Pembiayaan Alat Berat Menjanjikan, Berikut Langkah Strategis IBF untuk Capai Target di Tahun 2022
Direktur Keuangan IBF Alexander Reyza menyebut bila Covid-19 terkendali di pengujung tahun ini, pelaku dunia industri optimistis menatap tahun 2022.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Direktur Keuangan PT Intan Baruprana Finance Tbk atau IBF Alexander Reyza berharap kasus Covid-19 semakin terkendali di pengujung tahun 2021.
Bila hal itu terwujud, Reyza optimistis tahun 2022 mendatang bisa menjadi babak baru untuk semua industri.
IBF sendiri merupakan perusahaan pembiayaan barang modal multi merek, alat transportasi, dan mesin-mesin lainnya untuk memberikan solusi pembiayaan bagi para pelanggan di seluruh Indonesia.
Menurut Reyza, IBF sanggup bertahan di tengah pandemi karena dukungan penuh dari para kreditur dan pemegang saham.
"Pembiayaan alat berat masih menjanjikan pascapandemi Covid-19 dan dipercaya akan meningkatkan kinerja industri serta profitabilitas termasuk untuk IBF di tahun-tahun berikutnya," kata Reyza melalui keterangan pers yang diterima, Senin (20/12/2021).
Pasar alat berat, lanjut Reyza, masih memiliki potensi besar di tahun 2022. Dengan meningkatnya permintaan produk tambang seperti batubara, nikel dan tembaga, diharapkan penjualan alat-alat berat nasional juga akan meningkat dimasa mendatang.
Mempertimbangkan hal tersebut, IBF tetap fokus pada pembiayaan produk alat berat dengan membidik sektor industri pertambangan, konstruksi, perkebunan, dan logistik dengan dukungan grup usaha PT Intraco Penta Tbk yang sudah berpengalaman lebih dari 50 tahun.
Reyza menambahkan sampai 30 September 2021, perseroan mencatat total aset sebesar Rp 784,3 miliar atau turun sebesar 10.51 persen dibanding akhir tahun 2020.
Untuk total piutang pembiayaan (netto) dalam bentuk pembiayaan investasi, modal kerja, pembiayaan multiguna dan pembiayaan yang berbasis syariah sampai dengan 30 September 2021 tercatat sebesar Rp 406,9 miliar.
"IBF mengalami negatif ekuitas sebesar Rp 398,6 miliar yang disebabkan oleh pembebanan impairment atas debitur-debitur non performing financing. Namun di tahun 2022, perseroan optimis mendapatkan sumber pendanaan baru dari calon investor strategis sehingga berdampak pula terhadap perbaikan kondisi keuangan IBF," ujar Reyza.
"Kami saat ini menyusun langkah strategis yang akan dilakukan di tahun 2022 yaitu dengan menggandeng investor baru untuk memperkuat struktur permodalan IBF. Pendanaan baru dari calon investor diharapkan selesai pada akhir 2022. Dengan adanya sumber pendanaan baru, IBF kembali dapat memberikan fasilitas pembiayaan baru serta melakukan kerja sama pabrikan alat-alat berat untuk mencapai target penyaluran fasilitas pembiayaan baru dan rasio-rasio keuangan terkait permodalan yang disyaratkan oleh OJK dapat terpenuhi," sambungnya.