Pilpres 2024

Pengamat Ahmad Sebut Anies Baswedan Bisa Jadi Pemersatu Parpol Jika Tidak Masuk Partai di Pilpres

Sejumlah sosok mulai muncul untuk meramaikan persaingan di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Sigit Nugroho
Tangkapan kamera
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. 

Khoirul Umam menjelaskan, sebagaimana riset yang saat ini dijalankan oleh Institute for Democracy & Strategic Affairs (IndoStrategic) tentang kekuatan politik yang dimunculkan oleh ‘Public Mood’, hipotesa tersebut menunjukkan politik rakyat di 2024 mendatang mengharapkan perubahan.

Dalam konteks ini, duet Anies-AHY bisa membangun gelombang kekuatan yang menjadi sisi beda dari pemerintahan sekarang, yang dinilai sejumlah kalangan sering meng-ignore suara rakyat.

“Tim sukses pasangan Anies-AHY bisa menggarap fenomena perlawanan rakyat dalam pernolakan UU Ciptaker, UU KPK, pembentukan BRIN, sejumlah proyek infrastruktur yang membebani fiskal negara hingga IKN,” katanya.

“Jika public mood akan perubahan itu digarap dengan baik, rakyat akan menginginkan pasangan Capres-Cawapres yang justru bukan merepresentasikan pemerintah saat ini. Karena kalau memilih tokoh yang berasal dari lingkaran kekuasaan, maka bisa saja masyarakat yang kecewa bisa khawatir bahwa pola ‘meng-ignore aspirasi rakyat’ itu bisa berlanjut,” lanjutnya.

Meski begitu, Khoirul mengingatkan bahwa penguasa tidak akan senang dengan bertemunya duet Anies-AHY.

Mereka bisa saja menggunakan segala cara untuk menghambat bersatunya dua tokoh ini.

“Tetapi perlu diingat, kekuatan public mood bisa mengubah segalanya, karena itu, koalisi politik besar tidak menjamin pasangan Capres-Cawapres bisa menang. Hal itu dibuktikan oleh SBY-JK di Pilpres 2004 dan juga pasangan Jokowi-JK di Pilpres 2014, yang koalisi pendukungnya ternyata lebih kecil dibanding kompotitor politiknya,” jelasnya.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved