Berita Kesehatan

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita SBY, Sering Dialami Pria Dewasa, Begini Cara Mencegahnya

Mengambil langkah pencegahan sejak awal dapat membantu seseorang mengurangi risiko kanker prostat di masa depan.

Editor: Feryanto Hadi
Kompas.com
Ilustrasi 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Staf Pribadi Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Ossy Dermawan angkat bicara mengenai beredarnya pertanyaan dan isu seputar kesehatan SBY.

Ossy membenarkan bahwa SBY didiagnosa mengalami kanker prostat stadium awal.

Karenanya SBY akan menjalani pengobatan di luar negeri. 

Lalu apa sebenarnya kanker prostat?

Penyakit kanker prostat adalah salah satu penyakit yang menjadi momok bagi kaum pria.

Menurut Bobby Liaw, MD, asisten profesor kedokteran, hermatologi, dan onkologi di Mount Sinai Health System di New York, AS, kanker prostat menyerang satu dari sembilan pria dalam kehidupan mereka.

Namun, kita sering tidak memikirkan bahaya kanker prostat hingga di kemudian hari penyakit tersebut datang menimpa.

Padahal, mengambil langkah pencegahan sejak awal dapat membantu seseorang mengurangi risiko kanker prostat di masa depan.

Baca juga: Mohon Doanya, Pak SBY Didiagnosa Kanker Prostat, Jokowi Segera Kirimkan Dokter Kepresidenan

Liaw, yang kini berusia 37 tahun, menyarankan beberapa tindakan untuk mencegah kanker prostat.

Antara lain:

1. Mengatur menu makan

"Menjadi spesialis dalam kanker prostat mendorong saya untuk mengurangi asupan daging merah menjadi dua atau tiga kali sebulan, dan menghentikan asupan daging olahan," kata Liaw.

Ia menambahkan, mengurangi asupan daging dan memperbanyak makan sayuran seperti brokoli, kembang kol, dan kangkung serta makanan dengan antioksidan dapat mengurangi risiko kanker prostat.

2. Tetap aktif bergerak

Semua orang berpikir aktif olahraga dan menjaga berat badan akan membantu kebugaran kardiovaskular.

Tetapi hal itu juga penting untuk mengurangi risiko kanker prostat, kata Liaw.

"Tidak ada latihan spesifik untuk melindungi prostat kita, tetapi setidaknya olahraga ringan 150 menit dalam seminggu dikaitkan dengan risiko kanker prostat yang lebih rendah."

"Saya mengangkat beban dan berlari secara teratur karena berbagai alasan kesehatan."

3. Mengetahui riwayat kesehatan keluarga

Liaw mengatakan, ia baru saja mempunyai pasien yang mengaku tidak tahu jika ayahnya menderita kanker prostat.

"Jika ayah atau saudara laki-laki kita memiliki kanker prostat, risiko kita juga terkena dua sampai tiga kali lebih tinggi"

"Tanyakan pada orangtuamu tentang riwayat kesehatan mereka."

4. Cari tahu obat untuk mengurangi risiko kanker prostat

Beberapa dokter, kata Liaw, meresepkan obat dutasteride dan finasteride yang digunakan untuk mengobati prostat yang membesar.

Namun penggunaan obat tersebut masih menjadi kontroversi.

"Obat-obatan itu dapat mengurangi risiko hanya untuk kanker tingkat rendah dan memengaruhi libido, menyebabkan disfungsi ereksi, dan bisa memperbesar payudara," tutur dia.

"Bagi saya, menimbang risiko yang saya miliki, etnis, kurangnya riwayat keluarga, dan keinginan untuk tidak merusak libido atau dada"

"saya tidak mengambil salah satu dari kedua obat tersebut."

Liaw menyarankan, jika kita berusia 40 tahun atau lebih dan mempunyai ayah yang didiagnosis menderita kanker prostat sebelum berusia 65 tahun, lakukan pemeriksaan.

"Jika kita berusia 45 tahun atau lebih dan keturunan Afrika-Amerika, atau memiliki kerabat yang didiagnosis kanker prostat sebelum berusia 65 tahun, lakukan screening."

"Apabila kita berusia antara 55-69 tahun, buat jadwal dengan dokter kita untuk melakukan pemeriksaan," sambungnya.

Omega 3 Picu Kanker Prostat?

Beberapa waktu yang lalu ramai dibicarakan di media sosial bahwa konsumsi suplemen minyak ikan (Omega-3) dapat meningkatkan risiko kanker prostat.

Sehingga banyak orang mulai ‘takut’ mengonsumsi suplemen dan makanan yang kaya Omega-3.

Benarkah Omega-3 menjadi penyebabnya?

Anggapan ini muncul setelah sebuah studi yang dilakukan Fred Hutchinson Cancer Research Center mengklaim bahwa pria yang memiliki kadar tinggi Omega-3 di dalam darahnya memiliki risiko 70 persen mengembangkan kanker prostat tingkat lanjut dan hampir 45 persen berisiko mengalami kanker prostat tingkat rendah.

Dalam sebuah pernyataan tertulis, salah satu peneliti menekankan bahwa ia telah berhasil membuktikan bahwa penggunaan suplemen Omea-3 dapat membahayakan kesehatan.

Pernyataan inipun banyak menuai kritikan dari para ahli medis dan nutrisi dunia.

Para dokter dan praktisi gizi dunia menyatakan bahwa kesimpulan tanpa bukti yang valid dari Fred Hutchinson Cancer Research Center tersebut menjadi informasi yang meresahkan dan menyesatkan banyak orang.

“Jika Omega-3 menjadi kambing hitam penyebab kanker prostat, coba Anda lihat negara-negara yang banyak mengonsumsi ikan sebagai sumber Omega-3 tinggi"

"apakah negara tersebut memiliki penduduk dengan kanker prostat terbanyak, tentu tidak!” sanggah Jim Stoppani, PhD, selaku pakar nutrisi dunia sekaligus kontibutor di bodybuidling.com.

Kelemahan lain dari studi yang dilakukan Fred Hutchinson Cancer Research Center tersebut bahwa mereka tidak memberi subyek penelitian dengan suplemen Omega-3 atau bahkan memberi mereka pola makan tinggi Omega-3.

Kesimpulan yang mereka dapatkan hanyalah berdasarkan data terdahulu yang meneliti kadar Omega-3 dalam darah subyek penelitian dan pengaruhnya terhadap kanker prostat.

Bahkan mereka tidak melihat faktor risiko lain penyebab kanker prostat, tetapi langsung membuat kesimpulan bahwa Omega-3 dapat memicu kanker prostat.

“Studi di atas sama sekali belum bisa membuktikan secara ilmiah bahwa Omega-3 bisa memicu kanker prostat"

"Para praktisi kesehatan dan nutrisi pun sepakat bahwa studi yang dilakukan Fred Hutchinson Cancer Research Center adalah studi yang cacat,” terang Profesor Malcolm Mason dari Cancer Research UK.

Yang tidak kalah menarik dari penelitian yang dilakukan Fred Hutchinson Cancer Research Center adalah pria yang terbiasa merokok secara signifikan dapat mengurangi risiko kanker prostat daripada pria yang tidak merokok.

Dari kesimpulan di atas Anda sudah bisa menilai sendiri seperti apa cacatnya penelitian tersebut.

Mereka juga menyatakan bahwa pria yang memiliki kadar trans fat yang tinggi dalam tubuhnya berisiko rendah sebesar 50 persen terkena kanker prostat.

Ya, mereka mengatakan trans fat, lemak terjahat yang bisa membunuh manusia dalam waktu singkat.

Well, jika Anda percaya dengan studi yang menyesatkan dari Fred Hutchinson Cancer Research Center ini maka mulai sekarang Anda tidak perlu lagi makan salmon, tuna atau kacang-kacangan tapi mulailah makan junk food dan biasakan merokok agar Anda terbebas dari kanker prostat.

Terdengar seperti ide yang bagus bukan, tentu TIDAK! terutama bagi fitnessmania yang tahu pentingnya hidup sehat dan panjang umur.

So, tidak perlu percaya dengan penelitian yang tidak terbukti secara ilmiah apalagi sampai menjerumuskan masyarakat dengan informasi yang tidak benar.

Baca juga: Ini Pentingnya Deteksi Dini dan Penanganan Kanker Prostat pada Pria Dewasa

Omega-3 adalah nutrisi yang aman dikonsumsi baik dalam bentuk suplemen ataupun makanan.

Omega-3 akan membantu Anda memerangi penyakit jantung, meningkatkan massa otot, menjaga kesehatan persendian, mencerdaskan otak dan yang paling penting mencegah Anda dari serangan berbagai macam kanker, termasuk kanker prostat.

(Kompas.com/duniafitnes)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved