Berita Nasional
Performa Sektor Manufaktur Semakin Positif, Airlangga Hartarto Ungkap Pemulihan Ekonomi Kian Terasa
Sinyal Optimisme Pemulihan Ekonomi, Airlangga Hartarto: Pemerintah Terus Bekerja Keras Ciptakan Iklim Usaha Kondusif. Berikut selengkapnya
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto mengungkapkan peningkatan performa sektor manufaktur menjadi sinyal pemulihan ekonomi bangsa.
“Kinerja sektor manufaktur yang terus terekspansif perlu diapresiasi. Pemerintah juga akan terus bekerja keras menciptakan iklim usaha yang kondusif, sehingga performa positif ini dapat terus ditingkatkan,” ujar Airlangga dalam siaran tertulis pada Kamis (3/2/2022).
Sikap optimisme Airlangga didasari pada Laporan Purchasing Managers Index (PMI) yang diterbitkan IHS Markit.
Dalam laporan tersebut tercatat output sektor manufaktur Indonesia kembali di posisi ekspansif sebesar 53,7 pada Januari 2022 atau lebih tinggi dari bulan Desember 2021, yakni sebesar 53,5.
Dengan demikian, sektor manufaktur melanjutkan level ekspansi selama lima bulan berturut-turut dan masih mengungguli beberapa negara ASEAN seperti Thailand (51,7), Filipina (50,0), dan Myanmar (48,5).
“Dalam rangka menjaga tren pemulihan ekonomi nasional, Pemerintah akan terus mencermati berbagai risiko pencapaian inflasi tahun 2022, termasuk yang berasal dari imported inflation,” ungkap Airlangga.
Airlangga mengatakan, hal ini sejalan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi dunia, permintaan yang tinggi telah mendorong naiknya harga-harga komoditas esensial dan berdampak terhadap kenaikan inflasi global.
IMF dalam publikasi terbaru World Economic Forum, yang dirilis Januari 2022 juga menyampaikan bahwa kenaikan inflasi merupakan salah satu faktor risiko pemulihan ekonomi di tahun 2022.
Baca juga: DPD Golkar Jateng Mulai Gencar Sosialisasikan Airlangga Hartarto Sebagai Capres di Pilpres 2024
Baca juga: Dikerubungi Emak-emak Hingga Diajak Berswafoto, Airlangga Hartarto Didoakan Warga Jadi Presiden 2024
Berlanjutnya harga energi yang tinggi disertai gangguan rantai pasok telah mendorong peningkatkan inflasi, terutama di Amerika Serikat dan banyak negara Emerging Market and Developing Economies (EMDE).
Amerika Serikat sendiri menutup tahun 2021 dengan tingkat inflasi menembus 7% dan merupakan tertinggi sejak Juni 1982.
“Pemerintah akan terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia maupun Pemerintah Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah untuk memitigasi berbagai tantangan pencapaian inflasi tahun 2022 baik yang berasal dari global maupun domestik," jelas Airlangga.
"Penguatan program kerja dan strategi kebijakan pengendalian inflasi di level daerah menjadi strategis dalam mendukung pencapaian inflasi nasional tetap terkendali di tengah risiko-risiko yang dihadapi,” tambahnya.
Baca juga: Ahmed Zaki Ungkap Kelebihan Airlangga Hartarto Hingga Golkar Calonkan di Pilpres 2024
Baca juga: Kosgoro 1957 Mantap Calonkan Airlangga Hartarto di Pilpres 2024 Sebagai Capres Partai Golkar
Dari sisi sektor riil, peningkatan demand global juga harus menjadi peluang yang bisa kita tangkap.
Dengan output manufaktur Indonesia ke depan yang diperkirakan semakin bertumbuh, diharapkan prospek permintaan barang ekspor juga akan terus meningkat.
Terlebih, IHS Markit mencatat bahwa pesanan barang ekspor Indonesia di Januari 2022 merupakan rekor kenaikan tertinggi jika dibandingkan dengan periode bulan Januari sejak survei PMI dijalankan.