Dianggap Layak Jadi Jubir Jokowi, Johan Budi: Saya Kan Sudah Pernah, Sebaiknya Orang Lain Saja

Johan Budi enggan berkomentar lebih jauh mengenai peluang dirinya kembali dipilih Jokowi sebagai jubir.

Kompas.com
Johan Budi Sapto Pribowo, dianggap layak mengisi kekosongan posisi juru bicara Presiden Jokowi. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Fraksi PDIP Johan Budi Sapto Pribowo, dianggap layak mengisi kekosongan posisi juru bicara Presiden Jokowi, menggantikan Fadjroel Rachman yang dilantik menjadi Duta Besar Indonesia untuk Kazakhstan dan Tajikistan.

Lantas, bagaimana respons Johan Budi?

Johan Budi mengatakan lebih baik orang lain yang menjadi jubir presiden, lantaran dirinya sudah pernah menjabat posisi tersebut.

Baca juga: BREAKING NEWS: Tes PCR Turun Harga Jadi Rp 275 Ribu untuk Jawa-Bali, Rp 300 Ribu di Pulau Lain

"Saya kan sudah pernah jadi jubirnya Pak Jokowi."

"Ya sebaiknya orang lain, jangan saya," kata mantan juru bicara KPK itu saat dihubungi Tribunnews, Rabu (27/10/2021).

Johan Budi enggan berkomentar lebih jauh mengenai peluang dirinya kembali dipilih Jokowi sebagai jubir.

Baca juga: Penyuntikan Dimulai Tahun Depan, Pemerintah Kaji Kombinasi Merek Paling Ideal untuk Vaksin Booster

Dia kini memilih lebih fokus pekerjaannya sebagai wakil rakyat.

Namun, Johan Budi menyampaikan kriteria seorang jubir yang pantas menggantikan Fadjroel.

Pertama, menurut Johan, seorang jubir tak boleh memiliki kepentingan pribadi.

Baca juga: Apa Kabar Rencana Rekrutmen 57 Mantan Pegawai KPK Jadi ASN? Polri: Masih Diproses

Jubir harus paham pernyataannya mewakili keinginan Kepala Negara.

"Dia harus paham bahwa dia adalah juru bicara Pak Jokowi."

"Sehingga setiap perkataan yang dia sampaikan ke masyarakat melalui media itu adalah suaranya Pak Jokowi, karena dia adalah jubirnya Pak Jokowi," tuturnya.

Baca juga: Pemerintah Sudah Habiskan Rp 28,2 Triliun untuk Belanja Vaksin Covid-19

Kedua, lanjut Johan Budi, jubir harus bisa berinteraksi langsung dengan Presiden Jokowi, tidak melalui orang lain.

"Jadi dia harus bisa berkomunikasi langsung, karena setiap persoalan itu dinamis."

"Dia harus tahu betul apa sikap atau kemauan Pak Jokowi terkait dengan satu persoalan, misalnya yang terkait dengan kinerja atau terkait dengan Pak Presiden Jokowi," paparnya.

Baca juga: Pengamat: Kalau Menentukan Jadwal Pemilu Saja Masih Ragu, Berarti KPU Tidak Mandiri

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved