Pengelolaan Sampah

Pasukan Oranye di Kelurahan Guntur Gagas Inovasi WMC, Memilah Sampah Menjadi Barang Bernilai

Petugas kebersihan di Kelurahan Guntur melakukan daur ulang yang diberi nama Waste Management Corner (WMC).

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Valentino Verry
warta kota/ramadhan LQ
Para pasukan oranye di Kelurahan Guntur, Setiabudi, Jakarta Selatan, saat memilah sampah, Kamis (3/2/2022). (Sudin Kominfotik Jakarta Selatan) 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Para pasukan oranye di Kelurahan Guntur, Setiabudi, Jakarta Selatan, menggagas inovasi Waste Management Corner (WMC).

WMC adalah wadah untuk memilah sampah warga sehingga dijadikan bahan yang bisa didaur ulang para pasukan oranye itu.

Hal tersebut diungkapkan oleh petugas Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) Kelurahan Guntur, Imam Safei.

Baca juga: Anggara Bersyukur Dipanggil KPK untuk Jelaskan soal Anggaran Formula E

Imam menjelaskan bahwa setiap sampah yang dihasilkan warga nyatanya mempunyai nilai jual, mulai dari kardus, tembaga, polybag dan plastik.

"Semuanya bisa di daur ulang dan mempunyai nilai jual di bank sampah," ujar dia, dalam keterangan yang diterima, Jumat (4/2/2022).

Pihaknya juga ingin meminimalisir pengiriman sampah di tingkat warga ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang.

"Dulunya kita mengirim 3 gerobak motor berisi sampah ke sana. Sekarang karena sudah dipilah berkurang menjadi 1 gerobak saja," katanya.

Selain mengangkut sampah, Imam dan rekan pasukan oranye lainnya juga menyosialisasikan ihwal pemilahan sampah dan pengumpulan minyak jelantah.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Jakarta Meningkat Signifikan, YourLab Mulai Dipenuhi Masyarakat untuk Swab PCR

Imam menyebut hal tersebut kurang dilirik oleh orang banyak, tetapi dari memilah sampah ini memiliki banyak keuntungan.

"Pemilahan sudah dilakukan beberapa bulan kebelakang. Kita mengumpulkan barang daur ulang dan menjualnya ke bank sampah," tutur Imam.

"Setiap minggu kita bisa dapat kisaran Rp 300 ribu dari penjualan barang daur ulang dan uangnya untuk operasional anggota," lanjutnya.

Harga barang tak terpakai tadi pun bervariasi, seperti benda paling mahal tembaga yang dihargai sebesar Rp73.000 per kilogram (kg), kardus Rp3.000 per kg, dan polybag Rp400 per kg.

Baca juga: Street Race Vakum Akibat Tingginya Kasus Covid, Komunitas Motor Pilih Menjalani Vaksinasi Booster

Lebih lanjut, Imam berharap setiap RT dan RW membuat bank sampah agar sampah dipilah dan habis ditingkat masyarakat.

Kemudian mengurangi suplai sampai ke tempat pembuangan akhir di Bantar Gebang.

Sementara itu, Lurah Guntur Leo Yudhantara menyebut sampah yang dibuang ke Bantar Gebang nantinya merupakan sisa pemilahan warga.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved