjut, Sugiyanto menyoroti biaya yang sudah di keluarkan untuk lokasi pemilihan pertama yang notabene batal digelar di Monas.

Apalagi aksi nenebang ratusan pohon yang mendapatkan kritikan masyarakat Jakarta itu juga keluarkan anggaran lumayan fantastis.

"Itu gimana pertanggungjawabannya? JakPro kan secara tidak langsung menggunakan duit masyarakat Jakarta."

"Karena JakPro kan juga mendapat modal daerah, gitu kan. Modal JakPro itu 100 persen modal daerah, sebenarnya menggunakan modal daerah itu," sebutnya.

Ia memandang bahwa pembangunan sirkuit Formula E yang kini berpindah ke Ancol itu cenderung dipaksakan akibat persiapan yang tidak matang.

"Karena tidak siap itu maka segala sesuatunya dipaksakan. Jadi harus jalan, nggak bisa ditunda lagi ini. DKI kekeuh, ngotot itu harus jalan," ucap Sugiyanto.

"Makanya dengan segala usaha itu maka dibuatlah sirkuitnya, walaupun menggunakan pondasi dari bambu itu. Konon katanya agar bisa lebih cepat," kata Sugiyanto lagi.

Lebih jauh, Sugiyanto pastikan jika perhelatan mobil balap listrik itu tidak terlaksana maka akan menjadi masalah besar bagi Anies Baswedan.

"Kalau tidak terlaksana ini maka akan menjadi masalah besar bagi Anies Baswedan, Gubernur DKI."

"Karena sudah keluar duit APBD itu 560 M ya, Commitment Fee aja ya. Commitment Fee itu semacam apa ya duit deal-dealan lah ya. Uang sirkuit itu beda lagi," jelasnya.

"Kalau nggak jalan ini urusannya bisa panjang. Walaupun jalan pun masih bermasalah karena ini kan masih ditangani KPK. Jadi kita tinggal wait and see aja, nantinya seperti apa," tambah Sugiyanto.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved