Densus Tangkap Anggota Teroris
Densus 88 Meringkus Dua Teroris di Yogyakarta, Satu Orang Ternyata Pernah Uji Coba Bom di Bantul
Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap dua tersangka teroris di daerah Bantul, Yogyakarta pada Rabu (9/2/2022).
Penulis: Desy Selviany | Editor: Sigit Nugroho
WARTAKOTALIVE.COM, KEBAYORAN BARU - Anggota Densus 88 Antiteror Polri meringkus dua terduga teroris di Yogyakarta.
Salah satu terduga teroris pernah melakukan uji coba bom di Gunung Sepuh, Bantul.
Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan dua terduga teroris yang diringkus merupakan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Tersangka RAU (32) ditangkap di Tegalrejo, kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada Rabu (9/2/2022) pukul 07.41 WIB.
Baca juga: Densus Tangkap Penjual Roti Bakar di Yogyakarta yang Diduga Tergabung dalam Jaringan Teroris JAD
Baca juga: Ganjar Serahkan Kompensasi dari LPSK Kepada Korban Terorisme yang Berasal dari Jateng
Baca juga: Munarman Geram Disebut Tokoh Daulah Islamiyah di JAD oleh Terdakwa Teroris di Sidang
"Tersangka inisial RAU pernah mengikuti uji coba bom di Gunung Sepuh, Bantul pada tahun 2018," kata Ramadhan dikonfirmasi Kamis (10/1/2022).
Kemudian, satu tersangka lainnya SU (52) diringkus pada Rabu (9/2/2022) pukul 18.20 WIB.
Dia diringkus di Bantul kawasan DIY.
Di tahun 2016, SU pernah berbaiat pada ISIS jaringan Abu Bakar Al Baghdadi.
BERITA VIDEO: Desta Kalah Tanding Pingpong, Anak Keduanya Menangis Kencang
Kemudian pada tahun 2019 tersangka SU juga pernah berbaiat kembali kepada ISIS jaringan Abu Ibrahim Al Hashimi Al Quraishi.
SU juga pernah ikut latihan militer IDAD bersama JAD Yogyakarta pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2019.
"Ia pernah ingin melakukan amaliyah dengan melakukan penyerangan ke kantor polisi," jelas Ramadhan.
Penjual Roti Bakar
Selain itu, Ramadhan mengatakan bahwa salah seorang tersangka teroris itu dikenal sebagai penjual roti bakar.
Kesehariannya pun dikenal sebagai orang yang tertutup.
"Iya betul ada penangkapan dua tersangka tindak pidana terorisme di Yogyakarta," kata Ramadhan.
Ramadhan menuturkan bahwa keduanya diduga adalah terlibat dalam dugaan tindak pidana terorisme.
Adapun mereka tergabung dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
"Dua tersangka jaringan JAD wilayah Yogyakarta," ujar Ramadhan.
Ketua RT 02 Soragan, Dwi Rahmanto, membenarkan bahwa ada penggeledahan yang dilakukan oleh pihak kepolisian di salah satu rumah warganya.
Selain penangkapan, Densus 88 juga melakukan penggeledahan di rumah terduga teroris yang berada di Soragan, Kalurahan Ngestiharjo, Kapanewon Kasihan, Bantul.
Dwi Rahmanto menceritakan bahwa pada sekitar pukul 08.15 WIB dia didatangi oleh pihak kepolisian.
"Dari pihak Polda DIY memberi informasi bahwa sekitar pukul 09.00 akan mengadakan penggeledahan di rumah yang bersangkutan," kata Dwi.
Adapun yang diamankan adalah pria berinisial F.
Namun, Dwi menyatakan bahwa dirinya tidak mengetahui kapan dan di mana yang bersangkutan diamankan.
Dwi mengungkapkan bahwa pagi sekitar pukul 07.00 masih ada tetangganya yang berpapasan dengan F.
"Mungkin ditangkap setelah itu. Jadi sebelum dari pihak Polda DIY datang, katanya yang bersangkutan sudah ditangkap di jalan," ujar Dwi.
Adapun penggeledahan dilakukan sekitar pukul 09.00 WIB.
Dwi mengantarkan pihak kepolisian ke rumah kontrakan yang ditinggali F.
"Kami antar pihak Polda ke sana, jam 09.00 WIB dilakukan penggeledahan, secara kooperatif keluarga juga menerima dengan baik, tidak ada perlawanan apapun," ujarnya.
"Ketika digeledah, rumah juga tertutup, harus permisi dulu, baru dibukakan bapaknya dan mempersilakan," imbuhnya.
Dwi menceritakan ada dua keluarga yang mengontrak di sana,satu rumah dihuni oleh orangtua dari F, dan satu rumah ditinggali F beserta istri dan anaknya.
Dwi sendiri mengakui bahwa dirinya tidak mengetahui secara pasti asal F.
Yang ia ketahui, F dan orangtuanya merupakan warga Kota Yogyakarta yang mengontrak di sana.
Ia juga mengungkapkan bahwa F mengontrak di sana sekitar dua tahun lalu dan bekerja sebagai penjual roti bakar di wilayah Soragan.
"Kalau kesehariannya, kita jarang ketemu, karena dia juga agak tertutup. Tapi kesehariannya dia jualan roti bakar di jalan Soragan. Kita tidak tahu kegiatan dia di luar," ungkapnya.