Harga Minyak Goreng Melonjak, Pedagang dan Pembeli di Pasar Palmerah Mengeluh
Pedagang minyak goreng di Pasar Palmerah, Sri mengaku sempat diprotes para pembelinya karena adanya kenaikan harga.
Penulis: Miftahul Munir | Editor: Budi Sam Law Malau
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Sudah sebulan terakhir ini harga minyak goreng, baik kemasan atau curah di sejumlah pasar di Jakarta mengalami kenaikan.
Harga minyak goreng kemasan yang awalnya sekira Rp, 15.000 perliter, kini menjadi Rp, 21.000 perliter.
Sementara minyak goreng curah yang awalnya berkisar Rp, 13.000 kini menjadi Rp, 20.000.
Kenaikan harga minyak goreng ini dikeluhkan sejumlah pedagang Pasar Palmerah dan juga para konsumennya, Jumat (29/10/2021) pagi.
Baca juga: Salut! Pedagang Gorengan Ini Tetap Pakai Migor Kemasan Demi Kesehatan, Meski Harganya Melonjak
Pedagang minyak goreng di Pasar Palmerah, Sri mengaku sempat diprotes para pembelinya karena adanya kenaikan harga.
Tapi Sri tidak dapat berbuat apa-apa karena memang kenaikan harga minyak bukan atas keinginan dirinya, tapi dari distributor.
"Banyak yang protes, bahkan saat tahu harganya naik sampai ada yang enggak jadi beli," katanya kepada Wartakotalive.com, Jumat.
Para pembelinya sempat mempertanyakan penyebab kenaikan harga minyak goreng yang dijual para pedagang pasar.
Padahal, dari penjualan minyak goreng itu Sri hanya mengambil keuntungan sekitar Rp, 2.000.
Menurutnya penjualan minyak goreng ini paling banyak diburu ibu rumah tangga.
"Kan namanya ibu-ibu itu kalau mau masak harus ada minyak goreng, gara-gara harga naik penjualan kita juga menurun," jelas dia.
Sebelum ada kenaikan harga, Sri dapat menjual minyak kemasan sebanyak 10 sampai 15 per hari. Namun kini penjualan tidak sampai 10 kemasan.
Sedangkan untuk minyak curah, Sri biasanya dapat menjual sekitar 20 kilogram dan saat ini hanya 5 sampai 10 kilogram.
"Harapan pedagang harga minyak goreng bisa turun lagi, normal lagi," pintanya.
Sementara itu, seorang pembeli minyak goreng, Siwi merasa keberatan dengan harga minyak goreng yang naik di harga Rp, 20.000.
Siwi pun akhirnya membeli minyak goreng curah setengah kilogram dengan harga Rp, 10.000.
Jika tidak ada penurunan, kata dia, maka bakal mempengaruhi pengeluaran bulanan.
Apalagi saat ini pandemi Covid-19 masih terjadi dan gaji bulanan suaminya belum kembali normal.
"Ya merasa berat, kalau bisa sih turun lagi," ungkap Siwi.
Siwi meminta kepada Presiden Joko Widodo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menjawab keresahan ibu rumah tangga terkait kenaikan harga minyak di Jakarta.
Sehingga setiap hari ia dapat menggoreng makanan untuk keluarganya di rumah.
"Enggak mungkin saya masak itu yang direbus-rebus doang, harus ada lauk yang digoreng," tuturnya.(m26)