Opini Online
Pangkostrad Maruli Simanjuntak Pernah Kawal JK Nonton Liverpool, Simak Pula Pengakuan Doni Monardo
Itu cukup menjelaskan, bahwa perjalanan Maruli justru banyak ditapaki ketika ayah mertuanya tidak berada di lingkaran kekuasaan.
Tahun 1995, Kolonel (Inf) Luhut Binsar Panjaitan menjabat Komandan Korem 081/Dhirotsaha Jaya, Madiun, Jawa Timur.
Maruli – Paulina lalu menikah tahun 1999. Saat itu, Luhut sudah pensiun dengan pangkat Jenderal Kehormatan dan menjabat Dubes RI di Singapura.
Itu cukup menjelaskan, bahwa perjalanan Maruli justru banyak ditapaki ketika ayah mertuanya tidak berada di lingkaran kekuasaan, baik di militer maupun di pemerintahan.
Menurut catatan saya, dua-per-tiga jabatan yang pernah diemban, adalah jabatan-jabatan komandan. Jabatan-jabatan pemegang tongkat komando.
Dari sisi ini saja kita paham bahwa Maruli adalah prajurit yang memang memiliki kapasitas dan kapabilitas.
Beberapa jabatan puncak kesatuan yang pernah ia sandang, dimulai dari Komandan Detasemen Tempur Cakra (2002), lalu Komandan Batalyon 21 Grup 2/Sandi Yudha (2008-2009).
Selanjutnya, Komandan Sekolah Komando Pusdikpassus (2009—2010), Komandan Grup 2/Sandi Yudha (2013—2014), Komandan Grup A Paspampres (2014—2016), Komandan Korem 074/Warastratama (2016—2017), Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) (2018—2020), dan Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) IX/Udayana (2020—2021).
Baca juga: Sah, Mantu Luhut Duduki Kursi Pangkostrad, Ini Profil Mayjen Maruli Simanjuntak
Awalnya Aju
Beruntung, saya bisa memotret dekat perjalanan karier Maruli di militer.
Lebih beruntung karena profesi jurnalis yang saya sandang, sehingga terbiasa mencatat dan mendokumentasikan segala sesuatu. Termasuk sosok Maruli ini.
Masih terkenang jelas jejak-jejak Maruli dan kawan-kawan seangkatan, saat awal penugasan.
Hari-hari setelah setelah mereka lulus akademi militer dan dilantik presiden menjadi prajurit berpangkat letnan dua.
Izinkan saya mengilas balik ke era 90-an, saat awal merajut persahabatan dengan Maruli.
Itu terjadi secara kebetulan. Benar. Kebetulan saya punya teman sejak Taman Kanak-Kanak di Sengkang Wajo, Sulawesi Selatan, bernama Andi Sirajuddin Kube Dauda (Almarhum), yang akrab saya panggil Aju.
Ia juga seorang tentara baret merah, lulusan Akmil lichting 1991. Ayah Aju bernama Andi Kube Dauda, mantan bupati di Sul Sel, seumuran ayah saya.