Ulah Arteria Dahlan
Ono Surono Was-was Suara PDIP Gembos di Jawa Barat Akibat Ulah Arteria Dahlan
Politisi PDIP dari Jawa Barat, Ono Surono, sedang was-was melihat gejolak warga Sunda terhadap ulah koleganya, Arteria Dahlan.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Ketua DPD PDIP Jabar, Ono Surono mengungkapkan perasaan khawatirnya atas dampak pernyataan koleganya Arteria Dahlan.
Seperti diketahui, Arteria Dahlan meminta Kajati dicopot karena berbahasa Sunda saat rapat.
Ternyata penyataan tersebut berbuntut panjang. Berbagai elemen masyarakat yang berasal dari Jawa Barat bergerak, menuntut Arteria Dahlan dipecat dari kursi DPR RI.
Baca juga: Polres Bogor Ungkap Guru Ngaji di Tenjolaya Mencabuli Anak-anak dengan Hadiah Uang Rp 3.000
Menurut Ono, ada pihak-pihak tertentu yang menyeret kasus Arteria Dahlan ke wilayah politik elektoral.
Karena kini muncul tagar SundaTanpaPDIP yang sempat trending di Twitter.
"Itu dinamika, wajarlah kalau permasalahan Arteria Dahlan itu sudah diseret-seret ke wilayah politik elektoral," kata Ono Surono, Sabtu (22/1/2022).
Menurut Ono, tagar itu menyasar suara pemilih PDI Perjuangan di Jabar yang pada Pemilu 2019 meraih 3,5 juta. Untuk saat ini, bisa saja tagar itu jadi pengaruh.
"Ya, pasti akan terpengaruh karena saya lihat ini (tagar SundaTanpaPDIP) sangat masif dilakukan oleh beberapa kelompok yang mempunyai kepentingan elektoral, tapi ya tentunya sekali lagi ini menjadi sebuah catatan PDI Perjuangan di Jabar untuk meningkatkan kinerjanya," ujar Ono Surono.
Meski begitu, Ono Surono mengaku masih optimistis PDIP mendapat suara dari masyarakat sunda. Setidaknya, kata dia, kedekatan PDIP dengan masyarakat, kelompok budaya dan seniman Sunda sudah terjalin.

"Permasalahan ini bukan karena kader PDIP Jabar, sehingga kita masih tetap optimis, dengan catatan harus kerja lebih keras lagi di bawahnya," katanya.
Pihaknya tidak akan melawan tagar yang saat ini ramai dengan tagar lagi. Tapi, Ia akan melawannya dengan kinerja.
"Kita tidak akan melawan tagar itu dengan tagar lagi, tapi dengan kerja. PDIP harus mewujudkan bagaimana menjadi partai yang nyunda, sopan santun dan punya kepedulian kepada rakyat," ucapnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Lodewijk F Paulus mengajak semua pihak, terutama anggota dewan, menghormati dan menjaga kearifan lokal di Indonesia.
Hal itu ia sampaikan, menanggapi insiden Arteria Dahlan meminta Kajati dicopot karena berbahasa Sunda saat rapat.
Pernyataan itu dinilai sebagian pihak sebagai pernyataan bersifat SARA.
"Nah, ini juga yang kita jaga kearifan lokal, mari kita saling menghargai."
Baca juga: Banksasuci Gelar Vaksinasi Covid-19 Booster Bagi Lansia di Kampung POT untuk Bantu Cegah Omicron
"Masing-masing wilayah punya kearifan lokal, mari kita saling menghormati, saling menjaga, saling mengetahui, sehinga diharapkan tidak terjadi kegaduhan," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (21/1/2022).
Lodewijk mengingatkan, setiap wilayah di Indonesia memiliki kearifan lokal masing-masing.
Katanya, kearifan lokal itu sampai dibawa atau melekat pada anggota DPR saat ini.
"Pertama tentu terkait bagaimana penampilan, cara berpakaian."
"Contoh yang sedikit spesifik, yang bagaimana dia menjaga kearifan lokal Pak Dedi Mulyadi kan dia tetap berpakaian adatnya."
"Itu sudah style bahwa orang tahu lihat Pak Dedi ini orang Jawa Barat," ucap Sekjen Partai Golkar itu.
Namun, menurut Lodewijk, hal penting lainnya adalah mengenai bahasa, yang juga harus dihormati.
Baca juga: Kecelakaan Beruntun Terjadi di Dekat Bundaran Senayan, Dua Orang Alami Luka-luka
"Yang paling penting ada dalam konteks dialek atau bertutur kata, ada bahasa-bahasa."
"Apalagi ada bahasa-bahasa yang menjadi ciri khas sebagai penghormatan," tuturnya.
Minta Maaf
Anggota Komisi III DPR Fraksi PDIP Arteria Dahlan meminta maaf kepada masyarakat Jawa Barat, usai meminta Jaksa Agung ST Burhanuddin memecat Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) yang berbicara Bahasa Sunda saat rapat.
Permintaan itu ia sampaikan usai memberikan klarifikasi kepada DPP PDIP di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (20/1/2022).
"Saya dengan sungguh-sungguh menyatakan permohonan maaf kepada masyarakat Jawa Barat, khususnya masyarakat Sunda atas pernyataan saya beberapa waktu lalu," kata Arteria.
Klarifikasi dan permintaan maaf Arteria ia sampaikan saat diterima oleh Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, dan Ketua DPP PDIP Komarudin Watubun.
"Saya menyerahkan sepenuhnya kepada DPP partai."
Baca juga: Sah, Mantu Luhut Duduki Kursi Pangkostrad, Ini Profil Mayjen Maruli Simanjuntak
"Sebagai kader partai saya siap menerima sanksi yang diberikan partai."
"Saya belajar dari persoalan ini, dan terima kasih atas seluruh kritik yang diberikan ke saya, pastinya akan menjadi masukan bagi saya untuk berbuat lebih baik lagi,” tutur Arteria.
Arteria pun berjanji akan lebih efektif dalam berkomunikasi.
"Saya sendiri akan lebih fokus di dalam memperjuangkan keadilan bagi masyarakat, khususnya di dalam memerangi mafia narkoba, mafia tanah, mafia tambang, mafia pupuk, mafia pelabuhan, bandara, laut, mafia pangan dan BBM."
"Dan berbagai upaya penegakkan hukum lainnya."
"Saya akan lebih bekerja secara silent tetapi mencapai sasaran penegakan hukum."
"Sekali lagi terima kasih atas semua kritik dan masukan yang diberikan kepada saya," ucapnya.
Sebelumnya, Arteria menyinggung seorang kepala kejaksaan tinggi yang berbicara memakai Bahasa Sunda saat rapat.
Hal tersebut dikatakan Arteria saat rapat kerja bersama Jaksa Agung ST Burhanuddin, di ruang rapat Komisi III DPR, Kompleks DPR/MPR, Jakarta.
Arteria meminta Jaksa Agung (JA) ST Burhanuddin memecat Kajati tersebut.
"Ada kritik sedikit Pak JA, ada Kajati yang dalam rapat dan dalam raker itu ngomong pakai Bahasa Sunda, ganti Pak itu," katanya di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (17/1/2022).
Arteria menyayangkan sikap Kajati yang menggunakan Bahasa Sunda saat rapat.
Menurut dia, Kajati itu seharusnya menggunakan Bahasa Indonesia.
"Kita ini Indonesia, pak."
"Jadi orang takut kalau omong pakai Bahasa Sunda, nanti orang takut ngomong apa dan sebagainya."
"Kami mohon sekali yang seperti ini dilakukan penindakan tegas," pintanya.