Virus Corona

Sebaiknya Lakukan Tes Antigen Atau PCR? Ini Kata Dokter Reisa

Swab antigen merupakan scanning awal bagi mereka yang tidak bergejala.

Editor: Yaspen Martinus
warta kota/gilbert sem sandro
Hasil dari tes PCR memang tidak secepat antigen, karena memerlukan pemeriksaan di laboratorium, sehingga bisa membutuhkan waktu 1-2 hari. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Di masa pandemi Covid-19, alat pemeriksaan untuk mendeteksi virus SARS-CoV-2 semakin banyak.

Mulai dari tes rapid antibodi, antigen, pemeriksaan PCR, dan sebagainya.

Saat ini yang sering digunakan oleh masyarakat adalah antigen dan PCR.

Baca juga: Densus 88 Ciduk Tersangka Teroris Saat Sembunyi di Mapolsek Kampar Riau, Pernah Ingin Serang Polisi

Lantas, manakah yang paling baik? Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro pun memberikan tanggapannya.

Jika merunut pada aturan Kementerian Kesehatan No HK.01.07/Menkes/446/ 2021, karena PCR makin terjangkau, maka sebaiknya dianjurkan menggunakan tes PCR, sesuai yang diarahkan Badan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

"Karena kalau diperbandingkan dari sensitivitasnya saja sudah berbeda."

Baca juga: Pasien Covid-19 yang Dirawat di RSDC Wisma Atlet Kemayoran Berkurang Jadi 3.759 Orang

"Kalau antigen memang ini sekitar 30-84 persen, tergantung dari perusahaan yang menyediakan," ungkap Reisa pada siaran Radio Kesehatan, Senin (14/2/2022).

Swab antigen merupakan scanning awal bagi mereka yang tidak bergejala.

Dapat digunakan juga untuk diagnosis bergejala atau diduga sebagai kontak erat yang sudah terpapar Covid-19.

Baca juga: Kemenkes Masih Tunggak Klaim Biaya Pelayanan Pasien Covid-19 Rp25 Triliun, RS Diminta Kerja Sama

"Tapi memang harus PCR memiliki keakuratan dalam pengujian jauh lebih tinggi."

"Sensitivitasnya saja 70-98 persen, dengan spesifikasi lebih dari 99 persen," papar Reisa.

Di sisi lain, hasil dari tes PCR memang tidak secepat antigen, karena memerlukan pemeriksaan di laboratorium, sehingga bisa membutuhkan waktu 1-2 hari.

Baca juga: Banyak Tenaga Kesehatan Positif Covid-19, Mahasiswa Akhir Dimobilisasi

"Kalau sudah, baru bisa dilihat. PCR ini mengidentifikasi apakah di dalam sampel tersebut ada partikel virus Covid-19."

"Jadi memang yang digunakan penegakkan diagnosis sebaiknya PCR," ucap Reisa.

Namun kalau kalau tempat tes tidak memadai, dan yang tersedia hanyalah antigen, maka diperbolehkan.

Tetapi tetap kalau hasil negatif, ada syarat pemeriksaan kembali dalam beberapa hari. (Aisyah Nursyamsi)

Sumber: Tribunnews
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved