Lonjakan Kasus Covid-19 Varian Omicron Meningkat Pada Anak-Anak, Gejala Mirip Flu Biasa

Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Dr. dr. Erlina Burhan kasus Covid-19 pada meningkat yaitu 13,3 persen.

Penulis: Mochammad Dipa | Editor: Mochamad Dipa Anggara
Tangkapan layar Warta Kota / Mochammad Dipa
Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Dr. dr. Erlina Burhan, menunjukkan data lonjakan kasus Covid-19 pada anak saat konferensi pers virtual Peluncuran Buku Pedoman Tatalaksana Covid-19 Edisi 4, Rabu (9/2/2022). 

WARTAKOTALIVE.COM - Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Dr. dr. Erlina Burhan, mengatakan saat ini Indonesia sudah memasuki gelombang ketiga penyebaran Covid-19.

Data menunjukkan bahwa dalam dua pekan terakhir terjadi peningkatan kasus Covid-19 di Tanah Air hingga lebih dari 10 kali lipat. Bahkan, per awal Februari 2022, sudah lebih dari 200 ribu kasus yang dilaporkan.

"Ini menunjukkan varian omicron sangat mudah menular," ungkap Erlina saat konferensi pers virtual Peluncuran Buku Pedoman Tatalaksana Covid-19 Edisi 4, Rabu (9/2/2022).

Bahkan, lanjut Erlina, kasus Covid-19 pada anak juga meningkat yaitu 13,3 persen pada anak-anak usia 0-18 tahun, jadi jangan disangka kasus Covid-19 terjadi pada orang dewasa, tapi juga pada anak-anak.

Dari total jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 saat ini, sebesar 13,3 persen terjadi pada anak-anak usia 0-18 tahun.

"Jangan disangka Covid-19 ini hanya terjadi pada orang dewasa dan lansia. Tetapi juga terjadi pada anak-anak," kata Erlina.

Menurut Erlina, penularan Covid-19 pada anak juga disebabkan oleh penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) yang berlaku sejak 3 Januari lalu.

Erlina mengatakan, Covid-19 pada anak berisiko menyebabkan Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C).

"Dan yang berbahaya, yang bisa membuat menjadi berat dan menimbulkan kondisi yang bisa jadi fatal yakni Multisystem Inflammatory Syndrome. Ini sindrom inflamasi multiorgan yang disebabkan penyakit Covid-19, jumlah kasusnya cukup tinggi," kata Erlina.

Sementara, Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), mengatakan, konferensi pers dan launching buku Pedoman Tatalaksana Covid-19 Edisi 4, Rabu (9/2/2022), mengemukakan data kasus terkonfirmasi anak yang positif Covid-19 di Indonesia mencapai 7.990 per 7 Februari 2022 kemarin.

"Data yang penambahannya ya, per 24 Januari itu 676 peningkatan yang kasus terkonfirmasi. Per 31 Januari meningkat menjadi 2.775 yang kasus terkonfirmasi dan per 7 Februari kemarin, meningkat menjadi 7.990. Artinya naiknya 300 persen ya. Laporan dari teman-teman di cabang kenaikannya 300 persen dari sebelumnya, ya ini pasien anak. Semua pasien anak," ujar dr Piprim.

Menurut dr Piprim, sebagian besar gejala khas Omicron pada anak yang tergolong ringan menyerang saluran pernapasan atas, seperti batuk, pilek, demam, nyeri tenggorokan, serta gejala lain yang mirip flu biasa.

"Batuk-pilek, anget (demam), nyeri tenggorokan, hare'eng gitu ya kayak flu biasa ya. Jadi, kalau sekarang ini ketemu anak dengan batuk, pilek, dan anget, ya hati-hati aja. Ini kemungkinan sudah tertular varian ini,” ujarnya.

Tak hanya itu saja, dr Piprim juga mengungkapkan bahwa anak-anak juga banyak yang mengalami OTG atau orang tanpa gejala saat terinfeksi virus Corona. Itu sebabnya ia bisa menularkan ke orang lain, termasuk keluarganya.

"Pada anak juga banyak yang OTG (orang tanpa gejala), oleh karena itu pentingnya vaksinasi pada anak adalah untuk memutuskan mata rantai ini. Jadi karena OTG, dia tidak ada gejala apa-apa, tiba-tiba dia nular-nularin ke eyangnya, opungnya,” ungkapnya. (dip)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved