Bentrok PP vs FBR Akibatkan 5 Orang Luka Bacok Hingga Usus Terburai, Ini Penyebabnya
Polres Metro Tangerang Kota lalu mengamankan 10 orang dalam peristiwa itu. Dua orang diantaranya telah ditetapkan menjadi tersangka
Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Budi Sam Law Malau
WARTAKOTALIVE.COM, TANGERANG -- Bentrokan antara dua organisasi masyarakat (ormas) Pemuda Pancasila (PP) dan Forum Betawi Rempug (FBR) pecah di Pasar Lembang, Ciledug, Jumat (19/11/2021) malam.
Tiga orang diketahui terkapar menderita luka bacok di perut dan kepala. Bahkan salah satu korban ususnya terburai.
Polres Metro Tangerang Kota lalu mengamankan 10 orang dalam peristiwa itu. Dua orang diantaranya telah ditetapkan menjadi tersangka penganiayaan.
Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Deonijiu De Fatima mengatakan, bentrok antara dua ormas tersebut telah sering kali terjadi.
Pihak kepolisian juga telah beberapa kali melakukan mediasi kepada para pimpinan dua belah pihak ormas itu, guna mengantisipasi hal serupa terulang.
Kendati demikian, bentrok masih kembali terulang.
Bahkan tak jarang menimbulkan korban.
Terbaru, lima orang menjadi korban luka, salah seorang diantaranya merupakan masyarakat umum yang berprofesi sebagai juru parkir.
Baca juga: Moeldoko Minta Masyarakat Jangan Sibuk Bicara Politik tetapi Fokus ke Presidensi G20 Indonesia 2022
Baca juga: Waketum PKB: Ganjar Pranowo Diframing Seakan-akan Elektabilitasnya Paling Tinggi
Baca juga: Sebanyak 8.000 Lebih Sekolah di Ibu Kota Telah Jalani PTM Terbatas Dengan Durasi 3 Sampai 5 Jam
Deonijiu De Fatima mengatakan, penyebab seringnya dua ormas tersebut saling bentrok adalah perebutan lahan parkir di kawasan Pasar Lembang, Ciledug, Kota Tangerang.
"Dua ormas itu selama ini memang sering terjadi bentrok, pemicunya karena memperebutkan lahan parkir di Pasar Lembang," ujar Kombes Pol Deonijiu De Fatima, Selasa(23/11/2021).
Menurutnya, dua ormas tersebut sebenarnya telah menentukan kesepakatan lahan parkir dengan secara bergantian setiap harinya.
Kendati demikian, tidak seluruh anggota dua ormas itu mengetahui kesepakatan yang terjadi.
Sehingga, ketika terdapat kelompok ormas lainnya melintas, anggota bawahan kelompok tersebut selalu terpacu dan terlibat bentrokan.
"Mereka ini sebenarnya sudah punya kesepakatan tertentu untuk lahan parkirnya. Misalnya, hari ini dari PP yang berjaga, besok yang menjaga dari kelompok FBR, begitu seterusnya secara bergantian setiap hari," ungkap Deonijiu.
"Akan tetapi, mungkin anggota bawahan kelompok itu tidak paham, jadi ketika kelompok yang sedang tidak bertugas melintas kawasan situ, sering adu mulut, nah itulah yang jadi pemicu awal sering terjadi bentrok," jelasnya.