Berita Video
Cegah Anak Kecanduan Gadget Selama Pandemi Covid-19, Ini Dia Tipsnya
Hal ini disampaikan oleh Psikolog dari Universitas Pancasila , Aully Grashinta, M.SI, PSI. dalam Talkshow Psikologi.
Penulis: Joanita Ary |
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Menjadi orangtua di masa digital ini diperlukan juga kreatifitas yang sangat tinggi dan mampu mengatasi tantangan. Terutama jika memiliki anak yang aktif dalam tumbuh kembangnya.
Hal ini disampaikan oleh Psikolog dari Universitas Pancasila , Aully Grashinta, M.SI, PSI. dalam Talkshow Psikologi yang membahas tentang Kesehatan Mental, Selasa (29/6/2021).
Aully menilai bahwa penggunaan gadget saat ini tidak bisa dihindari karena setiap aktifitas pasti menggunaka gadget bahkan semakin berlebihan pada masa pandemi Covid-19.
Sehingga diperlukan langkah-langkah tepat untuk menerapkan pola asuh di era digital.
"Perlu langkah-langkah tepat dan bijaksana untuk menerapkan pola asuh di era digital, agar anak terhindar dari kecanduan gadget atau gawai, serta terbentuk sikap dan mental yang baik di dalam diri mereka " kata Auuly.
Berikut tips digital parenting yang bisa Anda terapkan di rumah kepada anak Anda, untuk menghindari kecanduan gadget.
1. Membuat jadwal
Kita sebagai orangtua harus membuat jadwal agar anak dapat tertib dalam mengatur dirinya sendiri. Aturlah jadwal aktivitas, belajar, bermain, hingga tidur mereka yang sebaik mungkin, namun tidak membuat mereka tertekan dan stres.
2. Lakukan rutinitas
Usahakan juga agar anak-anak mau melakukan rutinitas yang sudah ada atau bisa juga membuat yang baru. seperti bangun di pagi hari pada jam yang sama seperti ketika anak bersekolah.
Usahakan bersikat tegas dan jangan beri toleransi akan hal ini, dan biarkan anak kembali melanjutkan tidurnya pada saat siang hari (tidur siang). Setelah bangun pagi, berilah sarapan yang cukup nutrisi , mandi pagi atau ajaklah berolaharaga terlebih dahulu.
3. Sepakati peraturan bersama
Aully menegaskan, Anda harus membuat peraturan bersama terkait bagaimana, kapan, dan di mana internet boleh digunakan. Aturlah jadwal berapa jam dalam sehari anak boleh memegang gadget-nya.
Jadwal itu bisa di luar jadwal belajar daring mereka. Misalnya dalam sehari anak cuma boleh pegang gadget 30-60 menit sebelum jam tidur siang. Maka, jika sudah sampai 30-60 menit itu maka orangtua harus mengambil gawai dari anaknya.
Selanjutnya, aturlah jam-jam tertentu agar dia bisa fokus atau dapat melakukan rutinitas yang lainnya selain bermain gadget. Selain itu, atur juga kapan dan pada saat apa anak-anak tidak boleh sama sekali memegang gadgetnya.
4. Biarkan anak belajar dari aktivitas sehari-hari
Gunakanlah aktivitas sehari-hari sebagai kesempatan untuk anak belajar. Terutama dalam masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, orangtua harus ambil andil untuk mengajarkan anak banyak hal dan upayakan pembelajaran itu juga terselip di setiap aktivitas yang dikerjakan sehari-harinya.
Seperti saat berkebun, orangtua bisa mengajarkan anak mengenai nama-nama tumbuhan, manfaat, cara menanam, dan lain sebagainya. Ketika berolahraga, mungkin orangtua bisa sedikit menjelaskan manfaat dari olahraga yang dilakukan.
Termasuk saat memasak, di depan atau mengajak anak-anak, Anda bisa menjelaskan kenapa penting memasak sendiri dan apa manfaat dari mengonsumi makanan yang Anda masak tersebut. "Usahakan membuat perencanaan mengenai rutinitas-rutinitas itu bersama dengan anak," ujar Aully
5. Tempat yang baik
Sebagai orangtua kita juga harus menyiapkan tempat, di mana anak dapat fokus. Saat ia harus memegang gadget untuk belajar daring (online), maka pastikan mereka berada di tempat yang bisa fokus untuk belajar.
"Jangan biarkan mereka belajar daring sambil mebuka-membuka aplikasi lain atau situs lain diluar yang ditentukan oleh sekolah” kata Aully
"Tapi, ini orangtuanya juga ya, jangan melarang anaknya saja, dan kita sendiri ketika sedang bekerja dari rumah malah asik sambil buka situs belanja online, dsb. Ingatlah bahwa anak itu peniru yang ulung," imbuhnya.
6. Ajarkan anak untuk bertanggung jawab
Orangtua juga harus mengingatkan dan mengajarkan anak untuk memperlakukan sekolah daring sama seperti belajar di sekolah saat tatap muka dengan guru secara langsung. Sehingga, anak harus menunjukkan rasa hormat pada guru mereka
Tak hanya itu, pekerjaan rumah dan kehadiran sangat penting untuk anak tetap terlibat dan bertanggungjawab terhadap kewajibannya, meski sedang belajar dari rumah.
7. Jaga anak selama sedang daring berlangsung.
Sebisa mungkin, menurut Aully, orang tua harus menjaga anak terutama selama berselancar di internet. "Aktifkan kontrol orangtua pada perangkat mereka untuk meminimalisir risiko daring," tegasnya.
8. Pahami setiap emosi
Orang tua juga tidak boleh memaksakan anak-anak selalu mengerti apa yang mereka harapkan, namun belajarlah untuk bisa memahami setiap emosi atau perasaan yang diekspresikan oleh anak-anak Anda.
9. Tetap terhubung dengan teman dan keluarga
Jika selama ini Anda berpikir bahwa pandemi Covid-19 ini telah membuat Anda stres, karena jauh dari teman-teman dan keluarga lainnya. Maka ingatlah selalu bahwa hal ini juga dirasakan oleh anak-anak Anda di rumah.
Aully juga menerangkan bahwa masa –masa pandemi ini juga bisa membuat anak-anak kita stres. Mereka yang memang nalurinya masih suka bermain harus bertahan di rumah terus. Jadi, biarkan mereka tetap terhubung dengan teman dan keluarga lainnya, bantulah anak-anak untuk bisa berkomunikasi dengan video call agar mengobati kerinduan mereka akan teman-teman sekolahnya.
10. Fleksibilitas pada anak
Meski beberapa tips di atas menekankan mengenai peraturan dan disiplin jadwal pada anak, Aully juga menjelaskan bahwa beberapa anak juga memerlukan tingkat fleksibilitas yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sebagai orangtua kita harus belajar memahami apa kebutuhan ataupun keinginan mereka. Kedua hal ini harus diseimbangkan. Sehingga, tidak semua peraturan harus ditegakkan tanpa kompromi, namun beri pertimbangan kepada anak jika ia tidak patuh.
Aully pun mengingatkan, dua anak dalam satu rumah, yang dilahirkan dari orangtua yang sama pun bukan berarti pola asuhnya harus sama kepada keduanya, karena pasti ada perbedaan dari anak-anak tersebut. Jangan dipaksa, beri dukungan, tetapi tetap harus diberitahu rambu-rambu batasannya.