Lifestyle
Kelelahan hingga Rambut Rontok Tak Kunjung Hilang Setelah Sembuh dari Covid-19, Cara Mengatasinya
Walaupun lolos dari maut, para penyintas Covid-19, seringkali masih merasakan gejala pasca sembuh atau kondisi post-Covid syndrome.
Penulis: LilisSetyaningsih | Editor: LilisSetyaningsih
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Berdasarkan pemantuan kasus Covid-19 di Covid19.go.id, tercatat ada 4.255.268 orang Indonesia yang terkena Covid-19.
Sebagian besar menjadi penyintas Covid-19.
Walaupun lolos dari maut, para penyintas Covid-19, seringkali masih merasakan gejala pasca sembuh atau kondisi post-Covid syndrome.
Dokter spesialis penyakit dalam dr. Hikmat Pramukti, SpPD mengatakan, post-Covid syndrome adalah kumpulan gejala, tanda, dan parameter klinis yang masih dirasakan lebih dari 2 minggu sesudah terkena Covid-19.
Baca juga: Termasuk dalam golongan Rentan Terkena Infeksi, Ibu Hamil dan Menyusui Jangan Ragu Vaksinasi Covid19
Baca juga: Jejaring Menang Bersama Rangkul Masyarakat Beradaptasi saat Pandemi dan Menjalani Transisi kehidupan
Kondisi ini tidak kembali ke keadaan awal sebelum sakit.
Ada 5 gejala paling sering terjadi pada penyintas Covid-19, yaitu:
Kelelahan/fatigue (58 persen)
Sakit kepala (44 persen)
Gangguan fokus (27 persen)
Rambut rontok/hair loss (25 persen)
Sesak napas (24 persen)
Gejala lainnya, seperti batuk, perasaan tidak nyaman di dada, gangguan kardiovaskular (aritimia, miokarditis), neurologis (demensia, depresi, gangguan kecemasan, attention disorder, obsessive compulsive disorders).
Baca juga: Kelurahan Kebon Kacang Gelar Vaksinasi Covid-19 Berkerjasama dengan RSUD Tanah Abang
Baca juga: Fluktuasi Level Gula Darah Bisa Mengakibatkan Imunitas Tubuh jadi Lemah dan Mudah Terpapar Virus
"Kelelahan atau fatigue adalah gejala yang paling sering ditemukan pada post-Covid syndrome," ujarnya, Jumat (26/11/2021).
Beberapa studi menyatakan keluhan ini masih dirasakan penyintas Covid-19, bahkan setelah 100 hari sejak terkena Covid-19.
Pada pasien yang sempat mengalami kondisi gangguan paru berat saat terkena Covid-19, seperti acute respiratory distress syndrome (ARDS), dua pertiga dari mereka merasakan keluhan fatigue yang signifikan setelah setahun terkena Covid-19.
Keluhan yang dirasakan sangat mirip dengan sindroma chronic fatigue/kelelahan kronis, yakni terdiri dari kelelahan yang menjadikan tubuh tidak berdaya, nyeri, mengalami disabillitas neurokognitif, gangguan tidur, gejala disfungsi otonom, serta perburukan kondisi fisik dan kognitif.

"Kondisi hipertensi, obesitas, serta gangguan kesehatan mental menjadi beberapa faktor risiko seseorang mengalami post-Covid syndrome," ujar dokter dari RS Pondok Indah - Pondok Indah.
Sementara itu, penyebab pasti terjadinya post-Covid syndrome masih terus diobservasi.
Ada pula yang menyebutkan bahwa post-Covid syndrome terjadi akibat kerusakan organ-organ yang disebabkan oleh virus dan sisa peradangan yang masih berlangsung walaupun virus sudah tidak ada.