Tempat Isolasi Terpusat

Politisi PDIP Prediksi Tingkat BOR di Jakarta Tembus 80 persen Bila tak Ada Tempat Isolasi Terpusat

Politisi PDIP Charles Honoris mengatakan Pemprov DKI harus waspada jika tak ada tempat isolasi terpusat, karena bisa mengganggu BOR.

Warta Kota/Junianto Hamonangan
Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Charles Honoris mewanti-wanti Pemprov DKI soal BOR yang mungkin meledak jika tak ada tempat isolasi terpusat. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) rumah sakit dikhawatirkan bakal meningkat terus apabila tidak ada tempat isolasi mandiri bagi pasien Covid-19.

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris mengatakan pemerintah harus siapkan tempat isolasi terpusat bagi masyarakat yang terpapar Covid-19 di tengah melonjaknya jumlah kasus.

Sementara untuk wilayah DKI Jakarta khususnya di Jakarta Utara dan Jakarta Barat banyak tempat tinggal masyarakat yang dianggap tidak layak jadi tempat isolasi mandiri pasien Covid-19.

Baca juga: Kodim Jakbar Sudah Vaksinasi Booster 1.500 Warga

Apabila tidak dilakukan maka dikhawatirkan BOR rumah sakit di DKI Jakarta meningkat, mengingat sekarang saja angkanya itu sudah mencapai lebih dari 50 persen.

“Saya khawatir dalam beberapa hari ke depan BOR di Jakarta sudah bisa mencapai 70 atau 80 persen,” ucapnya, Sabtu (29/1/2022).

Pasalnya dengan BOR rumah sakit yang tinggi maka bisa menghambat pemberian pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan bahkan bisa membuat sistem pelayanan kesehatan lumpuh.

Politisi PDIP itu mengusulkan selain gelanggang olah raga (GOR) atau wisma atlet hingga hotel, pihak swasta juga bisa digandeng berkolaborasi mengadakan tempat isolasi terpusat.

Baca juga: Ingin Menaklukkan Maung Bandung, Dimas Drajad Sebut Pemain Tira Siap Memberikan Penampilan Terbaik

“Saya sempat menyampaikan kepada Bapak Menteri Kesehatan, kalau perlu swasta juga diizinkan saja untuk membuat atau menyiapkan tempat-tempat isolasi berbayar,” tuturnya.

Ia beralasan ada masyarakat yang memang tidak ada masalah ketika harus mengeluarkan sejumlah uang untuk bisa isolasi mandiri saat terkonfirmasi Covid-19.

“Tidak sedikit kok masyarakat yang mau untuk membayar ke tempat-tempat isolasi berbayar,” sambung Charles.

Apalagi pasien Covid-19 dengan varian Omicron mempunyai karakteristik yang berbeda dengan varian Delta yang sempat ramai beberapa waktu lalu dan mengakibatkan banyak orang meninggal.

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat meresmikan rumah sakit (RS) Modular Pertamina di Tanjung Duren, Jakarta Barat, Jumat (6/8/2021). Rumah sakit ini khusus melayani pasien Covid-19.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat meresmikan rumah sakit (RS) Modular Pertamina di Tanjung Duren, Jakarta Barat, Jumat (6/8/2021). Rumah sakit ini khusus melayani pasien Covid-19. (Istimewa)

“Mayoritas dari pasien yang terinfeksi virus Covid-19 varian Omicron ini hanya memerlukan isolasi sendiri,” ucapnya.

Charles Honoris mengatakan untuk wilayah DKI Jakarta banyak tempat tinggal masyarakat yang tidak layak jadi tempat isolasi mandiri.

“Khususnya di Dapil saya Jakarta Barat dan Jakarta Utara, banyak tempat-tempat, rumah warga yang belum memenuhi syarat sebagai tempat isolasi mandiri,” ungkap Charles, Sabtu (29/1/2022).

Menyikapi hal tersebut, pihaknya pun mendesak supaya pemerintah menyiapkan tempat isolasi terpusat bagi masyarakat yang terkonfirmasi Covid-19 agar tidak menyebar lebih luas lagi.

Baca juga: Ariza Minta Publik tak Curiga Jakpro Studi Banding ke Arab Saudi Terkait Formula E

“Pemerintah harus menyiapkan lagi tempat-tempat isolasi terpusat, sehingga masyarakat tidak perlu ke rumah sakit,” sambungnya.

Apabila itu bisa terwujud maka tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit yang melayani pasien Covid-19 bisa ditekan seminimal mungkin.

Sementara saat ini tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit di DKI Jakarta sudah mencapai lebih dari 50 persen di tengah lonjakan jumlah kasus Covid-19.

“Sehingga angka Bed Occupancy Ratio (BOR) rumah sakit juga tidak perlu sampai setinggi saat ini. Sedangkan kita baru saja memulai gelombang penularan ketiga akibat Omicron,” katanya.

Selain itu vaksinasi booster juga penting di tengah lonjakan jumlah kasus Covid-19 seperti yang digelar Gereja Kristen Injili Indonesia, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (29/1/2022).

Baca juga: Legislator PPP: Calon Kepala Otorita IKN Tidak Harus Pak Ahok, Banyak Figur Lain

Charles menuturkan kegiatan vaksinasi booster tersebut salah satunya menyikapi jumlah kasus Covid-19 yang belakangan ini terus mengalami lonjakan dalam beberapa hari terakhir.

“Hari ini kami menyelenggarakan vaksinasi dalam rangka menyikapi angka penularan Covid-19 di Indonesia, khususnya di Jakarta yang semakin tinggi,” ungkap Charles.

Sehingga pihaknya menyadari perlu penambahan perlindungan bagi masyarakat dalam menghadapi Covid-19 yaitu dengan melalui vaksinasi booster atau vaksin dosis ketiga.

“Ini adalah salah satu bagian upaya kita untuk mendukung program booster dari pemerintah. Hari ini 500 orang yang kita vaksin booster di Pejagalan,” ucap Charles.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved