Info BPJS Kesehatan
Kasmin Meyakini Program JKN-KIS Merupakan Sarana untuk Pencegahan Kemiskinan
Dari awal menjadi peserta JKN-KIS, Kasmin termasuk dalam segmen kepesertaan Pekerja Penerima Upah (PPU) yang besaran iurannya 5 persen dari gajinya.
WARTAKOTALIVE.COM, TIGARAKSA — Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia (JKN-KIS) sudah memasuki tahun ke delapan.
Sampai dengan April 2021, jumlah kepesertaan Program JKN-KIS sudah mencapai 223 juta rakyat Indonesia.
Begitu juga dengan Kasmin (52), salah satu pegawai di perusahaan swasta ini, sudah menjadi peserta JKN-KIS sejak 1 Januari 2014. Menurutnya, program JKN-KIS ini sangat luar biasa.
“Program ini harus didukung dan ditingkatkan lagi kepesertaannya karena kita harus ingat dan sadari bahwa JKN-KIS ini merupakan sarana pencegahan kemiskinan. Orang yang sudah mapan atau sudah berkecukupan, jangan sampai jatuh miskin karena sakit. Salah satu perlindungannya adalah menjadi peserta JKN-KIS. Masyarakat perlu mendapatkan edukasi mengenai hal tersebut sehingga masyarakat mampu memahami dan turut serta dalam mendukung Program JKN-KIS,” ujar Kasmin, baru-baru ini.
Kasmin menyampaikan cerita yang pernah ia dengar. Salah satu peserta JKN-KIS mendaftarkan dirinya pada saat hamil 8 bulan. Satu bulan kemudian, peserta tersebut menjalani persalinan tanpa dipungut biaya sama sekali.
Jika tidak memanfaatkan JKN-KIS, Ia harus merogoh kocek minimal Rp10 juta. Bisa dibayangkan betapa besar manfaat yang diterima padahal baru dua kali membayarkan iuran.
“Saya juga pernah mendengarkan cerita ada satu peserta JKN-KIS yang menghabiskan Rp1,2 milyar untuk membiayai pengobatannya, namun seluruh biaya pengobatan itu dijamin oleh Program JKN-KIS sehingga biaya pengobatan menjadi gratis. Jika tanpa campur tangan orang-orang yang sehat membantu orang-orang yang sakit melalui Program JKN-KIS, siapa yang mau membiayai pelayanan kesehatan mereka. Itulah mengapa masyarakat perlu memahami pentingnya menjadi peserta JKN-KIS dan rutin membayar iuran,” ungkap pria kelahiran Sukoharjo ini.
Dari awal menjadi peserta JKN-KIS, Kasmin termasuk dalam segmen kepesertaan Pekerja Penerima Upah (PPU) yang besaran iurannya 5 persen dari gajinya.
Dalam pembayaran iuran JKN-KIS ini, perusahaan tempat ia bekerja membayarkan sebesar 4 persen dan Kasmin juga turut berkontribusi sebesar 1 persen yang dipotong dari gaji yang ia terima setiap bulannya untuk menggenapkan besaran 5 persen tersebut.
“Membayar iuran merupakan bentuk kontribusi kita agar Program JKN-KIS ini tetap berjalan secara berkesinambungan. Bentuk kontribusi lainnya yang dapat kita lakukan adalah menjaga kesehatan. Kalau kita tidak sakit, sebenarnya kita sudah berkontribusi dengan tidak membuang-buang uang yang tidak perlu sehingga pencegahan kemiskinan dapat terjadi. Selain itu, memberikan edukasi kepada masyarakat yang belum memahami pentingnya Program JKN-KIS juga menjadi salah satu kontribusi kita untuk mendukung keberlanjutan program ini,” tutur bapak dari tiga orang anak ini.
Kasmin berharap BPJS Kesehatan Cabang Tigaraksa terus merangkul masyarakat di wilayah Kabupaten Tangerang yang memiliki beraneka ragam latar belakang, terutama yang berada di pelosok yang tidak bisa menjangkau kantor cabang atau sumber-sumber informasi yang memanfaatkan jaringan komunikasi elektronik.
BPJS Kesehatan perlu memberikan pemahamanan kepada masyarakat bahwa program ini program negara, program milik kita semua.
Kontribusi masyarakat sangat diperlukan agar implementasi Program JKN-KIS dapat berjalan optimal dan berkesinambungan untuk melindungi masyarakat dari kemiskinan. (*)
