Berita Regional

IPNU dan GP Ansor Tolak Pengajian Ustaz Khalid Basalamah di Palu, Dituding Wahabi, Tidak Ahlusunnah

Ustaz Khalid Basalamah ditolak pelajar NU dan GP Ansor saat akan menjadi pemateri dalam Tabligh Akbar di Palu.

Editor: Feryanto Hadi
Tangkap Layar IGTV @khalidbasalamahofficial
Foto: Ustaz Khalid Zeed Abdullah Basalamah atau Khalid Basalamah 

WARTAKOTALIVE.COM, PALU--Penolakan oleh Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, GP Ansor dan PMII Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah terhadap kegiatan tabligh akbar Ustaz Khalid Basalamah di Kota Palu, Sulawesi Tengah disorot publik.

Penolakan tersebut justru dianggap upaya memecahbelah anak bangsa lantaran ustaz Khalid diketahui memiliki banyak pengikut.

Warganet di media sosial pun menyesalkan adanya penolakan itu.

Ustaz Khalid Basalamah dikabarkan akan menjadi pemateri dalam Tabligh Akbar.

Tabligh Akbar itu dikabarkan bakal digelar oleh Yayasan Lentera Salaf Palu.

Baca juga: Ustadz Khalid Basalamah Ajarkan untuk Perbanyak Dzikir ini di 10 Hari Pertama Dzulhijjah

Baca juga: Apa Keutamaan Membaca Surat Al-Kahfi di Hari Jumat? Berikut Penjelasan Ustaz Khalid Basalamah

Namun Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Provinsi Sulawesi Tengah langsung memberikan surat penolakan kepada Pemkot dan Polres Palu.

Dalam surat yang beredar di media sosial, selain IPNU, beberapa pihak yang menolak antara lain GP Ansor dan PMII.

"Kami selaku pelopor ajaran Ahlusunnah wal Jamaah an-Nahdliyyah dilingkungan keterpelajaran se Sulteng merasa keberatan dan menolak kehadirannya Dr Khalid Basalamah," ujar Ketua Ikatan Pelajar NU Sulteng, Muamar dikutip Warta Kota dari Tribun Palu.

Berikut alasan dari Ikatan Pelajar NU Sulteng menolak akan kedatangan Ustaz Khalid Basalamah:

Baca juga: Kondisi Kesehatannya Terus Menurun, Pak Ogah Sering Berbisik ke Keluarga: Aku Ingin Pulang

1. Dr Khalid Basalamah merupakan Da'i Wahabi Indonesia

2. Narasi yang dibawakan yang bersangkutan selama ini beredar sering menimbulkan ujaran kebencian dan dapat berpotensi memecah belah kerukunan umat di NKRI

3. Menilai ybs tidak sesuai Tradisi, Adat Istiadat, dan Budaya masyarakat Indonesia khususnya Tanah Kaili dan kerap menimbulkan keresahan 

4. Menilai ybs tidak sesuai dengan ajaran Ahlusunnah Wal Jamaah yang dibawakan mayoritas Dai Ahlusunnah wal Jamaah khususnya di Tanah Kaili.

5. Cenderung dapat memantik kebencian bagi mayoritas muslim yang basisnya Ahlussunnah Wal Jamaah

6. Memperhatikan bahwa Ajaran Guru Tua di Tanah Kaili sangat perlu dijaga dan dikawal bersama.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved