Berita Regional

Hati Ayah Salsabila Hancur Saksikan Rekonstruksi Tabrak Lari Nagrek: Perasaan Saya Tak Jelas

Kasus kecelakaan tabrak lari itu terjadi pada 8 Desember melibatkan tiga oknum anggota TNI AD, satu kolonel dan dua kopral dua.

Editor: Feryanto Hadi
Tribun Jabar / Lutfi Ahmad
Rekontruksi kasus tabrak lari Salsa dan Handi digelar di Jalan Raya Bandung-Garut tepatnya di Desa Ciaro Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung, Senin (3/11/2021). 

WARTAKOTALIVE.COM, BANDUNG -Proses hukum terhadap tiga oknum anggota TNI AD memasuki babak baru.

Ketiganya dihadirkan di rekontruksi kasus tabrak lari pasangan sejoli di Nagreg di Jalan Raya Bandung Garut tepatnya di Desa Ciaro Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung, Senin (3/1/2021).

Tiga oknum anggota TNI AD yang jadi tersangka kasus tabrak lari itu, Kolonel Priyanto yang bertugas di Korem Gorontalo.

Dua lagi Koptu Dwi Atmoko dan Kopda Ahmad Sholeh, turut dihadirkan. 

Baca juga: Dikabarkan Sedang Sakit, Beredar Video Ayu Aulia Bareng Cowok di Bali, Road Manajer Beri Penjelasan

Saat digelar rekonstruksi kecelakaan di Nagreg, Kabupaten Bandung, yang melibatkan tiga oknum TNI, ayah korban Salsabila (14), Jajang (47), mengaku perasaannya tak jelas.

Hal tersebut diungkapkan Jajang, setelah digelarnya rekonstruksi dengan diperagakan langsung oleh ketiga tersangka di TKP, yang berada di Desa Ciaro, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, Senin (3/1/2022).

"Pas rekonstruksi, saya mah, teu puguh rarasaan teu puguh cicing (perasan tak jelas dan tak bisa diam)," ujar Jajang, setelah menyaksikan langsung rekonstruksi.

Baca juga: Polisi Militer Kawal Ketat Rekonstruksi Tabrak Lari Sejoli di Nagrek, Ketiga Pelaku Disoraki Warga

Sebelumnya diberitakan, Salsabila dan temannya Handi Saputra (17) menjadi korban tabrak lari.

Kedua korban sempat hilang dibawa oleh pelaku yang mengaku akan membawa korban ke rumah sakit, namun nyatanya korban ditemukan di Sungai Serayu, Jawa Tengah, dengan kondisi tak bernyawa.

Jajang mengaku, terkait kejadian yang menimpa anaknya, pihaknya sudah menyerahkannya kepada pihak berwajib.

"Kami sudah menerima apa adanya, biar jongjon anak saya di sana (supaya anaknya lega), kalau saya gak jongjon (tak lega), mau apa, da gak akan kembali lagi," kata Jajang, yang terlihat berkaca-kaca.

Jajang mengatakan, ketiga tersangka yang menabrak dan membuang jasad korban ke sungai, kelakuannya seperti setan.

"Gak punya hati nurani," tuturnya.

Setelah melihat rekonstruksi, Jajang mengaku sedikit lega.

"Ini kan terbuka, jadi enak," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved