Kisah Desty, Remaja Yatim Pemburu Barang Bekas, Pilih Cari Warung Makan Gratis Ketimbang Mengemis
Sebelum tinggal di sebuah rumah sewa di Sukatani, Tapos, Desty dan sang kakak tinggal bersama kedua orang tuanya di Jalan Damai, Cimanggis.

Pasangan adik-kakak ini merasa tak enak diri jika terus menerus menumpang di rumah neneknya.
Mereka berharap, di rumah nenek, mereka bisa berjumpa dengan sang ibu.
Namun sayang, perasaan rindu akan kasih sayang seorang ibu harus tertunda.
Di rumah nenek - ibu dari ibu- mereka sama sekali tak menemukan sang ibu.
"Di rumah nenek saya bantu-bantu bersihin rumah. Kalau kakak bantu ngurusin padi dan pecahin batu kali," ujar Desty.
Baca juga: BINDa Jawa Barat Kebut Vaksinasi Anak Usia 6-11 Tahun dan Lansia
Baca juga: Ibu Kota Baru Indonesia Berbentuk Daerah Khusus Setingkat Provinsi
Karena tak kerasan, mereka berdua pamit pindah ke Kota Depok.
Selama 2 minggu, mereka numpang hidup di kontrakan yang disewa oleh kerabat Gayus.
Saat menumpang di rumah kerabat sang kakak. Desty merasa merasa tak betah.
Akhirnya, mereka memutuskan untuk hidup di jalanan.
Selama hidup di jalan selama kurang lebih 1 tahun, mereka menyibukkan diri dengan mengamen.
"Kami tidur pindah di ruko-ruko, sambil ngamen," jelas Desty.
Usai mengumpulkan uang hasil ngamen, Desty dan Gayus memutuskan untuk tinggal di rumah sewa di kawasan Sukatani, Tapos.
Guna memenuhi kebutuhan hidup, mereka berdua sehari-hari mengumpulkan botol, gelas plastik, dan kardus bekas.
Barang-barang itu kemudian dijual ke pengepul rongsokan yang letaknya tak jauh dari tempat tinggal mereka.
Baca juga: Masuk Perumahan Mewah di Ancol, Seekor Monyet Serang Penghuni Hingga Terluka
Baca juga: Tiga Pengeroyok Anggota TNI di Penjaringan Diringkus Polisi, Pelaku Lain Masih Diburu
"Cari rongsok sama kakak. Cari botol, gelas, dan kardus bekas," ucapnya.