Wagub Ariza Pastikan Tak Ada Klaster PTM di Sekolah di DKI

Sekalipun ada, kata dia, hal itu sudah terjadi beberapa waktu lalu dan pemerintah langsung melakukan upaya mitigasi.

Warta Kota/Yolanda Putri Dewanti
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria usai menghadiri acara donor darah dalam rangka hari pahlawan yang diadakan Bang Japar Jakarta Timur bekerjasama dengan BPPKB, di Pendopo Aksi DPD BPPKB Banten, Jakarta Timur, Minggu (21/11/21). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA  -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria atau Ariza mengklaim, tidak ada klaster Covid-19 di sekolah untuk saat ini, terutama di sekolah-sekolah yang telah menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

Sekalipun ada, kata dia, hal itu sudah terjadi beberapa waktu lalu dan pemerintah langsung bertindak cepat melakukan upaya mitigasi.

Langkah yang dilakukan katanya mulai dari pengetesan Covid-19 di kalangan peserta didik dan guru untuk melacak penyebaran, hingga menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM) untuk proses sterilisasi.

“Sampai hari ini kita di DKI Jakarta tidak ada klaster sekolah. Sekalipun ada beberapa klaster sekolah itu langsung kami tutup ya, begitu juga klaster keluarga,” ujar Ariza di Balai Kota DKI pada Senin (22/11/2021).

Ariza menungkapan, hal itu diperkuat dengan penyebaran Covid-19 yang cenderung masih konsisten.

Berdasarkan data yang dia punya, keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) untuk ruang isolasi mencapai empat persen, sedangkan ICU enam persen dari total keseluruhannya sekitar 11.000 unit.

Baca juga: Haris Azhar Akan Proses Hukum Temuan Data Ops Militer Intan Jaya yang Dipersoalkan Luhut

Baca juga: Mulai 1 Desember Munarman Bakal Jalani Sidang Kasus Terorisme di PN Jakarta Timur

Baca juga: Diminta BWF, Lauren Smith Pebulutangkis Cantik Asal Inggris Banting Stir Jadi Jurnalis

“Tandanya penyebaran Covid-19 di Jakarta telah menurun seiring dengan peningkatan vaksin yang sudah mencapai 11.501.626 orang. Kami minta masyarakat yang belum divaksin, agar datangi ke sentra-sentra vaksinasi yang disediakan pemerintah atau pihak swasta,” jelasnya.

Menurut dia, pada prinsipnya pemerintah selalu melakukan berbagai upaya pencegahan penularan Covid-19 saat PTM berlangsung.

Mulai dari asesmen sekolah yang ingin mengikuti PTM sampai adanya pembentukan Satgas Covid-19 di lingkungan sekolah.

Satgas bertujuan untuk mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan 5M. Harapannya potensi penyebaran Covid-19 antarpelajar melalui interaksi langsung dapat ditekan, bahkan dihindari.

Namun demikian, para pelajar tetap memiliki potensi terpapar Covid-19 atau menjadi pembawa (carrier) jika mereka tidak taat terhadap prokes.

Baca juga: Addie MS dan Memes Semakin Kenal Satu Sama Lain, Maklum Sudah 34 Tahun Menikah

Baca juga: Panglima TNI Bakal Menghadap Jokowi untuk Pilih Pangkostrad Pengganti Dudung Abdurachman

Baca juga: Haris Azhar Tak Masalah Mediasi dengan Luhut Gagal, Ancam Bongkar Dokumen Penting biar Publik Tahu

Terutama bagi pelajar yang berangkat dan pulang naik angkutan umum, karena mereka berinteraksi dengan penumpang lain ketika di dalam kendaraan.

“Mungkin juga pulang ke rumah teman dan sebagainya itulah potensi terjadinya penyebaran bagi anak-anak yang ikut PTM. Itu sesungguhnya (penularan) bukan di sekolah, tapi dalam perjalanan pergi dari rumah ke sekolah dan dari pulang sekolah ke rumah,” katanya.

Karena itu, Ariza meminta kepada orangtua untuk ikut mengawasi anak-anaknya ketika berada di dalam perjalanan menuju sekolah ataupun kembali ke rumah. Orangtua juga harus memastikan anak mereka taat terhadap prokes 5M.

“Kami minta para orangtua semua untuk memastikan anak-anaknya yang sekolah terutama melaksanakan PTM untuk melaksanakan prokes dengan ketat,” imbuhnya. (faf)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved