Viral Media Sosial
Merah Putih Tak Bisa Berkibar karena Disanksi WADA, Roy Suryo Ingatkan Jasanya Ketika Jabat Menpora
Bendera Merah Putih Tak Bisa Berkibar karena Disanksi WADA, Roy Suryo Ingatkan Jasanya Ketika Jabat Menpora. Berikut
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia, Kanjeng Raden Mas Tumenggung Roy Suryo Notodiprojo atau akrab disapa Roy Suryo menyoroti tidak berkibarnya bendera merah putih dalam ajang Piala Thomas.
Tidak berkibarnya Sang Saka Merah Putih di Ceres Arena, Aarhus, Denmark pada Minggu (17/10/2021) malam itu diungkitnya karena sanksi WADA (World Anti Doping Agency) yang dijatuhkan kepada Indonesia.
Momen tersebut diunggah Roy Suryo kembali lewat akun twitternya @KRMTRoySuryo2; pada Senin (18/10/2021).
Dirinya menyesalkan prestasi yang berhasil diraih para anak bangsa tidak disempurnakan dengan pengibaran bendera merah putih.
Namun, dirinya mengucapkan selamat atas keberhasilan tersebut.
Pasalnya, tim Indonesia gagal mengangkat Piala Thomas lebih dari 19 tahun, tepatnya sejak 2002 silam.
"Selamat & Sukses berhasil merebut Piala Thomas kembali. Sayang sekali Bendera Merah Putih tdk bisa dikibarkan (& digantikan Logo "PBSI") karena kita memang sedang disanksi WADA (World Anti Doping Agency) sbgmn yg saya tulis tempo hari. Alhamdulillah Lagu "Indonesia Raya" boleh," tulis Roy Suryo..
"Sekalilagi Kemenangan Tim Thomas patut kita syukuri bersama, meski ada kasus ditengah2 Sanksi WADA sehingga Tidak ada Pengibaran Bendera Merah Putih spt biasanya. Tetapi kok ya ada pikiran2 GENIUS spt ini di WA Group ya? Memang sudah Laten alias Parah ini penularannya .. AMBYAR," jelasnya.
Padahal, permasalahan dopping tersebut telah diantisipasinya ketika menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) pada tahun 2013 silam.
Ketika itu, dirinya meresmikan laboratorium pengujian doping pertama di Indonesia yang berada di kompleks Institut Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.
Laboratorium pengujian doping ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan.
Sebab diketahui, tes doping terutama bagi atlet harus dilakukan di luar negeri, seperti di Malaysia dan Thailand.
"Pemerintah dlm hal ini Kemenpora, harus Evaluasi serius KOI & khususnya LADI (yg setahun ini gonta-ganti Pengurus sampai 3x)," tulis Roy Suryo.
"Padahal dulu th 2013 saja kita malah sudah merintis Lab Anti Doping di ITB & kerjasama dgn British. Salilagi ini Serius, kasihan Nasib Atlet2 kita. AMBYAR," jelasnya.
Menpora Minta Maaf
Menpora Zainudin Amali secara terbuka menyampaikan permintaan maaf setelah bendera Merah Putih tidak bisa berkibar ketika tim beregu putra Indonesia menjuarai Piala Thomas 2020.
Tim Indonesia sukses mengangkat trofi juara Piala Thomas 2020 setelah mengalahkan China 3-0 pada laga final yang dihelat di Ceres Arena, Aarhus, Denmark pada Minggu (17/10/2021) malam.
Dikutip dari Kompas.com, perayaan kemenangan tim Indonesia kali ini tidak sempurna karena bendera Merah Putih dilarang berkibar ketika lagu kebangsaan 'Indonesia Raya' berkumandang di Ceres Arena.
Larangan itu tidak lepas dari sanksi yang dijatuhkan World Anti-Doping Agency (WADA) kepada Lembaga Antidoping Indonesia (LADI).
