Berita Bekasi
Identitas Wartawan Paparazi yang Tewas di Exit Tol Bintaro Terkuak, Mantan Buruh-Baru Gabung 2 Bulan
Identitas Wartawan Paparazzi yang Tewas di Exit Tol Bintaro Terkuak, Mantan Buruh-Baru Gabung 2 Bulan. Berikut Selengkapnya
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Kasus penembakan yang dilakukan anggota Polantas terhadap dua orang pria di exit tol Bintaro, Jakarta Selatan memicu perhatian publik.
Korban tewas dalam peristiwa tersebut diketahui merupakan gerombolan yang mengaku wartawan atau kerap dijuluki 'wartawan paparazzi'.
Mereka memanfaatkan profesi wartawan untuk menakuti dengan tujuan memeras para korban, yakni pasangan bukan suami istri yang dikuntitnya sesaat meninggalkan hotel.
BS (43) seorang sumber yang mengaku mengenal dekat kelompok Paparazzi mengungkapkan kelompok ini umumnya berdomisili di Bekasi, seperti di Rawalumbu dan Cibitung.
BS pun membenarkan PP (43) yang merupakan korban penembakan di Tol Exit Bintaro adalah kelompok Wartawan Paparazzi.
"Dia belum lama bergabung, baru sekitar dua bulan. Tadinya, dia bekerja sebagai karyawan swasta di sebuah pabrik baja di Cibitung selama belasan tahun," ungkap BS saat ditemui di Bekasi pada Rabu (2/12/2021).
BS tak tahu kenapa akhirnya PP bergabung dengan kelompok itu.
Hanya saja, BS menyebut bahwa PP sudah diingatkan sahabatnya dari Tebing Tinggi untuk tak bergabung dengan kelompok Paparazzi.
Selain memiliki resiko yang besar, diungkapkannya, anggota Paparazzi juga sudah banyak yang tertangkap polisi.
"Mungkin PP tertarik dengan iming-iming dari kelompok itu, padahal sebelumnya sudah diingatkan jangan masuk ke situ (kelompok Paparazzi)," kata BS
BS yang juga berprofesi sebagai wartawan koran mingguan juga sempat diajak bergabung dengan rekannya sesama orang Sumatera Utara itu.
Namun, dia menolak karena alasan kerap melakukan pemerasan.
Targetkan Korban
Kelompok Paparazzi memiliki tongkrongan khusus di daerah Rawalumbu dan Cibitung.
Biasanya, sebelum atau sesudah beraksi, mereka berkumpul di sana.
Seperti yang tampak pada Rabu (2/11) malam. Beberapa di antara mereka berkumpul di sebuah warung kopi di Jalan Setia Kawan, Rawalumbu atau tak jauh dari restoran cepat saji.
BS yang berasa dari Sidikalang, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara itu menyebut ada beberapa kelompok Paparazzi yang beroperasi dengan modus sama.
Adapun kelompok lama yang terkenal yakni kelompok Bekasi Timur dan Bekasi Selatan dan kelompok Kalimalang.
Sebelum beraksi, masing-masing kelompok itu melakukan sejumlah persiapan.
Pertama, mereka biasanya meminjam uang kepada rentenir sebagai biaya operasional termasuk menyewa mobil hingga berhari-hari.
"Satu kelompok Paparazzi biasa sekitar 8 orang setiap beroperasi. Bisa dua sampai empat mobil dan kadang sampai tidak pulang selama beberapa hari," ungkapnya.
Setelah melakukan persiapan, kelompok ini memulai operasi dengan menunggu korban di sekitar hotel transit.
Saat korban keluar dengan kendaraan, mereka mulai membuntuti.
"Mereka mengikuti korban sampai rumah. Adapun spekulasi bahwa itu pasangan selingkuh, biasanya mereka melihat ketika si perempuan dan lelaki tidak satu tujuan pulang," ungkapnya.
Saat si perempuan turun di suatu tempat, Paparazzi mulai membagi tugas. Sebagian menguntit si perempuan sampai rumah. Sebagian lagi, membuntuti si pria juga sampai rumah.
"Barulah mereka mulai menunjukkan foto dan mengancam akan memberitahukan ke pihak keluarga tentang perselingkuhan itu. Mereka juga mengancam akan mempublikasikannya di media," papar BS.
BS mengakui, mayoritas korban takut dengan ancaman itu dan memberikan sejumlah uang yang diminta.
"Bahkan tidak jarang pemerasan itu akan berlanjut dengan pelaku yang berbeda yang juga teman mereka. Kalaupun korban tak punya uang, barang apapun bisa diminta demi menutup pinjaman modal kelompok Paparazzi ini," ungkapnya.
BS menambahkan, adanya insiden penembakan yang menewaskan PP, membuat para Paparazzi lain kini 'tiarap' sementara waktu
"Mereka lagi cooling down, tiarap dulu sejak ada kasus penembakan itu," tandasnya.
Seperti diketahui, Polda Metro Jaya memastikan kasus penembakan di exit tol Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan dilakukan oleh Polantas angggota PJR Polda Metro Jaya, yakni Ipda OS, (27/11/21) dinihari.
Berawal dari Ipda OS mendapat laporan dari warga inisial O yang belakangan disebut-sebut Staf Khusus DPRD DKI Jakarta.
Inisial O ini melapor ke Ipda OS jika Suzuki Ertiga nopol B 1879 RFJ yang dibawanya dikuntit beberapa mobil, termasuk ada MA dan PP sejak dari Hotel Kedaton, Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Lalu Ertiga diarahkan inisial O ke exit tol Bintaro sesuai instruksi Ipda OS dan terjadi aksi penembakan tersebut.
Hingga terjadilah insiden penembakan yang menewaskan PP.
Namun, dari kasus ini, Ipda OS belum ditetapkan menjadi tersangka dan masih diperiksa Propam.
Sebab ada kemungkinan ia hanya membela diri atau melindungi masyarakat yang dalam kondisi terancam keselamatannya.