One Championship
Trending di Netflix, Ini 5 Pelajaran Tentang Bisnis dan Startup dari The Apprentice
Serial tanpa naskah yang menantang para kandidat untuk mengasah otak dan otot ini berada di jajaran top 10 dari Netflix
2. Menciptakan pesan yang memantik emosi
Setelah menciptakan produk yang relevan, salah satu tantangan terberat setelahnya adalah cara menyampaikan pesan.
Produk atau jasa yang kita ciptakan akan menyasar pembeli yang punya rasa dan emosi. Maka sebagus apa pun hasil akhirnya, cara menyampaikan pesan adalah yang utama.
Tak jarang konsumen membeli barang atau jasa hanya karena tersentuh oleh pesan yang disampaikan.
Hal ini pun terjadi dalam salah satu episode, di mana para kandidat diminta untuk membuat sebuah video marketing tentang bagaimana sebuah perusahaan penanam modal membantu para pengusaha skala mikro dan menengah.
Video dari salah satu tim berhasil mendapat pujian dari para juri berkat pesan kuat serta interaksi natural dari sang penerima modal tentang bagaimana peran perusahaan membantu kebangkitan usaha mereka.
Di era digital seperti saat ini, pesan yang disampaikan berpotensi menyebar secepat kilat dari satu telepon genggam ke telepon genggam lainnya. Dan tentu ini bisa jadi kesempatan bagi perusahaan rintisan untuk memperkuat posisi dan mencuri hati konsumen.
3. Presentasi adalah segalanya
Kita sering mendengar pepatah untuk tidak menilai buku berdasarkan sampulnya. Namun, pada kenyataannya, hal itu tidak selamanya akurat.
Dalam konteks startup, sampul buku bisa diartikan sebagai presentasi – entah itu dalam bentuk verbal ataupun visual. Banyak ide brilian yang tak bisa tereksekusi karena kurang kuatnya cara penyampaian gagasan.
Para investor adalah orang-orang yang sibuk, dan biasanya mereka tak punya banyak waktu untuk mendengarkan presentasi.
Para kandidat di “The Apprentice: ONE Championship Edition” adalah orang-orang brilian. Bahkan ada yang merupakan lulusan salah satu universitas Ivy League.
Namun, ketidakcakapan dalam presentasi bisa berujung kegagalan. Contohnya adalah deck presentasi yang tidak rapi, atau gugup saat menyampaikan gagasan.
4. Merekrut orang yang tepat
Memilih rekan kerja yang tepat tentu bukan sesuatu yang baru dan berlaku untuk semua perusahaan di berbagai industri.