Piala AFF
Widodo Cahyono Putro Beri Tips Buat Striker Timnas Indonesia di Piala AFF 2020
Sebagai sesama pelatih, saya sepaham dengan pernyataan Shin Tae-yong yang menyebut para pemainnya mengalami kelelahan fisik
Penulis: Eko Priyono |
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Saya termasuk ke dalam golongan pecinta sepak bola Indonesia yang mengagumi penampilan timnas Indonesia di Piala AFF 2020.
Apalagi kita sama-sama tahu anak asuh Shin Tae-yong ini rata-rata masih berusia muda. Tapi dengan kemudaannya itu mereka tampil sangat luar biasa.
Saya pikir mereka memiliki potensi untuk berprestasi di masa mendatang. Perihal hasil 1-1 melawan Singapura pada semifinal pertama hari Rabu lalu, itu tak mengurangi penilaian saya.
Sebagai sesama pelatih, saya sepaham dengan pernyataan Shin Tae-yong yang menyebut para pemainnya mengalami kelelahan fisik.
Pasalnya Singapura punya waktu istirahat sehari lebih banyak dari skuad Merah Putih. Walau kelihatannya sepele, tapi waktu sehari ini sungguh berharga pada turnamen yang jadwalnya begitu ketat.
Apalagi cara main Indonesia di bawah Shin menurut saya membutuhkan daya tahan fisik yang prima.
Saya sempat bertemu Shin waktu sama-sama membela timnas di putaran final Piala Asia 1996. Waktu itu Indonesia kalah 2-4 dari Korea Selatan di babak penyisihan grup A.

Saya dan Ronny Wabia mencetak gol untuk Indonesia. Seingat saya Shin waktu itu masuk sebagai pemain pengganti. Posisinya gelandang.
Untuk leg kedua, masing-masing tim sudah mengetahui kelemahan dan kelebihan. Hal ini pasti akan dipelajari Shin untuk mengatur strategi terbaik berdasarkan kebugaran pemainnya.
Soal pemulihan kondisi, inilah pentingnya kenapa di dalam tim ada dokter, fisioterapis, ahli nutrisi, psikolog, sport masseur.
Mereka bertugas untuk membantu pemain kembali mencapai kondisi terbaiknya seiring dengan waktu istirahat yang cukup.
Baca juga: Witan Sulaeman Berpesan pada Rekannya untuk Mendengarkan Arahan Shin Tae-yong di Piala AFF
Baca juga: Shin Tae-yong Akui Skuad Timnas Tidak Maksimal di Laga Leg Pertama Semifinal Lawan Singapura
Lalu saya pribadi, sebagai mantan pemain timnas yang sekarang menjadi pelatih, berharap setiap individu punya kesepahaman yakni pertandingan tanggal 25 Desember melawan Singapura nanti bukan tentang siapa yang cetak gol, yang terpenting tim bisa memang.
Pemain tidak boleh egois, konsolidasi mesti lebih baik lagi, jangan mau cetak gol sendiri. Ini yang saya lihat masih menonjol pada semifinal pertama.
Kalau bisa permainan seperti ketika kita membobol gawang Singapura ditingkatkan lagi. Buat saya gol itu sungguh indah, berkelas karena lahir dari kombinasi antarpemain. Gol-gol berseni seperti halnya gol dari tendangan bebas atau tendangan salto.

Pemain sekarang itu kan cepat menangkap sesuatu. Mereka tiap minggu disuguhi pertandingan. Dari sana mereka bisa mengamati perkembangan sepak bola modern yang dimainkan.