Banjir

Dipa Pasrah Bahan Baku untuk Membuat Tahu Bulat Terendam Banjir

Dipa Gunawan, pedagang tahu bulat hanya bisa bengong menatap banjir yang masuk ke dalam rumahnya. Selain menyisakan kotoran, bahan baku dagangan rusak

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Valentino Verry
warta kota/gilbert sem sandro
Dipa Gunawan, pedagang tahu bulat yang harus merugi lantaran kediamannya dilanda banjir. 

Selain itu, terlihat puluhan kendaraan motor dan mobil terlihat dipindahkan pada satu titik yang tinggi, guna menghindari terendam banjir.

Jalan tersebut juga ditutup warga sekitar dengan menggunakan bambu panjang, agar menghindari pengendara yang melintas terjebak banjir.

Meskipun hanya seorang pendatang, akan tetapi Dipa tetap berharap agar pemerintah dapat menyelesaikan permasalahan banjir yang kerap melanda wilayah tersebut.

Baca juga: Anies Resmikan Revitalisasi Cagar Budaya Gereja Immanuel di Gambir

Pasalnya, ketika banjir melanda ia pun harus merelakan pekerjaannya menjadi tertunda.

Sebab, waktu istirahat yang kurang ketika harus begadang di malam hari, membuat persiapan untuk dagangnnya menjadi terganggu karena banjir baru surut saat pukul 03.00 WIB.

"Saya enggak tau harus ngomong gimana, soalnya pendatang juga di sini saya kan hanya mengontrak. Tapi ya mudah-mudahan pemerintah bisa menyelesaikan masalah banjir inilah, karena sangat mengganggu kegiatan kita soalnya," ucapnya.

"Kalau air masuk kedalam rumah begini kita gimana istirahat dan tidurnya, terus kita juga enggak bisa kerja buat persiapin besok dagang, bingung juga gimana jadinya kalau begini-begini terus," tutup Dipa Gunawan.

Warga RT 05/RW 09, Kunciran, Pinang, Kota Tangerang, melakukan aksi yang mengandung sarkas terhadap Pemerintah Kota Tangerang.

Baca juga: Aksi Heroik Polantas Tangsel Bopong Ibu Tua Pingsan di Alam Sutera, Tuai Pujian

Aksi bernada sindiran tersebut dilakukan dengan memancing dan menjala seolah berburu ikan pada Jalan Sultan Ageng Tirtayasa yang dilanda banjir setinggi satu meter.

"Ya mancing dan menjala aja, siapa tau ada ikannya secara tiba-tiba. Abisnya wilayah sini sudah sering banget banjir, udah kaya sungai aja jadinya kan sama-sama dalem banjirnya," ujar Dede Naseli.

"Kita biasa begini kalau sudah banjir, iseng-iseng aja sambil menunggu banjir surut. Abis percuma mau istirahat dirumah juga enggak bisa gara-gara kerendam banjir, mending begini sambil nunggu pemerintah peka," imbuhnya.

Dede mengatakan, aksi yang dilakukan oleh tersebut merupakan bentuk protes terhadap pemerintah, lantaran kecewa tidak pernah memperhatikan wilayahnya yang kerap dilanda banjir itu.

Baca juga: Empat Proyek Intiland Raih Penghargaan Properti Terbaik di FIABCI Indonesia

Meskipun mengetahui tidak ada ikan pada banjir tersebut, namun mereka tetap melakukan aksinya sambil menunggu banjir surut.

"Ya ini bentuk kecewa saja sama pemerintah, abisnya banjir sudah sering begini tapi tidak pernah ditangani dan dikasih solusi," kata dia.

"Sebenarnya sadar, mana mungkin sih ada ikan orang ini jalan umum. Cuma mau gimana lagi, kita dirumah enggak bisa tidur, sampai air surut sekira pukul 03.00 WIB nanti," keluhnya.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved