Lifestyle

Ada Filosofi Dibalik Lengket dan Manis Kudapan Khas Betawi Tape Uli

Tape uli adalah makanan khas Betawi yang terdiri dari tape dan uli, kudapan yang keduanya sama-sama berbahan dasar beras ketan

Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: LilisSetyaningsih
Warta Kota/Yolanda Putri Dewanti
Bang Dul salah satu pedagang kuliner khas Betawi yakni tape uli yang berjualan di Gedung Kesenian, Kota Bekasi, Sabtu (27/11/21 

WARTAKOTALIVE.COM BEKASI -- Ditengah gempuran makanan kekinian yang mengisi rongga perut generasi muda, makanan tradisional harus siap berinovasi.

Salah satunya dengan menjual secara online.

Tape uli adalah makanan khas Betawi yang terdiri dari tape dan uli, kudapan yang keduanya sama-sama berbahan dasar beras ketan dengan proses pembuatan yang berbeda.

Tape adalah beras ketan hitam yang difermentasi sehingga mempunyai rasa asam manis yang meleleh di mulut ketika disantap.

Baca juga: Selain Lezat, Pengusaha kuliner juga Harus Kreasikan Produk yang Sehat dan Profitable,ini Caranya

Baca juga: Kolaborasi Food vlogger Tanboy Kun dan Ngedagging Luncurkan 3 Menu Spesial Daging

Sedangkan uli merupakan beras ketan putih yang dikukus, dicampur dengan santan kelapa, kemudian dihaluskan dan dibungkus dengan daun pisang.

Bang Dul salah satu penjual tape uli mengatakan bahwa filosofi tape uli sendiri sebagai simbol kekeluargaan atau silaturahim yang terjalin antarkeluarga.

Hingga kini, tape uli dihidangkan untuk berbagai acara besar yang menyimbolkan kebersamaan, seperti Idulfitri, Iduladha, dan perayaan Maulid serta acara pernikahan.

"Tape uli bang Dul namanya, hasil buatan istri sendiri filosofi dari tape uli ini adalah lengket dan manis. Kalau buat orang Betawi ini zaman dulunya ini buat seserahan penganten, karena kalau tidak ada pakai tape uli kayaknya kurang lengket gitu, kurang manis," ucap Dul di Gedung Kesenian Kota Bekasi, Sabtu (27/11/21).

Baca juga: Swarga Beranda Indonesia, Resto Kekinian dengan Citarasa Indonesia Hadir di Sogo Central Park

Baca juga: Pacu Adrenalin dengan Menikmati Menu Ular Kobra, Bonus Lihat Atraksi Memasaknya yang Penuh Risiko

Selain tape uli, masih ada beberapa makanan pengiring lainnya, seperti kue geplak, wajik, kue lapis pepe, dan dodol, yang mulai jarang ditemui.

Dengan begitu, Dul berharap agar generasi muda dapat melestarikan makanan khas Betawi seperti tape uli agar tidak hilang.

"Jadi, harapan saya buat generasi muda ini mestinya harus kenal. Karena dari keturunan orangtua itu mungkin pada saat dia diacara pernikahan sudah pasti diadakan kuliner khas Betawi ini," jelasnya.

Selain itu, untuk dapat melestarikan kuliner tersebut agar tidak hilang, Dul memasarkannya secara online.

Baca juga: Poekisan: Tawarkan Kue Pukis Kekinian Dengan Varian Rasa dan Topping

Baca juga: Icip Bebek Muda Goreng Kremes Bebek Kaleyo di Jatiasih, Interiornya Instagramable Lho

"Ya, saya juga sekarang jualinnya secara online," tambahnya.

Adapun kisaran satu paket tape dan uli dibandrol dengan harga Rp15 ribu sampai dengan Rp50 ribu.

Salah satu pembeli yakni Devi menuturkan bahwa kuliner khas Betawi tape uli ini masih menjadi pilihan ia bersama keluarganya. 

"Iya memang dari dulu suka, karena engkong (kakek) masih suka juga jadi sekalian beliin," ucap Devi di lokasi.(m27)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved