Hari Disabilitas International
Tri Risma Ngeles, Setelah Dikritik atas Sikapnya yang Memaksa Anak Penyandang Disabilitas Berbicara
Maksud hati ingin memberi semangat, yang terjadi malah salah kaprah. Ini yang dialami Mensos Tri Rismaharini kepada remaja penyadang disabilitas.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Tak terima dirinya dihujat masyarakat, Menteri Sosial Tri Rismaharini pun tak kehilangan akal.
Dengan gaya keibuan, Tri Risma coba menjelaskan alasan dirinya memaksa seorang remaja yang mengalami tunarungu untuk berbicara.
Seperti diketahui, pada sebuah acara peringatan Hari Disabilitas International, 3 Desember 2021, Tri Risma tampil nyeleneh.
Entah ingin memberikan semangat atau tidak paham atas kondisi penyandang disabilitas, Tri Risma malah memaksa remaja pria berbicara.
Baca juga: GANJIL Genap DKI Jakarta Sabtu 4 Desember 2021: Jadwal, Lokasi dan Aturan Masuk Lokasi Wisata
Yang bikin gemas, desakan itu dilakukan Tri Risma di panggung acara.
Alhasil, pihak panitia pun coba menjelaskan pada Tri Risma agar memahami kondisi penyandang disabilitas.
Sementara sang remaja yang dipaksa bicara terlihat down, dia terus menunduk tak berani menatap wajah Tri Risma.
Risma mengaku percaya setā®iap orang yang memiliki kekurangan pasti juga akan diberi kelebihan.
Untuk itu Risma ingin mengetahui apakah alat bantu dengar yang diberikannya bisa berfungsi dengan baik.
Salah satu caraya yakni dengan mengajak peyandang disabilitas tersebut untuk berbicara.
"Saya percaya bahwa setiap kekurangan pasti diberikan kelebihan, kemudian saya pengen tahu apakah alat yang saya bantu apakah bisa berfungsi maksimal, saya kan juga pengen tahu," ucapnya.
Baca juga: Friska Asta Peduli pada Perkembangan Anak, Bagikan Ilmu Parenting Lewat Medsos
"Nah kemudian yang kedua apakah sebetulnya dia hanya tuna rungu atau tuna wicara, atau dua-duanya. Nah itu cara mengetesnya begitu, dia melatih untuk bicara," kata Risma dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Jumat (3/12/2021).
Ceritakan Pengalamannya Bertemu Korban Rudapaksa yang Tunarungu
Risma pun menceritakan, pada saat ia masih menjadi Wali Kota Surabaya, ia pernah bertemu dengan korban rudapaksa.
Mirisnya korban merupakan penyandang tunarungu, sehingga ia tidak bisa menjelaskan apa yang telah ia alami.