DPP Pemuda Bulan Bintang Resmi Dilantik, Ini Harapan Ketum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra

Kepengurusan DPP Pemuda Bulan Bintang resmi dilantik Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Bulan Bintang (PBB).

Editor: PanjiBaskhara
Dok Pemuda Bulan Bintang
Kepengurusan DPP Pemuda Bulan Bintang resmi dilantik Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Bulan Bintang (PBB), pada Jumat (1/10/2021). 

Pemuda Bulan Bintang Tanggapi Polemik Partai Demokrat

Politikus Partai Demokrat Andi Arief beri sindiran menohok Pakar Hukum Tata Negara, Yusril Ihza Mahendra.

Sindiran itu tak jauh mengenai polemik Partai Demokrat versi Agus Harimurti Yudhoyono dan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko.

Hal itu, ditanggapi langsung Ketua Umum Pemuda Bulan Bintang, Wawan Sugiyanto, melalui siaran persnya, Sabtu (25/9/2021).

Wawan Sugiyanto akui, Yusril Ihza Mahendra diminta jadi pengacara empat mantan kader Partai Demokrat, namun bukan menjadi pengacara Partai Demokrat versi Moeldoko.

Wawan Sugiyanto menilai, Andi Arief tidak bisa berpikir secara jernih dan tak bisa bedakan mana profesi pengacara dan mana profesi politikus.

"Prof Yusril Ihza Mahendra diminta menjadi pengacara empat mantan kader Partai Demokrat, bukan diminta untuk menjadi pengacara Partai Demokrat versi Pak Moeldoko," tegas Wawan Sugiyanto.

Jadi, kata Wawan, tidak ada masalah jika Yusril Ihza Mahendra diminta oleh empat mantan kader untuk menggugat AD/ART yang dinilai melanggar konstitusi.

Wawan minta, agar Andi Arief membaca dan memahami lebih dahulu sebelum menyerang orang secara individu.

Ketua Umum Pemuda Bulan Bintang, Wawan Sugiyanto tanggapi Politikus Partai Demokrat Andi Arief yang menyindir Pakar Hukum Tata Negara, Yusril Ihza Mahendra, soal polemik Partai Demokrat versi Agus Harimurti Yudhoyono dan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko, Sabtu (25/9/2021). (Istimewa)

"Apa salahnya empat mantan kader Partai Demokrat meminta tolong kepada Yusril Ihza Mahendra untuk mencari keadilan dimata hukum," ucapnya.

"Kalau Andi Arief tidak terima silakan Partai Demokrat cari pengacara untuk uji materil di Mahkamah Konstitusi"

"Bukan teriak-teriak di medsos apalagi menyerang secara pribadi," tambahnya.

Wawan juga mengingatkan kepada Andi Arief, di Pemilu 2004 tak ada satu partai yang mau mendukung pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla.

“Kalau PBB dan Prof Yusril Ihza Mahendra tidak mau teken, kemungkinan pada waktu itu Pak SBY tidak akan jadi Presiden ke-6,” ujarnya.

Diberitakan Sripoku.com, Politikus Demokrat Andi Arief tuding pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra cari keuntungan dari polemik Partai Demokrat.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved