Perang Rusia Ukraina

Dubes Ukraina Bilang Rusia Pakai Taktik Perang Hibrida, Sebar Propaganda kepada Media

Vasyl mengatakan, sejak 30 tahun lalu, propaganda Rusia tidak pernah berhenti untuk merusak kemerdekaan Ukraina.

Kedubes Ukraina
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin memperingatkan soal propaganda Rusia. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA – Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin memperingatkan soal propaganda Rusia.

Ia juga menceritakan kilas balik yang terjadi antara kedua negara pecahan Uni Soviet tersebut.

Vasyl menyebut banyak kebohongan dinyatakan Rusia kepada media, dan itu sudah dilakukan selama 30 tahun sejak Ukraina menjadi negara merdeka.

Baca juga: Siap-siap, Siti Nadia Tarmizi Prediksi Indonesia Segera Masuki Puncak Gelombang Ketiga Pandemi

“Saya ingin memperingatkan Anda terhadap sesuatu, yang kami sebut benang hibrida, atau perang hibrida melawan Ukraina, yang telah kami alami selama bertahun-tahun sekarang."

"Ini bukan untuk delapan tahun atau dua hari, sudah 30 tahun sejak Ukraina menjadi negara merdeka,” ungkapnya pada konferensi pers, Kamis (24/2/2022).

Vasyl mengatakan, sejak 30 tahun lalu, propaganda Rusia tidak pernah berhenti untuk merusak kemerdekaan Ukraina, merusak hak untuk bebas, dan untuk memutuskan nasib dan memutuskan masa depan mereka.

Baca juga: UPDATE Covid-19 RI 24 Februari 2022: 317 Pasien Wafat, 42.518 Sembuh, 57.426 Orang Positif

Ia berujar, propaganda Rusia memiliki pengalaman 70 tahun yang sangat baik, sejak rezim komunis di Uni Soviet melakukannya.

Menurutnya, Rusia menggunakan metode dan instrumen yang sama untuk menyampaikan kebohongan dan menyebarkan informasi hingga hari ini.

“Jadi, harap berhati-hati menyaringnya. Ini dipersiapkan dengan baik, guys. Ini adalah sistem yang dipersiapkan dengan baik,” ucapnya.

Baca juga: Kerja Sama dengan Kemenkes Berlanjut, Aplikasi Ini Teruskan Fokus Perawatan Proaktif Pasien Covid-19

Vasyl mengatakan Ukraina telah melakukan banyak pekerjaan selama bertahun-tahun menggunakan diplomasi, untuk mencapai perdamaian, resolusi konflik, resolusi damai dengan Rusia.

Namun pada akhirnya kebenaran yang sesungguhnya muncul ke permukaan, saat Rusia menginvasi Ukraina.

“Saya ingin mengatakan bahwa tidak ada seorang pun di Ukraina yang panik dan ketika Rusia mencoba menyalahkan Amerika Serikat, Inggris, NATO, atau mitra kami lainnya, coba salahkan mereka,” ungkapnya.

Baca juga: Sempat Raib, Pengguna iPhone Kini Bisa Akses Aplikasi PeduliLindungi Lagi

Vasyl tidak ingin menyebut situasi di negaranya sebagai krisis atau konflik.

Karena menurutnya, Rusia mencoba membuktikan mereka terancam oleh Ukraina untuk alasan apapun.

Vasyl mengatakan, Ukraina tidak memiliki senjata nuklir, hanya memiliki Angkatan Darat yang jauh lebih kecil dari Rusia, dan tidak berambisi untuk bergabung dengan Rusia.

Baca juga: Gugatan Gatot Nurmantyo Tak Diterima MK, Wasekjen: Mari Bergabung Bersama PKB

Hal ini berbanding terbalik dengan apa yang dimiliki Rusia, yang memiliki senjata nuklir masif, memiliki tentara yang besar, memiliki tempat di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa.

“Satu-satunya harapan Ukraina selama 350 tahun adalah menyingkirkan Rusia. Bukan hanya delapan tahun. Itu lebih dari 300 tahun,” ujarnya. (Larasati Dyah Utami)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved