Virus Corona
Disebut-sebut Sampai 50, Omicron Jadi Varian Covid-19 yang Paling Banyak Bermutasi
Menurut Tjandra, masih perlu beberapa minggu untuk memastikan ada tidaknya dampak varian baru ini pada lima hal.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - WHO menggolongkan varian B.1.1.529 alias Omicron asal Afrika Selatan, masuk kategori kewaspadaan tertinggi, yakni variant of concern (VOC).
Keputusan ini berdasarkan pada rekomendasi WHO's Technical Advisory Group on SARS-CoV-2 Virus Evolution (TAG-VE).
Menurut Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI dan Guru Besar FKUI Prof Tjandra Yoga Aditama, ada beberapa pertimbangan kenapa Omicron dijadikan sebagai VOC.
Baca juga: Panglima TNI Diharapkan Temui Komnas HAM Sebelum Paparkan Pendekatan Baru Tangani Konflik Papua
Pertama, karena banyaknya mutasi yang terjadi.
Kata Tjandra, ada yang mengatakan 30 di spike protein. Namun ada pula yang menyatakan sampai 50 total mutasi.
Dan ini merupakan mutasi terbanyak dari virus Covid-19 selama ini, dan sebagian mutasi ini adalah baru.
Baca juga: Pengendara yang Lolos Posko PPKM Bakal Ditempeli Stiker, Wajib Kantongi SKM
Sejauh ini mutasi yang amat banyak ini dikhawatirkan berhubungan dengan tiga hal.
Pertama, penyebaran yang cepat dan sudah sudah terjadi di Afrika.
Kedua, adanya kemungkinan infeksi ulang.
Baca juga: Masyarakat yang Belum Divaksin Covid-19 Tak Bakal Dilayani Beli Tiket Transportasi Umum
Ketiga, serangan pada sistem imun.
"Karena 30 mutasi terjadi di spike protein, sementara vaksin biasanya bekerja melakui spike protein, maka memang ada kekawatiran tentang dampak varian baru ini pada efikasi vaksin," beber Tjandra kepada Tribunnews, Sabtu (27/11/2021).
Saat ini produsen vaksin sedang melakukan penelitian, seperti Moderna dan Astra Zeneca.
Baca juga: Tak Kunjung Rekrut 57 Bekas Pegawai KPK Jadi ASN, Polri Masih Tunggu Aturan Terbit
Langkah ini akan diikuti produsen vaksin lainnya, termasuk produsen vaksin yang digunakan di Indonesia.
Menurut Tjandra, masih perlu beberapa minggu untuk memastikan ada tidaknya dampak varian baru ini pada lima hal.
Di antaranya, penyebaran, beratnya penyakit, infeksi ulang, apakah PCR dan rapid antigen masih dapat digunakan dan dampaknya pada vaksin.
Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 RI 27 November 2021: Suntikan Pertama 138.119.613, Dosis Kedua 93.666.839
Selain di beberapa negara Afrika, varian ini juga sudah dilaporkan dari Belgia di Eropa dan Hong Kong di Asia, jadi sudah lintas benua di dunia.
"Makin banyak negara yang memberlakukan aturan restriksi khusus bagi masuknya orang asing dari negara terjangkit," terangnya.
Kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini sebanyak 8.226 orang per 27 November 2021, dan sebanyak 143.807 orang meninggal.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 24 November 2021, dikutip Wartakotalive dari laman Covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 863.633 (20.3%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 707.486 (16.6%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 486.161 (11.4%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 399.226 (9.4%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 158.202 (3.7%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 156.527 (3.7%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 132.632 (3.1%)
RIAU
Jumlah Kasus: 128.634 (3.0%)
BALI
Jumlah Kasus: 114.136 (2.7%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 109.887 (2.6%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 106.007 (2.5%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 89.834 (2.1%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 69.894 (1.6%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 63.973 (1.5%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 59.925 (1.4%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 53.874 (1.3%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 52.223 (1.2%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 49.664 (1.2%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 47.123 (1.1%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 45.608 (1.1%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 41.492 (1.0%)
ACEH
Jumlah Kasus: 38.408 (0.9%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 35.869 (0.8%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 34.692 (0.8%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 34.320 (0.8%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 29.765 (0.7%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 27.769 (0.7%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 23.334 (0.5%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 23.102 (0.5%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 20.156 (0.5%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 14.585 (0.3%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 12.350 (0.3%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 12.097 (0.3%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 11.834 (0.3%). (Aisyah Nursyamsi)