Berita Depok
Tegur Sekelompok ABG yang Bikin Gaduh, Pengemudi Ojol di Depok Justru Dikeroyok, Kepala Dibacok
Dengan perlawanan tak seimbang itu, Sumarto akhirnya dikeroyok dan disabet menggunakan senjata tajam berjenis pedang
Penulis: Vini Rizki Amelia | Editor: Feryanto Hadi
WARTAKOTALIVE.COM, PANCORAN MAS - Niat untuk melepas penat bersama teman dengan nongkrong di warung berubah menjadi petaka yang tak pernah diduga Sumarto (33) sebelumnya.
Pria yang berprofesi sebagai pengemudi ojek online (Ojol) ini menjadi korban pengeroyokan orang tak dikenal lantaran salah sasaran.
Kejadian bermula ketika dirinya tengah berkumpul bersama dua teman lainnya di sebuah warung tak jauh dari rumahnya yang berlokasi di Jalan Amil Saun, RT 02/17, Kelurahan/Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok.
Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Tanggung Ojol Korban Tabrak Lari hingga Rp1,2 miliar
"Saya lagi nongkrong sama teman, bertiga, yang satu tidur dan satunya lagi main hape dengerin musik, kedengaran dari balai kedengaran suara ramai-ramai kirain maling motor, saya langsung samperin," tutur Sumarto kepada Warta Kota di rumahnya, Jalan Amil Saun, Pancoran Mas, Kota Depok, Selasa (8/3/2022).
Dari hasil penelusurannya terhadap suara ramai-ramai itu, Sumarto melihat adanya segerombolan anak-anak baru gede (ABG) sedang berkumpul.
Lokasi sumber suara atau tempat gerombolan itu berkumpul dikatakan Sumarto berjarak kurang lebih 300 meter,
Saat menyambangi kelompok remaja yang menggunakan sepeda motor tersebut, ia hanya seorang diri.
Penasaran dengan kegiatan yang dilakukan para gerombolan tersebut, Sumarto pun bertanya kepada mereka mengenai apa yang ingin dilakukan mereka di kampung tempat Sumarto tinggal.
Pertanyaan itu pun dijawab dengan senjata tajam yang dikeluarkan para terduga pelaku yang berjumlah belasan orang tersebut.
Baca juga: Politisi Golkar Azis Samual Masih Tak Akui Perintahkan Eksekutor Keroyok Haris Pertama
Baca juga: Anggota DPRD Provinsi Jabar Waras Wasisto Sebut Butuh Dana Rp 16 M untuk Bangun SMA Negeri di Depok
"Dari situ mereka keluarin kayak samurai dan macam-macam alat senjata tajam. Sementara saya cuma modal kayu kecil yang dipakai buat pukul sekali langsung patah dan enggak punya senjata lagi," paparnya.
Dengan perlawanan tak seimbang itu, Sumarto akhirnya dikeroyok dan disabet menggunakan senjata tajam berjenis pedang yang melukai bagian kepala belakang dan lengan kirinya.
Lengan kirinya pun luka hingga dikatakan Sumarto terlihat bagian tulangnya, hal itu disebabkan lantaran dirinya mencoba membela diri dengan cara menangkis sabetan yang diarahkan kepadanya.
Darah yang mengucur tak membuat Sumarto pingsan ataupun kabur, dirinya justru mencoba memecah konsentrasi gerombolan tersebut dengan berbohong kepada mereka untuk segera pergi dan menyelamatkan teman-temannya yang sedang kritis dikeroyok warga.
"Saya bilang, sudah pergi sana bantuin temannya yang sekarat dikeroyok warga. Tapi ternyata mereka enggak pergi juga sampai akhirnya mereka pergi dan kondisi saya sudah berdarah di bagian kepala dan tangan," tuturnya.
Dari belasan terduga pelaku itu, Sumarto mengaku ada seorang diantaranya yang sempat meminta maaf akibat perbuatan yang dilakukan para gerombolan remaja tersebut.
"Maafin saya ya bang, setelah itu mereka pergi enggak tahu kemana. Saya balik ke warung terus langsung diantarkan ke rumah sakit ke Bakti Yudha, tapi karena kondisi luka saya berat akhirnya di rujuk ke (RS) Fatmawati," akunya.
Meski tak menjawab secara detail mengenai jumlah jahitan yang diterimanya atas peristiwa dini hari itu, Sumarto mengatakan dirinya masih dalam keadaan sadar saat dijahit pada bagian kepala maupun lengannya.
"(Kepala) dijahit luar dalam, tangan juga dijahit. Saya jalani operasi itu jam 2 siang dan saat itu masih sadar. Cuma setelah dijahit langsung tidur, baru tidur siang dari malam enggak bisa tidur bahkan sampai pas dijahit pun saya enggak bisa tidur," imbuhnya.
Baca juga: Modus Tanyakan SIM Pemotor lalu Minta Duit Rp 200 Ribu, Bripka Panca Karsa Dituntut 6 Bulan Penjara
Dengan penghasilannya tak seberapa sebagai pengemudi ojol, Sumarto harus menelan kenyataan untuk membayar sendiri seluruh biaya rumah sakit.
Bahkan, akunya, sampai pulang dari rumah sakit pun dirinya masih meninggalkan hutang di rumah sakit dan ditargetkan harus melunasi semua pembiayaan tiga hari setelah pulang.
"Yang baru dihitung itu total biayanya Rp 3 juta lebih, belum tahu totalnya berapa karena masih banyak yang harus dihitung lagi. Itu juga biayanya saya pinjam ke orang tua karena enggak punya duit," ujarnya.
Hingga saat ini, Sumarto mengaku masih merasakan sakit dibagian kepala dan lengan kirinya.
Pada bagian kepala belakang bawah, diakuinya masih terus mengeluarkan darah meski sudah menjalani operasi untuk menutup luka yang menganga di kepalanya.