Berita Nasional

Dibully Gegara Dua Kali DO, Giring Jelaskan Kisah Sedihnya, Iba Melihat Ibunya yang Single Parent

Giring tidak mau merepotkan ibu saya yang single parent, semenjak tahun 1998 ketika almarhum Bapak meninggalkan kami sekeluarga

Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota/Arie Puji Waluyo
Giring Ganesha angkat bicara terkait viralnya status kemahasiswaan dirinya 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha menjadi bulan-bulanan warganet usai viral statusnya yang dua kali dropout (DO) dari Universitas Paramadina.

Viralnya status kemahasiswaan giring disebut sebagai bentuk 'serangan balik' dari pendukung Anies Baswedan atas pidato Giring di ulang tahun PSI.

Setelah sempat dibela sejumlah kader PSI, kini Giring sendiri yang angkat suara.

Awalnya, Giring bercerita memang sempat tidak aktif di kampus, karena lebih memilih karier di dunia musik.

Hal itu ia pilih lantaran musik adalah passion-nya, dan ia ingin mengejar impian.

Baca juga: Indonesia Masih Bebas Zona Merah Covid-19, Kuning Terus Berkurang Jadi 408

Giring juga tidak ingin merepotkan ibunya yang menjadi orang tua tunggal, setelah ditinggal ayahnya yang wafat.

Hal itu ia ungkapkan melalui akun instagramnya, merespons kabar dirinya drop out (DO) yang mengemuka di ruang publik, Kamis (30/12/2021).

"Saya tidak mau merepotkan ibu saya yang single parent, semenjak tahun 1998 ketika almarhum Bapak meninggalkan kami sekeluarga."

Baca juga: DAFTAR Terbaru Zona Hijau Covid-19 di Indonesia: Tambah Jadi 106, Tak Ada di Jakarta dan Bali

"Itulah saya yang harus menelan kenyataan pahit dan tidak punya banyak pilihan, harus memilih kerja atau kuliah."

"Cita-cita saya sederhana, waktu itu saya ingin mandiri, tidak ingin merepotkan ibu saya yang single parent."

"Saya ingin Ibu saya bahagia dan ingin berangkat naik haji waktu itu sama ibu saya," ungkapnya.

Baca juga: Partai Gelora Bakal Gugat Presidential-Parliamentary Threshold, Juga Minta Pilpres-Pileg Dipisahkan

Giring mengaku bangga bisa berkuliah di Universitas Paramadina, meski akhirnya memilih lebih serius berkarier di grup band Nidji.

"Saya bangga pernah berkuliah di Universitas Paramadina."

"Setelah berjalan beberapa semester, ternyata saya dihadapkan dua pilihan, melanjutkan kuliah atau membangun karier di industri musik," papar Giring.

Baca juga: Usulkan Pembubaran Fraksi di DPR, Ketum Partai Gelora: Anggota yang Tak Pernah Bicara Bakal Ketahuan

Giring mengaku tak pernah bertemu langsung dengan Anies Rasyid Baswedan.

Saat berstatus mahasiswa, kata Giring, Anies belum menjadi rektor Universitas Paramadina.

"Di kampus Paramadina, saya tidak pernah bertemu langsung dengan Mas Anies."

Baca juga: 51 dari 68 Pasien Omicron di Indonesia Sudah Divaksin Covid-19 Dosis Lengkap

"Setelah saya masuk, rektor kami saat itu adalah almarhum Dr Nurcholish Madjid atau Cak Nur."

"Dan ketika Cak Nur wafat, saya sempat mengantarkan beliau ke pemakaman," bebernya. 

Pidato kontroversial Giring

Sebelumnya, Giring Ganesha menyebut sosok yang ia nilai tak layak menggantikan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden.

Menurut Giring, sosok yang menggunakan isu SARA serta mempolitisasi agama, tak layak menjadi pemimpin Indonesia.

Hal itu disampaikan Giring saat sambutan acara puncak peringatan HUT Ke-7 PSI di Ballroom Djakarta Theater, Jakarta, Rabu (22/12/2021).

Baca juga: Kasus Omicron di Indonesia Bertambah Jadi 5, Dua Pasien Teranyar Baru Pulang dari London

"Kemajuan akan terancam jika kelak yang menggantikan Pak Jokowi adalah sosok yang punya rekam jejak menggunakan isu SARA, dan menghalalkan segala cara untuk menang dalam pilkada," tutur Giring.

Giring juga menyebut Indonesia akan menjadi suram jika dipimpin seorang pembohong.

Di hadapan Presiden Jokowi, Giring memberikan clue orang yang ia maksud, yakni seorang yang pernah dipecat dari kabinet.

Baca juga: Tak Cuma di Jakarta, Epidemiolog Yakin Varian Omicron Sudah Masuk Bali, Ini Indikatornya

"Indonesia akan suram jika yang terpilih kelak adalah seorang pembohong, dan juga pernah dipecat oleh Pak Jokowi karena tidak becus bekerja," ucap Giring yang disambut tepuk tangan kader yang hadir.

Ia juga menegaskan, PSI tak akan mendukung sosok yang dimaksud tersebut.

Giring juga memastikan PSI akan menjadi oposisi, jika tokoh yang dimaksud itu terpilih menjadi presiden.

"Tapi Pak, bila kelak skenario terburuk terjadi dan kandidat punya rekam jejak politisasi agama itu menang pilpres, Pak, PSI siap menjadi oposisi sebagaimana yang kami buktikan di Jakarta hari ini," tegas Giring

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved