Kisah Inspiratif

Kisah Misan Samsuri Mengejar Cita-cita, Meski Kerap Diomeli Dosen, Dia Sukses Rampungkan Studi S2

Kisah Misan Samsuri, Meski Kerap Diomeli Dosen karena Terlambat, Dirinya Sukses Selesaikan Studi S2. Berikut Selengkapnya

Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Dwi Rizki
Warta Kota
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Demokrat Misan Samsuri (kanan) usai wisuda S2 di TMII, Jakarta TImur pada Senin (20/12/2021). 

WARTAKOTALIVE.COM, CIPAYUNG - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Misan Samsuri membagikan pengalamannya diomeli dosen saat mengikuti kuliah Magister Manajemen Program Pascasaarjana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Kusuma Negara, Jakarta.

Politisi Partai Demokrat ini diomeli dosen, lantaran kerap terlambat mengikuti studi di kampus.

Misan mengaku, sempat kesulitan menyelesaikan pendidikan di tengah kesibukannya menjadi anggota Perlemen Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Namun karena kuatnya dukungan dari istri dan anak serta koleganya, Misan akhirnya mampu menyelesaikan kuliahnya selama dua tahun.

“Awalnya memang berat untuk mengatur kerja, kegiatan di politik dan kuliah. Bahkan kadang-kadang saya suka diomelin juga sama dosen karena telat mulu,” ujar Misan usai melaksanakan wisuda S2 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur pada Senin (20/12/2021).

Walau kerap diomeli, kata Misan, bukan berarti dia lalai menunaikan kewajibannya di kampus.

Bahkan Misan mampu menyelesaikan studinya di tengah kesibukannya sehari-hari.

Baca juga: Husin Shihab Minta Polisi Segera Tangkap Habib Bahar karena Sebar Fitnah soal Jenderal Dudung

Baca juga: Resolusi Tahun 2022, Gaya Hidup Sehat Dimulai dari Dapur Bersama Nicoles Natural

“Saya telat kuliah paling hanya 5-10 menit, dan saya memang berkomitmen untuk menyelesaikan pekerjaan dan kuliah. Karena itu, saya harus pintar-pintar membagi waktunya,” kata Misan.

Di usianya yang menginjak setengah abad tepatnya 53 tahun, Misan juga tidak malu baru meraih gelar S2.

Dia berharap, semangatnya untuk meraih pendidikan yang jenjang lebih tinggi ini bisa menjadi motivasi masyarakat, terutama kaum milenial dalam mengejar pendidikan.

“Belajar itu tidak mengenal usia, sepanjang kita masih punya kemauan untuk belajar itu tidak ada batas umur dan pendidikan cukup pentin. Jadi, jangan berhenti belajar hanya sampai S1 dan S2, kalau bisa sampai S3 bahkan profesor,” jelasnya.

Baca juga: Bemandry Terjun ke Industri Musik, Ciptakan dan Nyanyikan Banyak Lagu hingga Isi Soundtrack Novel

Baca juga: Dipolisikan Husin Shihab karena Komentari Jenderal Dudung, Eggi Sudjana:Di Mana Ujaran Kebenciannya?

Menurut dia, wisuda adalah sebuah babak baru dalam upaya menggapai cita-cita dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.

Gelar akademik yang melekat pada diri akan menjadi beban sepanjang hayat, agar senantiasa mengembangkan potensi diri.

Hal ini sebagaimana yang termaktub dalam Tri Dharma perguruan tinggi untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan lainnya.

Dengan begitu, pendidikan yang didapat bisa berkontribusi positif bagi kesejahteraan dan kemajuan masyarakat, bangsa dan negara.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved