Lifestyle
Konsep Mindful Parenting untuk Wujudkan Kebiasaan Makan yang Baik pada Balita
Minimnya edukasi dan pemahaman soal nutrisi membuat sebagian orangtua kerap kurang tepat dalam memberikan menu gizi ke anaknya.
Penulis: LilisSetyaningsih | Editor: LilisSetyaningsih
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Minimnya edukasi dan pemahaman soal nutrisi membuat sebagian orangtua kerap kurang tepat dalam memberikan menu gizi ke anaknya.
Tidak sedikit orangtua yang sudah memberikan pisang begitu bayi dilahirkan, memberikan madu pada bayi dibawah usia satu tahun, dan juga pemberian susu kental manis ke balita (bawah lima tahun) sebagai minuman susu.
Seperti diketahui walaupun ada 'embel-embel' susu, namun pemberian susu kental manis sebagai susu untuk balita tidak disarankan.
Hal ini karena kandungan gula di dalam susu kental manis.
Baca juga: Hoax Larangan Seduh SKM, Susu Kental Manis Dipastikan Aman Diseduh dengan Air Panas
Baca juga: Bidan Menjadi Garda Terdepan dalam Mengawal Kesehatan ibu dan anak, Termasuk Turunkan Angka Stunting
Balita disarankan mengonsumsi susu pertumbuhan.
Peruntukan susu kental manis sebaiknya sebagai tambahan minuman dan makanan, seperti roti bakar, sebagai topping, pisang bakar, martabak, es teler, dan lainnya.
Menyadari masih kurangnya edukasi mengenai hal tersebut, sebanyak 30 balita mengikuti program Mindful Parenting dan G21H untuk mengubah kebiasaan konsumsi susu kental manis yang diselenggarakan oleh Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama Komunitas Menata Keluarga (EMKA) belum lama ini.
Dari keseluruhan balita tersebut, sebanyak 29 balita telah berhasil melepaskan ketergantungan terhadap konsumsi susu kental manis sebagai minuman harian.
Baca juga: Upaya Pemkot Depok Wujudkan Zero Stunting dengan Program DSunting Menara
Mindful Parenting merupakan metode pengasuhan yang fokus padda kesadaran orangtua dalam mengasuh anak.
Sementara Gerakan 21 Hari (G21H) merupakan upaya pembiasaan konsumsi makanan bergizi keluarga yang mulai dikampanyekan YAICI.
Gerakan ini didasarkan pada teori Maxwewll, dimana sesuatu akan menjadi kebiasaan apabila dilakukan secara berturut-turut selama 21 hari.
Penerapan mindful parenting dengan didukung oleh G21H diharapkan dapat mengubah kebiasaan balita yang sudah terbiasa mengonsumsi susu kental manis.
Baca juga: Jangan Terlambat, Tanda Gangguan Bicara dan Bahasa Sudah Bisa Dikenali Sejak Bayi Usia 6 Bulan
Ketua Harian YAICI Arif Hidayat mengatakan terdapat 30 balita yang tersebar di 3 propinsi yang menjadi pilot project G21H.
“Sebagai langkah awal, kami mendampingi orangtua dari 30 balita di Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah untuk menerapkan pola pengasuhan mindful parenting untuk mengubah kebiasaan konsumsi susu kental manis pada balita. Hasilnya, sebanyak 29 balita telah berhasil merubah kebiasaan konsumsi kental manis,” jelas Arif, Selasa (14/12/2021).
Lebih lanjut, Arif menjelaskan program G21H Mengubah Kebiasaan Konsumsi Susu Kental Manis dengan metode Mindful Parenting ini dimulai sejak 19 November – 5 Desember 2021.
Baca juga: Atur Asupan Gula dan Gizi Anak Sejak Dini Sesuai dengan kebutuhannya