Lifestyle
6 Peran Orangtua Menghadapi Kecemasan Anak Jelang Pelaksanaan UTBK
jelang hadapi SBMPTN sejak dulu hingga kini masalahnya tetap sama, yakni menimbulkan kecemasan dengan derajat tingkat kecemasan yang berbeda pada anak
Penulis: Joanita Ary | Editor: LilisSetyaningsih
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2022 sebagai syarat Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) semakin dekat.
Pendaftaran UTBK untuk SBMPTN 2022 ini diketahui akan dimulai pada sekitar bulan Maret hingga April 2022.
Lucia Peppy Novianti, seorang psikolog yang juga merangkap sebagai CEO Wiloka Workshop dan konsultan di berbagai instansi, mengungkapkan bahwa jelang menghadapi SBMPTN sejak dulu hingga kini masalahnya tetap sama yakni menimbulkan kecemasan dengan derajat tingkat kecemasan yang berbeda-beda.
Apalagi begitu mendekati hari-hari jelang UTBK tersebut semakin dekat saja biasanya para pelajar mengalami tekanan mental atau stres yang relatif tinggi setiap kali menghadapi ujian, terutama UTBK.
Baca juga: Gangguan Kecemasan dan Insomnia Mengintai Penyintas Covid-19
Selain persaingan yang ketat, para pelajar juga dituntut menghadapi soal-soal kompleks yang mencakup materi dari kelas 10 sampai 12 dengan waktu persiapan yang terbatas.
Kondisi ini, tak heran, menyebabkan tingkat stres yang tinggi untuk mereka.
“Kecemasan itu grafiknya semakin meningkat saat jelang menghadapi UTBK, banyak anak yang merasa seakan-akan belum belajar apapun, jadi si anak merasa overload dari pikiran-pikiran negative tentang dirinya seakan-akan datang bersamaan” ujar Peppy dalam takshow Psikologi dengan tema Mengenal Gangguan Kecemasan pada Remaja dan Cara Mengatasinya yang diadakan Wartakotalive.com dan Tribun Network pada Selasa (18/1/2022).
Ia mengatakan, walaupun hal biasa stres menjelang ujian, namun tidak boleh diabaikan.
Pasalnya, tingkat stres yang tinggi saat ujian dapat menyebabkan turunnya motivasi belajar.
Baca juga: Salah Satu Gangguan Orientasi Seksual, Eksibisionis bisa disebabkan adanya Kecemasan Saat Kecil
Sehingga penyerapan informasi pun menjadi tidak optimal karena anak mengalami kelelahan
Kemudian bagaimana peran orangtua merespon kecemasan yang dialami oleh anak dalam menghadapi kecemasan jelang UTBK tersebut.
Berikut adalah yang disarankan psikolog :
1. Lingkungan belajar yang nyaman
Ciptakan lingkungan belajar yang nyaman agar anak bisa lebih menguasai materi.
2 Mengungkapkan apapun ganjalan yang dirasakan anak
Buatlah daftar permasalahan dalam proses belajar yang memicu stress dan coba menyelesaikannya satu per satu
3 Bicara dengan anak dari hati ke hati
Terkait rasa cemas yang dihadapi oleh anak-anak, seringkali secara tidak langsung orangtua bisa saja menjadi sumber penyebabnya.
Untuk itu perlu adanya komunikasi yang intens dan lembut agar anak berkenan menyampaikan kegalauannya.
Ajaklah anak agar mau berbagi cerita dengan orangtua mengenai pemikiran, perasaan, dan permasalahan yang dihadapi, sehingga nantinya akan membuat diri anak merasa lebih nyaman.
4 Dengarkan keluhan dan kebutuhan anak
Kadang bukan hanya persoalan materi yang anak butuhkan untuk dia bisa sukses menghadapi UTBK, namun disisi lain keinginan orangtua agar anaknya bisa lolos ke fakultas tertentu yang orangtua inginkan menjadi beban berat bagi anak.
Sebagai orangtua sebaiknya bijak dan menerima keluhan-keluhan yang anak-anak rasakan serta segala alasan yang mereka utarakan apalagi jika anak tersebut keberatan atau merasa tidak mampu dengan permintaan orangtua untuk bisa lolos ke fakultas yang orangtua harapkan.
Peppy melanjutkan saat dalam kondisi seperti ini, bukan hanya kebutuhan yang sifatnya materi yang harus dipenuhi dalam mendukung anak agar sukses menghadapi UTBK.
Baca juga: Organic Parenting Makin Diminati Orangtua Milenial
Namun, kebutuhan anak merasa ingin relax sejenak atau ingin santai sejenak di tengah-tengah penatnya mereka belajar.
Sebagian anak juga membutuhkan butuh les dari bimbingan belajar tertentu untuk mendukung dia dalam menghadapi UTBK.
"Dalam hal ini dukungan keluarga berperan penting dalam kelancaran ujian yang akan dihadapi anak," tegasnya.
5 Tidak memikirkan hal yang belum tentu terjadi
Selanjutnya ajaklah anak untuk fokus pada aktivitas dan materi yang dipelajari dengan tidak banyak memikirkan hal buruk yang belum tentu terjadi.
Karena ketika melaksanakan ujian, juga perlu mengelola pikiran dan perasaan.
Upayakan untuk tidak memikirkan hal lain di luar soal ujian yang akan mengurangi konsentrasi sekaligus membuatnya gelisah
6 Berdoa
Memanjatkan doa kepada Tuhan akan dapat memberi kekuatan moral tersendiri yang akan membuat anak memiliki perasaan tenang dalam menghadapi ujian.