WADA menjatuhkan sanksi karena Indonesia (lewat LADI) dianggap tidak mematuhi prosedur antidoping dalam hal ini adalah test doping plan (TDP) tahunan.
Akibat pelanggaran itulah bendera Merah Putih tidak bisa dikibarkan di podium Piala Thomas 2020. Sebagai gantinya, Indonesia terpaksa mengibarkan bendera PBSI.
Terkait hal itu, Menpora Zainudin Amali secara terbuka menyampaikan permintaan maaf kepada tim Indonesia yang berjuang di Piala Thomas 2020 dan juga publik Tanah Air.
Zainudin Amali memastikan bahwa pihak-pihak terkait mulai dari LADI hingga Komite Olimpiade Indonesia (NOC) segera bekerja agar sanksi dari WADA bisa dicabut secepatnya.
"Saya meminta maaf atas kejadian yang membuat kita semua tidak enak dan tidak nyaman (di Piala Thomas 2020)," kata Zainudin Amali dalam konferensi pers virtual pada Senin (18/10/2021).
"Seharusnya kita semua sekarang menikmati kegembiraan setelah Indonesia kembali menjadi juara Piala Thomas," ujar Zainudin Amali.
"Namun, kegembiraan itu tidak sempurna karena kita tidak bisa menyaksikan bendera Merah Putih dikibarkan," ucap Zainudin Amali.
"Selain LADI, saya juga menyampaikan permohonan maaf. Saya memohon maaf kepada seluruh rakyat Indonesia," tutur Zaiunudin Amali menambahkan.
Adapun Sekretaris Dewan Pengurus Harian LADI, Dessy Rosmelita, juga menyampaikan permintaan maaf.
Dessy Rosmelita memastikan LADI juga akan bekerja keras agar sanksi dari WADA bisa segera dicabut.
"Kami dari pengurus dewan harian LADI meminta maaf kepada Presiden Republik Indonesia, rakyat Indoesia, dan stakeholder terkait atas kejadian yang telah menimpa LADI dan semua secara spesifik," ujar Dessy.
"LADI akan mempercepat langkah-langkah ke depannya agar bisa terlepas dari ban dan compliant terhadap WADA," tutur Dessy menambahkan.
Sanksi dari WADA juga membuat Indonesia dilarang menjadi tuan rumah kejuaraan olahraga regional, kontinental, atau internasional.
Larangan tersebut akan berlangsung selama satu tahun dan akan dicabut sampai Indonesia dalam hal ini LADI menyelesaikan kewajibannya kepada WADA.
Demi mempercepat pencabutan sanksi WADA, Menpora memutuskan membentuk tim khusus yang akan dipimpin ole Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari.
Tim khusus itu beranggotakan Sekjen NOC, perwakilan pemerintah dan LADI, serta organisasi-organisasi olahraga yang dalam waktu dekat akan mengikuti kejuaraan internasional.
Kemenangan Indonesia
Dikutip dari Kompas.com, tunggal putra Indonesia Jonatan Christie mengalahkan Li Shi Feng (China) pada final Piala Thomas 2020.
Jonatan unggul 21-14, 18-21, 21-14 atas Li Shi Feng dalam drama tiga gim selama 1 jam 21 menit di Ceres Arena, Aarhus, Denmark pada Minggu (17/10/2021) malam.
Dengan kemenangan Jonatan yang tampil pada partai ketiga, Indonesia dipastikan keluar sebagai juara Piala Thomas 2020.
Skor akhir pertandingan Indonesia vs China di final Piala Thomas 2020 adalah 3-0 untuk kemenangan tim Merah Putih.
Ini merupakan gelar ke-14 bagi Indonesia di Piala Thomas, sekaligus yang pertama sejak 2002.
Jalannya Pertandingan
Jonatan Christie memulai pertandingan dengan mantap. Dia langsung unggul jauh 6-0 atas Lus Shi Feng.
Variasi pukulan drop shot menyilang, lob, dan smes menjadi andalan tunggal putra ranking tujuh dunia itu untuk meraup poin.
Jojo - sapaan akrab Jonatan Christie - sempat kehilangan enam poin sebelum memasuki interval dengan keunggulan 11-6.
Selepas jeda, satu smes tajam Jonatan dan satu kesalahan lawan, membuat Jojo menjauh tujuh angka, 13-6, dari Li Shi Feng.
Akan tetapi, setelah itu Jonatan malah banyak melakukan kesalahan sendiri. Keunggulannya menyempit menjadi 13-11.
Rentetan poin Li Shi Feng berhasil dihentikan Jonatan dengan pukulan netting tipis yang tak bisa dikembalikan lawan.
Skor menjadi 14-11. Jonatan tampaknya belum bisa benar-benar keluar dari tekanan lawan. Keunggulannya menyempit jadi 15-14.
Beberapa smes tajam Li Shi Feng gagal dikembalikan Jojo.
Namun, Jonatan perlahan-lahan mulai bangkit.
Dia berhasil meraih enam angka beruntun dan memenangi gim pertama dengan skor 21-14.
Pada gim kedua, Jonatan memulai laga dengan lambat.
Dia langsung tertinggal 1-5 dari lawan.
Beberapa bola silang Li Shi Feng tak mampu dikembalikan Jonatan.
Smes silang Li Shi Feng agaknya menjadi momok bagi Jonatan.
Ditambah lagi, Jonatan juga kerap melakukan kesalahan sendiri.
Akibatnya, dia tertinggal 2-7.
Jonatan Christie akhirnya memasuki interval dalam keadaan tertinggal 3-11 dari Li Shi Feng.
Setelah jeda, Jonatan Christie berhasil menambah dua angka berturut-turut, yang mengubah skor menjadi 5-11.
Sempat kehilangan dua poin setelah itu, Jonatan balik merebut empat angka beruntun untuk mengubah skor menjadi 9-13.
Smash tajam dan netting tipis menjadi andalan Jonatan untuk mendulang poin.
Jonatan terus menambah poin.
Dia berhasil mendekat 12-15 dari Li Shi Feng lewat variasi pukulan drop shot dan smes tajam.
Sayangnya, setelah itu pukulan Jonatan banyak yang keluar, akibatnya dia tertinggal 12-17 dari Li Shi Feng.
Memasuki poin-poin krusial, Jonatan mendekat 18-19.
Netting tipis menjadi senjata andalan Jonatan untuk meraup poin demi poin.
Namun, Jonatan Christie akhirnya harus kalah 18-21 dari Li Shi Feng.
Satu smes tajam dari lawan mengakhiri kebangkitan Jojo di pengujung gim kedua.
Pada gim penentuan, Jonatan berhasil mengambil dua poin pertama sebelum disamakan menjadi 2-2 oleh Li Shi Feng.
Setelah itu, pertandingan antara Jonatan Christie dan Li Shi Feng menjadi ketat.
Kedua pemain silih berganti mendulang angka.
Skor imbang terjadi hingga kedudukan 9-9.
Sayangnya, Jonatan terpaksa menyerah 9-11 dari Li Shi Feng.
Satu smes tajam lawan dan satu pukulan out Jonatan mengakhiri paruh pertama gim ketiga.
Selepas jeda, Jonatan Christie mencuri empat poin beruntun untuk membalikkan kedudukan menjadi 13-11.
Sempat disamakan Li Shi Feng 13-13, Jonatan kembali mengambil keunggulan menjadi 15-13 usai memenangi reli panjang selama 35 pukulan.
Jonatan terus menambah angka.
Dia meraih lima poin beruntun.
Skor berubah menjadi 20-13.
Jonatan Christie akhirnya berhasil memenangi gim kedua dengan skor 21-14.
Indonesia pun dipastikan menjadi juara Piala Thomas 2020.